Pembangkangan Sipil atau Civil Disobidience, nampak semakin menguat di kalangan masyarakat. Masyarakat yang semangat mudik, pulang kampung; telah lakukan pembangkangan sipil. Menolak atau melawan aturan atau larangan mudik; pulang kampung oleh pemerintah.
Tadi malam, pukul 23:00, pemudik yang menggunakan kendaraan sepeda motor menjebol pertahanan yang di lakukan oleh aparat kepolisan.
Sambil berterik-teriak, seorang yang terdengar suara nya dari Gedung Waringin, Kabupaten Bekasi, mengabarkan melalui video pendek berdurasi 2.20 (dua menit, dua puluh). Dengan semangat dan menyemangati kawan2 nya sesama pengendara motor dalam jumlah ribuan, bahkan puliluhan ribu yang akan mudik ke Jawa Barat,Jawa Tengah atau Jawa Timur dan Madura?
Mengingat, larangan mudik, yang di berlakukan oleh pemerintah dari 6 s/18 Mei; Warga di larang Mudik; untuk berlebaran di Kampung Halaman. Jebol nya penjagaan di Gedung Waringin Bekasi ini, menjadi simbol perlawanan sipil. Pemerintah tidak di dengar lagi oleh Rakyat.
Dalam video pendek itu, di buat narasi”HOREE,… jebol pulkam ketemu mak…”. Narasi itu mngguratkan suara rasa bathin yang mendalam. Sebagai sesama anak manusia, insan yang menyimpan kerinduan yang mendalam, pasti akan merasakan kemenangan yang luar biasa, saat menjebol barikade aparat; agar tidak mudik. “Suasana hati, para pemudik yang telah hampir sebulan berpuasa ramadhan di Kota, semesti nya dapat di tangkap penguasa.
Kalau WNA Cina yang berduyun duyun dengan mudah datang ke sini, dalam suasan Pandemi yang di perketat selama ini. Kenapa para mudik di larang pulang kampung? Padahal WNA Cina itu di duga berasal dari Wuhan RRC – awal mula merebak nya isu pandemi yang menglobal saat ini.
Kenapa pemerintah lakukan itu? Ada apa? Ko, mudah mengizinkan WNA Cina masuk ke dalam negeri, tapi terlihat kejam terhadap Warga yang mudik? Pelarangan Mudik dan mengizinkan WNA Cina masuk ini sesuatu yang sangat diskriminatif. Maka pantas, bila pemudik motor, menjebol penjagaan aparat dapat dianggap sebagai simbol perlawanan – atas aturan diskrimatif itu. Selamat jalan, selamat pulkam bertemu, bersalaman dengan emak seraya bersimpuh untuk memohon maaf dan ampunan, juga terhadap para handai tolan di kampung. Ini bentuk silaturahmi yang perkokoh kesatuan dan persatuan bangsa, yang telah menjadi tradisi bertahun tahun lama nya.
Jebol nya barikade aparat di Gedung Waringin, Bekasi tadi malam itu, simbol perlawanan dan kemenangan Rakyat. Jangan mentang2 terhadap Rakyat. Jika Rakyat Marah, kekuatan mana pun pasti tak sanggup menghadapi nya. Wahai penguasa!!!
Sawangan, 28 Ramadhan 1442 H: 10 Mei 2021.
Oleh: Muslim Arbi
Direktur Gerakkan Perubahan – GarpU