Sukses adalah Antara Peluang dan Kesiapan

Dalam banyak seminar kewirausahaan sering diulas bagaimana sukses terjadi. Kenapa sebagian orang bisa menjadi sukses dengan mudah dan sebagian lain begitu sulit mencapai titik kesuksesan?

Sukses adalah “the achievement of something desired” yang artinya tercapainya sesuatu yang diinginkan. Seseorang menjadi sukses manakala dia telah mencapai apa yang diinginkan.

Bacaan Lainnya

Walaupun apa yang diinginkan sederhana. Perasaan gembira, bahagia, puas mengikuti ketercapaian keinginan tersebut. Ada orang yang merasa sukses karena dapat berhasil menabung dan membeli motor. Ada yang merasa sukses karena telah berhasil memiliki mobil.

Dan ada orang yang baru merasa sukses karena telah berkasil memiliki pesawat terbang pribadi. Tingkatan sukses berbeda dari satu orang keorang lain. Semuanya bergantung pada apa yang sangat diinginkan dalam kehidupan.

Peluang untuk meraih sukses selalu ada di sekeliling kita. Kondisi yang ada disekitar kita semua adalah peluang. Tinggal kita sudah siap belum memanfaatkannya.

Peluang yang banyak tidak menjadi kesuksesan manakala seseorang belum siap untuk menangkap peluang tersebut.

Sebaliknya seseorang yang sudah sangat siap tapi tidak dapat melihat peluang yang ada maka kesuksesanpun belum juga terwujud. Tetapi lebih baik selalu menyiapkan diri dengan berbagai karakter dan kecakapan tertentu karena kadang-kadang peluang datang seperti kilat. Menyambar dan hilang begitu saja.

Seseorang yang selalu siap akan dapat menangkap peluang yang datang dengan tiba-tiba tersebut. Suatu contoh tentang sukses, peluang dan kesiapan saya alami sendiri dalam kehidupan.

Pada tahun 1980 saya hanyalah seorang guru Bahasa Inggris privat yang mengajar di tempat kursus, beberapa rumah, serta kantor. Saya ingin sekali punya lembaga kursus besar seperti lembaga kursus tempat saya mengajar. Bos saya, pemilik kursus tersebut, punya banyak cabang kursus dan berhasil membeli rumah-rumah dan gedung tempat kursusnya.

Dia membangun rumah besar dan bagus di Jakarta, dan menyekolahkan semua anak-anaknya ke luar negeri. Semuanya dari hasil usaha kursus-kursus yang dikelolanya.

Saya mempelajari kehidupannya, dari kecakapan yang dimilikinya, kebiasaan, serta pola kehidupannya. Saya amati dan saya tiru. Saya sering berdiskusi dengan dia untuk mengetahui apa isi otaknya tentang bisnis yang dia jalankan.

Saya mengambil kuliah jurusan Bahasa Inggris walaupun saya tamatan sekolah teknik menengah. Dan itu perjuangan tersendiri.

Sambil kuliah saya mengajar di lembaga kursus, privat di rumah dan di kantor. Ilmu dan kecakapan yang saya peroleh di perkuliahan langsung saya praktikkan dengan cara mengajarkannya pada orang lain.

Kecakapan saya meningkat sangat cepat. Seluk-beluk tentang pengelolaan kursuspun saya pelajari. Bagaimana berpromosi, mencari murid, mencari dan mengelola guru, mengelola keuangan, dan lain-lain yang berkaitan dengan pengelolaan kursus. Itu semua saya lakukan karena saya ingin punya kursus yang besar seperti kursus-besar lainnya.

Saya mengajar privat di salah satu bank nasional dan manajer cabangnya menjadi murid privat saya. Dia sangat menyukai cara mengajar saya dan meminta saya mengajar beberapa stafnya juga.

Dan di sinilah kisah peluang dan perjalan hidup saya bermula. Saya ditawari pinjaman modal dari bank yang dia pimpin untuk membuka lembaga kursus sendiri dengan agunan yang sangat mudah: BPKB mobil butut Fiat 110 yang saya pakai.

Tawaran langsung saya terima karena permasalahan utama saya saat itu adalah permodalan. Singkatnya, saya mendapatkan pinjaman dan saya pakai untuk membiayai pembukaan lembaga kursus Bahasa Inggris saya: BBC.

Lembaga kursus yang saya buka sukses besar, di luar dugaan saya. Peserta kursusnya banyak sehingga saya harus merekrut pengajar-pengajar lain dan mempersiapkan fasilitas pendukung lainnya. Ini tidak masalah, karena dana hasil dari kursus itu jauh lebih banyak dari dana pembelian fasilitas yang diperlukan.

Saya juga menggunakan gedung milik Pemda DKI yang sewanya sangat murah. Sukses pembukaan lembaga kursus ini saya ulang lagi dengan membuka cabang lain.

Ulang lagi, dan ulang lagi. Tentu saja dengan memutar dana hasil lembaga kursus sebelumnya. Ternyata sukses di satu bidang dapat diulang berkali-kali, asal polanya sudah diketahui.

Dari satu lembaga kursus hasil modal pinjaman berkembang ke banyak cabang lembaga kursus di berbagai wilayah di Jakarta dan sekitarnya serta kota-kota lain di Indonesia.

Saya membuka lembaga kursus seperti membuka restoran Padang. Buka dimana-mana dengan makanan khas Padang. Buka cabang kursus dimana-mana dengan program yang ditawarkan: Bahasa Inggris. Sampai tahun 2000, lebih dari 40 cabang yang sudah saya buka.

Sukses membuka kursus Bahasa Inggris dilanjutkan dengan sukses-sukses lain membuka lembaga-lembaga pendidikan. Lembaga kursus Bimbingan Belajar Calculus, sekolah formal SMA dan SMK Pertiwi di Surakarta mengikuti kursus BBC.

Mengikuti sukses-sukses sebelumnya, perguruan tinggi juga dibuka: Akademi Pariwisata Pertiwi di Jakarta, Sekolah Tinggi Bahasa Asing Pertiwi di Jakarta, dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pertiwi di Bekasi. Kampus-kampus BBC dan perguruan tinggi Pertiwi kini tersebar tempat-tempat strategis diberbagai wilayah dan kota di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Cikarang, Karawang serta kota-kota di Jawa Barat: Bandung dan Jawa Tengah: Semarang dan Surakarta.

Peluang ada disekitar Anda, yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Sukses menuntut kesiapan Anda. Sudahkan Anda memperlengkapi diri Anda dengan kecakapan, karakter pembentuk sukses?

Ingat: sukses kadang-kadang datang seperti halilintar. Datang dan pergi begitu saja. Dibutuhkan kecepatan Anda untuk menangkapnya. Sukses terjadi manakala kesiapan Anda menangkap peluang yang ada. Selamat mempersiapkan diri dan meraih sukses!

“Orang pesimistis melihat kesulitan dalam setiap kesempatan. Orang optimistis melihat peluang dalam setiap kesulitan.” – Winston C.[]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *