Keyakinan Anda mempengaruhi sikap Anda terhadap permasalahan hidup yang Anda hadapi. ‘If You Believe You Can ……You Can!’ Kalimat dahsyat ini mengingatkan kepada kita semua bahwa untuk menjadi ‘seseorang’ yang kita inginkan, kita harus memiliki keyakinan kuat terhadap diri kita.
Hanya ketika kita memiliki keyakinan penuh, baru kita berani mengambil tindakan untuk mencapainya. Keyakinan mempengaruhi pikiran, dan pikiran mempengaruhi sikap, dan sikap kita terhadap sesuatu akan mempengaruhi tindakan kita.
Apa-apa yang kita yakini mewarnai tindakan-tindakan kita dalam kehidupan. Kita bahkan melakukan tindakan yang tidak rasional karena kita meyakini bahwa tindakan itu benar.
Banyak contoh-contoh tindakan yang ekstrim ketika orang pergi haji, menunaikan salah satu rukun Islam. Untuk pergi haji, banyak orang mengorbankan harta dan nyawa karena ini bentuk pengabdian yang tinggi kepada Sang Pencipta dan keyakinan mendapatkan ‘surga’ yang dijanjikan Allah. Melaksanakan rukun haji berat sekali bagi orang yang belum yakin.
Menabung bertahun-tahun, menunggu giliran bertahun-tahun. Sewaktu haji, aktifitas fisik sangat banyak, selalu berdesak-desakan karena banyaknya orang, kurang tidur, kurang istirahat, kurang santai. Seandainyapun mereka mati dalam melaksanakan ibadah ini, mereka dan keluarga tidak menyesal. Apa yang dilakukan, betapapun beratnya, hanya karena Allah – Tuhan yang mereka yakini akan memberikan balasan ‘surga’.
Keyakinan-keyakinan seperti orang pergi haji dapat kita terapkan dalam kehidupan. Kita bekerja keras, melakukan tindakan-tindakan ‘irasional’ dalam mengejar sesuatu. Sesuatu yang sangat kita dambakan! Tidakan yang kita lakukan tidak hanya sekali-sekali atau kadang-kadang, tetapi terus menerus sampai kita meraih apa yang kita inginkan.
Kita harus membentuk keyakinan yang dapat membuat kita mencapai ‘surga’ yang kita impikan. Keyakinan seperti ini adalah keyakinan yang memberdayakan. Keyakinan yang membuat kita lebih berdaya, lebih aktif, lebih dinamis dalam melakukan tindakan-tindakan besar untuk mencapai keinginan. Sebaliknya ada keyakinan yang membelenggu kita. Keyakinan yang membatasi pikiran dan tindakan kita.
Keyakinan yang membuat kita berada dalam kotak dan tidak mau keluar dari otak. Semua keyakinan benar. Tinggal keyakinan mana yang kita pilih dan bentuk dalam diri kita.
Keyakinan yang memberdayakan ini ibaratnya seperti vitamin.
Ini dapat membuat sistem keyakinan menjadi kuat dan dapat memberdayakan seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak biasa, tindakan-tindakan yang kadang-kadang tidak masuk akal. Semua tindakan diarahkan pada pencapaian target-target tertentu untuk mewujudkan kondisi yang diinginkan.
Sebaliknya, keyakinan yang membelenggu ibaratnya seperti arsenic. Sedikit demi sedikit, tanpa disadari, ia meracuni sistem keyakinan seseorang sehingga menjadi lemah dan tidak berdaya. Seseorang merasa tidak mampu melakukan suatu tindakan, bahkan tindakan yang sederhana sekalipun.
Keyakinan ini juga membelenggu seseorang untuk berpikir maju, berkembang, menjadi seseorang yang luar biasa. Orang yang memiliki keyakinan yang membelenggu ini ibarat orang lumpuh. Ya, lumpuh secara emosional! Orang yang tidak memiliki kemauan untuk keluar dari zona nyamannya saat ini.
Berhati-hatilah dalam menggunakan pikiran, karena pikiran akan berubah menjadi kata-kata yang diucapkan. Kata-kata yang selalu diucapkan akan membentuk keyakinan.
Keyakinan yang sudah terpatri kuat akan mendorong seseorang untuk mengambil tindakan. Tindakan yang dilakukan akan berujung pada hasil yang akan didapatkan. Jika mengingin hasil positif, bangunlah keyakinan-keyakinan positif dalam diri Anda.
“Apapun yang Anda percaya, dengan keyakinan, akan menjadi kenyataan. Keyakinan Anda sangatlah menentukan kenyataan hidup Anda.” (Brian Tracy) []