Kami adalah sekumpulan anak-anak muda yang lahir belasan tahun yang lalu dari Rahim yang sama, Rahim yang bernama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) melalui proses “persalinan” pemilihan langsung para mahasiswa untuk memilih pemimpinnya dilembaga resmi masing-masing kampus.
Kami ditempa dan dibesarkan dilingkungan terdidik dengan para intelektual yang tak jarang diskusi hal-hal ilmiah dilengkapi dengan sisipan-sisipan teori. Aktivitas kami saat itu disibukkan dengan keluar-masuk gedung rektorat, hampir setiap bulan kami diskusi bahkan berdebat dengan rektor dan para pembantunya demi kebaikan bersama (mahasiswa dan civitas akademik kampus).
Seluruh mahasiswa menitipkan harapannya dikantong almamater kami untuk berani bersuara dan bertindak agar terjadinya perbaikan-perbaikan disetiap sendi kehidupan universitas, institut dsb, baik di dalam kampus maupun didalam negeri.
Pergerakan yang kami lakukan saat itu beberapa kali turun ke jalan (demonstrasi) bersama para sahabat kampus lain, kami rasakan panasnya aspal jalanan ibukota, derung mesin dan bunyi sirine patroli serta sesekali merasakan pentungan polisi, kami yang solid di bawah komando mobil sound/pengeras suara meneriakkan dan menuntut kepada pemerintah untuk senantiasa memikirkan kesejahteraan rakyat kecil.
Isu yang senantiasa kami angkat adalah menolak kenaikan harga BBM, menuntut stabilitas harga sembako, keamanan bagi kawan-kawan mahasiswa yang berani mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.
Selain aktivitas diatas kami juga senantiasa konsolidasi dengan kawan-kawan mahasiswa baik lokal lingkar Jakarta, Jabodetabek maupun nasional Se-Indonesia.
Masih segar dalam ingatan kami saat di penghujung tahun 2004 tepatnya 28 desember Seluruh BEM Se-Nusantara dan Se-Indonesia turun langsung aksi sosial membantu masyarakat korban gempa dan gelombang tsunami di aceh, mengevakuasi korban, mendirikan dapur umum, pengobatan gratis dan menyalurkan Sembako dari para dermawan utk rakyat aceh.
Hal yang samapun kami lakukan saat terjadi bencana gempa bumi dahsyat di Jogja pada tahun 2006.
Semangat dengan daya juang dan cita-cita yang sama pada tanggal 28 Agustus 2021 di hotel bidakara Jakarta kami berkumpul menjadi satu kesatuan sebuah Organisasi yang bernama PANDAWA NUSANTARA (Persaudaraan Aktivis dan Warga Nusantara) kami pun bersepakat mendaulat Saudara Maman Abdurahman sebagai pemimpin tertinggi yang kami sebut dengan Ketua Umum.
Bung Maman adalah figur anak muda yang on the track dalam percaturan politik di Indonesia, setelah menjabat menjadi Presma Trisakti 2005 karir politiknya terus bersinar dan berkibar, capaian prestasi di partai Golkar terbilang moncer mulai dari calon ketua Umum DPP AMPI, lalu terpilih menjadi anggota dewan DPR RI 2019-2024 dari dapil Kalimantan Barat, dan sekarang menjadi pimpinan komisi VII DPR-RI dan juga Ketua Golkar DPD I Kalbar.
Harapannya Pandawa Nusantara mampu menjadi setetes embun segar di tengah Padang pasir yang gersang dan menjadi solusi dari permasalahan bangsa, terutama bidang Demokrasi dan Ekonomi, dipimpin oleh tokoh muda yang memiliki integritas dan kapasitas yang mumpuni dan ditopang oleh pengurus dan anggotanya para demisioner Presiden BEM dan Eks Aktivis kampus.
Pandawa lahir memberikan narasi persaudaraan, persatuan dan kesatuan sebagaimana peran tokoh pewayangan yang bernama Pandawa, ia dikenal dengan kepiawaiannya dalam diskusi mencari jalan keluar dari setiap masalah dan selalu mengedepankan kepentingan yang lebih besar untuk bangsanya.
Adam Irham, Eks Pres BEM IISIP JKT
Salah satu Deklarator Pandawa Nusantara