Tiga Cara Bangun Karakter Sukses Seseorang

Kemajuan dan kesuksesan seseorang, organisasi, maupun korporasi sejalan dengan karakter yang dibangunnya. Seseorang maupun suatu organisasi berkembang karena didukung oleh karakter yang dimilikinya.

Organisasi yang menjadi besar namun tidak diimbangi dengan pembentukan karakter yang memadai, cepat atau lambat organisasi tersebut akan ambruk. Demikian juga terjadi pada manusia.

Bacaan Lainnya

Kesuksesan yang tidak diimbangi dengan pembentukan karakter sukses akan cepat memudar dan hilang kesuksesannya. Oleh karenanya, pembentukan karakter penting dan sudah dimulai sejak usia dini. Karakter sudah mulai dibentuk sejak pendidikan di pra sekolah.

Bagaimana karakter dibangun? Pada diri seseorang maupun pada organisasi? Ada buku menarik yang menggambarkan bagaimana organisasi dan perusahan berkembang dan menjadi besar. Kuncinya ‘membangun karakter’ orang-orang yang mengelola perusahaan tersebut.

Buku ‘Grow with Character’ yang ditulis oleh Indonesian People Champions, yakni para pimpinan dan direktur SDM perusahaan-perusahaan sukses di Indonesia, menjelaskan bagaimana karakter dibangun di perusahan-perusahaan tersebut.

Mark Plus mengembangkan model pengembangan karakter yang difokuskan pada tiga hal, yakni: Excellence, Professionalism, dan Ethics.

1. Exellence : sikap ingin menjadi lebih baik, memiliki ambisi untuk selalu unggul dalam pekerjaan maupun bisnis.

Pertumbuhan suatu organisasi bergantung pada sikap-sikap excellence yang dimiliki orang-orang dalam organisasi tersebut. Sikap excellence menuntut seseorang untuk memperbaiki diri dari waktu ke waktu.

Sikap excellence ini yang akan membawa seseorang, unit kerja, maupun organisasi memiliki kinerja yang tinggi. Bekerja tidak asal bekerja. Hasil kerja selalu diukur dengan standar-standar keunggulan tertentu.

Ada empat langkah menuju Exellence yakni: memiliki tujuan yang jelas, berani memulai, berkomitmen mencapai tujuan tersebut, dan mengadakan perbaikan terus menerus.

2. Profesionalism: sikap dan tingkah laku yang menggambarkan kepakaran dan kualitas seseorang yang professional.

Sikap profesionalisme seseorang menggambarkan keahliannya dalam melakukan suatu pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan sesuai atau melebihi dari yang seharusnya.

Pekerjaan yang dilakukan secara professional akan memberikan hasil maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan. Seseorang yang memiliki karakter professional, dalam buku tersebut dijelaskan, memiliki kriteria: hasrat yang kuat untuk belajar, hasrat untuk melayani, peduli dan mengembangkan orang lain, serta proaktif mencari peluang untuk kemajuan perusahaannya.

3. Ethics : prinsip-prinsip yang menjelaskan suatu perilaku benar atau salah, baik atau buruk dan sesuai norma dan peraturan yang berlaku.

Seseorang harus mendasarkan perilakunya pada nilai-nilai yang dianut dalam organisasi. Nilai-nilai dan norma menjadi pedoman perilaku dan dijadikan acuan dalam membuat peraturan dan kebijakan organisasi. Suatu kinerja tidak saja unggul dan professional, tapi harus juga sesuai dengan norma dan etika yang dianut daalam organisasi.

Membangun karakter? Ingat acuannya: excellence, profesiolism, dan ethics.

Karakter yang baik tidak terbentuk dalam seminggu atau sebulan. Itu dibuat sedikit demi sedikit, hari demi hari. Diperlukan upaya yang berlarut-larut dan sabar untuk mengembangkan karakter yang baik.” – Heraclitus []

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.