Apa dan Bagaimana Dream Book Bekerja?

Tahun 2004 saya mengikuti pelatihan yang berjudul ‘Plan Your Life’ selama tiga hari di Bogor. Pelatihan ini harus diikuti oleh peserta beserta pasangannya, suami atau istri, karena seseorang merencanakan kehidupannya bersama pasangannya.

Kala itu, peserta diminta untuk membawa buku gambar, gunting, lem, dan beberapa majalah bekas. Saya heran kenapa kami harus membawa peralatan seperti di atas. Peserta pelatihan juga bervariasi, ada yang masih pasangan muda, ada pasangan setengah baya, dan ada pula pasangan yang sudah berusia tua.

Bacaan Lainnya

Kehidupan hendaknya direncanakan dengan baik dan matang. Kehidupan seperti apa yang akan kita bangun? Kondisi keluarga seperti apa yang mau kita ciptakan? Anak-anak kita akan sekolah dimana? Rumah seperti apa yang mau kita miliki? Kehidupan spiritual seperti apa? Pertumbuhan seperti apa? Kalau berlibur dimana? Ingin menjadi apa? Ingin melakukan apa? Ingin punya apa?

Kehidupan kita 5 tahun ke depan harus jelas terbayang dalam pikiran kita, dan tentu saja dalam pikiran pasangan kita. Kita maunya banyak dan agar kita fokus, kita diminta untuk menuliskan 5 hal yang sangat diinginkan. Suami boleh berbeda keinginannya dengan istri.

Setelah menuliskan 5 hal yang paling diinginkan, kami diminta untuk memfisualisasikan keinginan-keinginan tersebut dengan mencari dan memilih gambar-gambar dari majalah yang kami bawa. Tujuannya agar keinginan tersebut ada gambarannya.

Tak hanya itu, peserta diminta untuk mediskusikan gambar-gambar keinginannya bersama pasangan yang lain. Dan terjadilah diskusi yang hangat dan menarik karena apa yang didiskusikannya mengenai kehidupan yang akan mereka bangun.

Sepulang dari pelatihan tersebut saya dan pasangan semangat sekali dan mulai membuat buku impian ‘Dream Book’ kami masing-masing. Kami mencari dan memilih gambar-gambar yang paling bagus menggambarkan 5 keinginan kami. Karena saya menuliskan: punya apartemen, berlibur ke Mesir, umroh beserta keluarga, main golf di berbagai lapangan golf terbaik didunia, maka saya pun mencari gambar-gambar yang mendukungnya.

Ternyata hukum ‘Law of Attraction’ benar! Pikiran dan tindakan kami mengarah ke apa yang kami gambarkan dalam Dream Book. Satu persatu apa yang kami tulis dan gambarkan menjadi kenyataan. Apartemen? Kami membelinya 2 tahun kemudian. Umroh beserta keluarga? Orang yang pernah kami tolong membiayai umroh kami dan kami membiayai umroh ibu dan adik kami. Kami pergi umroh beserta ibu dan adik-adik.

Sampai saat ini saya punya hobbi olah raga baru: main golf. Dan saya sudah berkeliling mencoba lapangan-lapangan golf terbaik yang ada di Indonesia. Di lapangan golf saya berkenalan dengan pemain golf yang lain. Kami cocok, sering main bersama, dan sering main di lapangan-lapangan golf di berbagai negara: Singapore, Malaysia, Thailand, Brunai, Vietnam, dan bahkan Houston Amerika Serikat.

Apa yang kami inginkan, kami tulis, kami buat visualisasinya di ‘dream book’, kami ceritakan kepada teman-teman terdekat, dan kami menjalani kehidupan untuk mewujudkannya. Kesibukan kami adalah kesibukan untuk mewujudkan keinginan-keinginan kami. Kami bahagia karena kehidupan kami penuh perjuangan mewujudkan cita-cita kami. Kami lelah? Ya, tapi kami lelah dalam mewujudkan kehidupan yang kami inginkan.

Kami ajari anak-kami. Kami berdiskusi tentang keinginan-keinginan mereka. Kami ajari memvisualisasikannya dalam dream book, dan kami mendampingi mereka mewujudkannya.

“Keep your dreams alive. Understand to achieve anything requires faith and belief in yourself, vision, hard work, determination, and dedication. Remember all things are possible for those who believe.” – Gail Devers.

Artinya: Jaga mimpimu tetap hidup. Pahamilah, bahwa untuk mencapai apapun membutuhkan keyakinan, percaya diri, visi, kerja keras, tekad dan dedikasi. Ingat segala sesuatu mungkin bagi orang yang yakin. []

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *