CATATAN; M. Hatta Taliwang, Direktur Institut Soekarno Hatta
I. ASUMSI 1 :
Indonesia sedang dijajah kekuatan oligarki jahat. Maka cara berjuangnya harus sama dengan menghadapi penjajahan kolonial dulu.
Pemimpin bersatu. Semua legowo saling menghormati potensi masing masin. Tak menonjolkan egonya. Berbeda taktik dan strategi bisa dibahas. Tidak boleh berbeda prinsip dan tujuan. Intinya nonkoperatif dengan penjajah.
Tak boleh ada yg merasa paling bisa memimpin. Tak ada yg bicara mau jadi Presiden atau apapun. Satu bahasa usir penjajah. Dulu pejuang kemerdekaan Sekarno Hatta cs tak pernah menyuarakan dirinya mau jadi Presiden/ Wakil Presiden. Semua fokus usir penjajah : Merdeka atau Mati !
II. ASUMSI 2 :
Indonesia tidak baik baik saja. Sistem Ketatanegaraannya yang bermasalah
Maka tujuan dan cara berjuangnya adalah
1. Mengusahakan Sidang Istimewa MPR untuk kembali ke UUD 1945 dengan cara yang sudah sering dibahas.
2. Melalui Dekrit Presiden dengan prasyarat yang tak mudah yang juga sudah sering dibahas.
3. Dan ada 10 tawaran cara lain yang pernah dibahas di grup.
III. ASUMSI 3 :
Indonesia baik baik saja hanya Kepemimpinannya yang bermasalah. Maka cara berjuangnya adalah melalui agenda Pemilu/ Pilpres Langsung. Untuk melakukan sirkulasi kekuasaan.
Kritik tentang Pemilu/ Pilpres langsung sdh bertaburan.
MASALAHNYA ;
Ada yang meyakini Asumsi 1 tapi solusi cara berjuangnya memilih memakai cara berjuang asumsi 3 atau meyakini Asumsi 1 tapi mengedepankan egonya untuk menjadi Presiden. Tahu sedang dijajah tapi solusinya ikut Pilpres atau Pemilu.
Tahu sistem tak beres tapi mau ikut dlm permainan di mana ada yang pakai sepatu berpaku, wasit curang, suporter ikut nendang dll.
Jadi maaf banyak juga yang berpikir dan berindak paradox. Atau split personlty dalam berjuang.