Dosen Unej Kembangkan Budikdamber untuk Penderita Kusta

Dosen Universitas Jember (Unej) memperkenalkan Budikdamber (budidaya ikan dalam ember) sebagai solusi penderita kusta seringkali dikucilkan masyarakat. Pola Budikdamber diperkenal kepada masyarakat dalam pelatihan di Kecamatan Gumuk Mas Jember Jawa Timur (12/10). Baiq Lily Handayani menyampaikan bahwa pola usaha seperti ini yang diperlukan oleh para pendertita kusta. “Sejak zaman dahulu kusta dianggap sebagai penyakit kutukan yang menular. Sehingga penderita kusta sering dijauhi oleh masyarakat. Dengan Budikdamber kita berharap mereka bisa memiliki kemandirian ekonomi”
Baiq lily menjelaskan banyak penderita kusta yang kesulitan dalam berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitarnya. “Cacat yang dialami membuat mereka terlihat menakutkan bagi orang lain. Padahal penderita kusta adalah juga warga masyarakat yang berhak atas kehidupan yang layak dan berhak menjadi bagian dalam kehidupan sosial masyarakatnya,” terang dosen yang mengajar mata kuliah Transformasi Masyarakat Pertanian tersebut.

Selain itu, kemandirian ekonomi penderita kusta rendah. Hal ini diakibatkan oleh stigmatisasi oleh masyarakat yang akhirnya membatasi aksesnya terhadap kemandirian ekonomi. Oleh karena itu, menurut Baiq Lily Handayani, salah satu dosen Unej yang melakukan upaya Social support bagi penderita kusta di Gumukmas mengatakan “Kita harus memberikan akses dan dukungan sosial bagi penderita kusta. Salah satunya dengan membangun kemandirian ekonomi mereka”. Ulas pegiat di laboratorium sosiologi Unej tersebut.

“Untuk membangun kemandirian ekonomi, kami mengajari mereka dan warga di sekitarnya serta para pendamping kesehatan untuk melakukan Pelatihan Budikdamber dan aquaponik. Diharapkan dengan cara seperti ini mereka dapat mengembangkan budidaya ikan dan sayuran untuk dijual atau minimal untuk kebutuhan sendiri” terang Baiq Lily.

Strategi social support melalui Budikdamber ini dipilih karena modalnya rendah, peralatannya gampang dan perawatannya tidak ribet. Juga tidak membutuhkan lokasi yang luas. Sehingga semua orang bisa melakukannya. Kedepannya diharapkan ada bank sayur yang dapat membantu mereka menjual sayuran dan hasil panen ikannya. (rozak)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *