Assalamualaikum ww
Salam kenal Pak Doktor Suharsono yang kami selalu doakan agar sehat dan panjang umur selalu… Aamiin
Perkenalkan saya Dion. Umur saya sebentar lagi umur 40 (tahun depan). Anak saya 3 orang, dua perempuan. Satu laki yang masih seumur setahun.
Saya mau curhat. Boleh dong Dok.
Saya tinggalkan kampung dan kabur menuju Jakarta karena di DO dari kampus. Hampir semua kawan usulkan ke Jakarta. Sementera saya tidak pernah ada niat ke Jakarta. Banyak alasan tidak berpikir ke Jakarta, biaya hidup dan kuliah mahal, tidak ada teman apalagi keluarga yang siap menampung.
Di kampung tidak ada lagi harapan. Saya sangat kasian dengan kedua orang tua jika harus biayai kuliah ku di sana. Makanya saya beranikan diri ke Jakarta tanpa ada satupun keluarga bahkan kenalan di Jakarta. Saya memang nekat. Saya tidak punya apa-apa waktu itu. Bekalpun tidak ada dari kedua orangtua karena saya sengaja bohong selain alasan orangtua tak ada uang
Yang ada dalam pikiranku, saya bisa melanjutkan kuliah tanpa membebani keluarga. Saya siap lakukan apapun, yang penting halal sehingga apapun pernah kulakukan di Jakarta.
Kedua orangtua bersedih karena saya di DO di tempat kuliah yg sebelumnya saya mendapatkan beasiswa full dari kampus, termasuk makan dan biaya hidup lainnya.
Dengan DO ini jika ingin kuliah di kota dengan biaya sendiri, orang tua pasti tak sanggup dan harus harus bekerja keras sementara usianya sudah tua sudah 50-an tahun kala itu.
Kala saya mau pamit ke Jakarta, Bapak dan Emak larang ke Jakarta. Kedua orang tua menolak keras. Dia bilang, kuliah di kota Ujung Pandang saja. Biar sawah peninggalan Kakek dijual.
Dalam hati saya kala itu, memberontak “Masa gegara saya ingin sukses semua keluarga harus hidup berkorban, tidak makan”. Berarti saya anak egosi sementara tidak ada satupun saudara lanjut sekolah, hingga jenjang SMP sulit, hanya satu kakak yang bisa menamatkan jenjang itu. Semua hingga SD, dan langsung bersawah bantu Bapak.
Kakak adik dan Emak Bapak makan apa jika itu jual? Ini yang ada dalam pikiranku kala itu.
Sementara saya anaknya satu-satunya ingin dikuliahkan oleh Bapak. Yang lain saudara ku rata-rata hingga tamat SD kala itu. Tidak adil ini, pikirku kala itu.
Tapi biasanya, jika Bapak mau semua idenya, gagasan tidak ada yang bisa menghalangnya. Memang Bapak, katanya berharap pada saya berpendidikan tinggi. Selain saya tak pernah lawan keinginan Bapak, saya anak kebanggaannya kala itu. Hehehe
Saya berpikir keras dari apa yang saya hadapi ini. Alhamdulillah kala itu saya punya ide, berbohong dan membuat rekayasa bahwa di Jakarta ada asrama buat tempat tinggal. Ada beasiswa untuk biaya hidup di Jakarta termasuk makan dan biaya kuliah dengan beasiswa itu. Pokoknya hidup di Jakarta semua beres. Itu bohongku.
Karena selama ini Bapak tahu saya tidak pernah berbohong saya pun diizinkan ke Jakarta dengan kapal laut. Itu pun dibelikan tiket kapal laut oleh murid yang saya ajari secara privat saat kuliah di kota Ujung Pandang.
Kala itu, Emak-bapak tidak beri uang sepersen uang, karena saya menolaknya. Saya bilang, ada duit lima juta di rekening. Tapi semua bohong. Saya berbohong, niat ku, untuk berbakti pada kedua orangtua.
Di Jakarta saya pindah dari masjid yang satu ke masjid yang lainnya. Saya ‘diusir’ oleh pengurus masjid, tak bisa tidur di masjid. Sehingga saya kerap tidur depan rumah orang.
Tapi semua saya nikmati prosesnya karena yakin semua akan berakhir. Biaya hidup dari jualan koran dll. Pokoknya, saya lakukan yang halal saja bertahan hidup di Jakarta.
Karena minat jadi wartawan sejak SMA. Saya iseng ikut magang di salah satu media nasional di Jakarta. Dan akhirnya saya bisa punya pengetahuan jadi jurnalis handal. Dari situlah karir saya bermula.
Awalnya saya iseng-seng buat media dan media itu makin besar. Alhamdulillah syukurku pada Alloh Taala.
Setelah saya merasa sukses. Banyak saudara dan kawan baik dengan saya. Ternyata baiknya ada maunya.
Pertanyaan saya, kenapa mereka suka berutang? Utang yang belum lunas, mereka mau utang lagi. Yang dulu menyakiti ku, mengusir ku sekarang baik sekali. Ternyata mereka ada maunya dan ada utang ratusan juta yang belum lunas.
Kalau saya ingat perlakuan mereka ke saya. Sakit banget. Saya seperti ini, alhamdulillah lumayan sukses karena dendam ku saya alihkan ke hal positif agar bisa suskes besar.
Ada yang bilang, orang yang datang dalam kehidupan kita sebelumnya, membuat kita sukses adalah kiriman Tuhan. Benarkah?
Apa yang harus saya lakukan bisa memaafkan mereka yang telah berbuat kasar pada saya selama ini?
Uang saya banyak sama kawan karena utang mereka belum dibayar, dan bagimana cara menolak meminjamkan uang ke mereka?
Saya berharap saran Pak Doktor Suharsono bisa menjawab pertanyaanku soal utang?
Bagaimana menolak orang yang mau berutang?
Terimakasih
Dion, Jakarta (081364*****)
Jawaban:
Waalaikumsalam ww.
Saudara Dion punya pengalaman yang luar biasa. Kaya sinetron saja. Hehehehe Tapi yang penting happy ending. Ceritanya berakhir dengan bahagia. Alhamdulillah.
Kita jadikan pengalaman sebagai pembelajaran bagi kita. Kita ambil hal-hal yang positif. Dan kita buang hal-hal yang negatif.
Semuanya terjadi pasti karena suatu alasan. Mungkin Allah sedang menguji saudara Dion, atau mungkin Allah sedang mempersiapkan saudara Dion untuk menapaki sukses-sukses berikutnya.
Membaca cerita saudara Dion, saya dapat menyimpulkan Dion orang yang tangguh, ulet, siap menderita, siap menghadapi berbagai tantangan hidup.
Selain itu saudara Dion orang baik. Suka membantu teman. Kebaikan saudara Dion pasti akan terbalas melalui saluran yang berbeda.
Menjawab pertanyaan yang tersurat maupun yang tersirat, saya ingin memberikan beberapa saran.
1. Selalu bersyukur atas semua karunia yang melimpah pada diri kita. Teman-teman yang baik. Rejeki yang selalu mengalir. Bisnis yang mulai berkembang. Keluarga yang sehat-sehat. Semuanya adalah karunia yang membuat diri kita sukses seperti sekarang ini.
Coba bayangkan seandainya beberapa teman memusuhi Dion, atau rejeki agak seret. Atau istri dan anak sakit-sakitan. Semuanya pasti berpengaruh terhadap bisnis yang sedang Dion kembangkan.
2. Yakinlah sesuatu terjadi karena suatu alasan, bukan kebetulan. Jangan menyalahkan orang lain. Ambil hikmah dari setiap kejadian. Pelajaran apa yang dapat diambil.
Hikmah dan pelajaran ini yang kita jadikan panduan untuk membuat keputusan di masa yang akan datang.
3. Maafkan orang-orang yang telah berbuat salah pada Dion. Walaupun mereka tidak memintanya. Memberi itu lebih baik dari pada meminta.
Bangun hubungan baik kepada banyak orang. Suatu ketika mereka akan menolong kita.
Jangan membuat permusuhan. Buatlah banyak pertemanan.
4. Jangan suka memberikan pinjaman uang pada orang. Bagi sebagian orang, pinjam itu berarti minta. Berikan pinjaman atau bantuan kepada orang yang betul-betul sangat membutuhkan. Beri bantuan kepada orang yang sedang kepepet.
Jangan biasakan membawa uang cash banyak di dompet atau tas. Kita cenderung boros kalau ada uang cash banyak. Simpan uang di bank.
5. Investasikan uang Dion ke bentuk-bentuk investasi yang produktif. Misalnya: beli emas atau saham. Beli asset-aset yang produktif: rumah di real estate yang berkembang, toko atau kiosk, ruko, tanah di lokasi strategis.
Kalau kita punya kewajiban yang harus kita selesaikan, kita akan sulit memimjamkan uang kita kepada orang lain.
6. Muliakan orang tua. Mumpug orang tua masih ada, buatlah mereka bahagia. Dion tahu bagaimana membuat orang tua bahagia. Doa orang tua yang membuat kita sukses. Orang tua yang dibahagiakan anaknya, akan selalu mendoakan untuk kesuksesan anaknya.
Semoga saran-saran diatas dapat menjawab berbagai permasalahan yang Dion hadapi. Atau paling tidak ada beberapa saran dapat dipakai. Bersyukur, ambil pelajaran dari kejadian yang lalu, maafkan orang yang berbuat salah, jangan suka meminjamkan uang, investasikan uang ke hal-hal yang produktif, muliakan orang tua.
Tetaplah menjadi orang baik.
Sukses untuk Dion.
[ Kali ini DR Suharsono memberi kesematan buat Anda sekalian yang ingin curhat, ada personalan hidup yg susah diselesaikan terkait keluarga, karir, bisnis, keuangan dll.
Daftar pertanyaan bisa dihubungi Nomor what’s App 081364923457
Catatan: identitas bisa disembunyikan dan jawabannya dimuat di belarakyat.com
Terimakasih
Cc: DR SUHARSONO, MM, MPd]