Apa Saya Bisa Sukses – Semua Saya Lakukan Gagal

Selamat malam Pak DR Suharsono

Saya Mario Siholan. Umur 38 tahun. Tinggal di Jakarta. Kedua orangtua ku PNS.
Izinkan saya cerita (curhat) saya ke Bapak Doktor.

Bacaan Lainnya

Sejak saya kuliah saya suka bisnis. Suka jualan atau usaha. Di kampus saya terkenal punya jasa foto copy buku atau apapun. Iseng-iseng. Pekerjaan itu saya lakukan hingga tamat. Selain menghasilkan juga santai. Saya menyukai bisnis. Lumayan untuk bantu ringankan beban kedua orang tua selama kuliah.

Waktu itu, bahan tugas dari kawan-kawan saya kumpulkan dan bawa pulang ke rumah untuk di foto copy dekat rumah. Tempat foto copy di dekat rumah lebih murah dibandingkan di kampus. Ada selisih Rp 25 per lembar (25 perak per lembar lumayan). Jika dikali banyak, ya banyak juga.

Usai tamat kuliah, saya buka warnet. Saya tidak mau kerja. Waktu itu usaha warnet ramai. Termasuk usaha menjanjikan kala itu. Dapat modal dari orangtua. Tapi lama kelamaan sepi karena adanya HP android. Kebutuhan internet makin kurang seiring muncul teknologi baru, ada Wi-Fi dan seterusnya. Maka tutuplah warnet ku yang kuharap gerbang yang membawa ku menuju sukses.

Saya merasa harus bangkit usai gagal di warnet. Maka saya buka usaha lainnya, bergerak makanan (kuliner) .

Kedua orangtua memotivasi. Kata bapak, “Semangat, karena orang sukses diberi jalan gagal dulu baru kemudian berhasil.” Itu kata Bapak ku. Saya manut saja di tengah kesedihan. Saya cari tempat strategis untuk jualan. Awalnya tidak mau buka usaha kuliner atas pertimbangan saya tidak bisa dan tak suka masak.

Namun, lagi-lagi kedua orang tua dan ketiga adikku sangat mendukung. Kata mereka cari tukang masak. “Kita bayar tiap bulan. Dan bayarannya sesuai omset bulanan,” usul Ibu.
Awalnya, usaha ini berjalan lancar.

Permasalahan muncul, tukang masak ini pulang kampung karena orangtuanya meninggal dan tidak pulang ke Jakarta lagi. Sempat cari tukang masak dua kali tapi tidak cocok. Pelanggang lebih suka cita rasa masakan dari koki sebelumnya.

Dari situ, saya tidak usaha lagi hingga sekarang. Sewa tempat lumayan mahal kala itu tak terpakai, alat dapur dll. Semua rugi. Sekarang saya kerja. Jalani hidup yang digariskan meski ada keinginan besar jadi pengusaha.

Pertanyaannya, saya belum tahu harus mulai dari mana lagi jika ingin mulai usaha? Usaha atau bisnis saya sebelumnya selalu gagal. Sementara saya ingin jadi pengusaha .
Apa Pak Doktor Suharsono bisa bantu saya?
Terima kasih

Mario Siholan, Jakarta (081312***)

Jawaban:

Pak Mario, selamat ya!

Saya juga sudah pernah merasakan apa itu kegagalan. Gagal memang tidak enak. Tapi semua orang sukses pasti pernah merasakan kegagalan. Semua, tidak terkecuali. Kegagalan akan membuat kita lebih berhati-hati. Kegagalan akan membuat kita lebih berhitung-hitung.

Dan kegagalan selalu membuat kita melakukan evaluasi terhadap tindakan-tindakan kita. Kenapa gagal? Apa saja penyebabnya? Supaya tidak gagal lagi, apa saja yang perlu diperbaiki. Kegagalan adalah pembelajaran yang luar biasa. Karena kita merasakan akibatnya secara langsung. Menyakitkan, memang.

Bagi seorang pengusaha dan juga calon pengusaha, seperti pak Mario, kegagalan memang harus dilalui. Kalau kita gagal, kita jangan patah arang. Terus tidak mau jadi pengusaha lagi. Pengusaha itu seperti atlet dalam olah raga. Untuk sukses harus melalui kegagalan demi kegagalan.

Mencoba lagi, mencoba lagi, ….dan lagi….. sampai berhasil. Anggap saja pak Mario adalah atlet lompat tinggi. Harus mencoba berkali-kali sampai berhasil. Kegagalan dalam bisnis yang pak Mario alami baru dua atau tiga kali. Belum berkali-kali.

Apa persamaannya orang sukses dan orang gagal? Mereka sama-sama jatuh bangun. Bedanya? Orang sukses bangun lebih banyak dari jatuhnya. Orang gagal jatuh lebih banyak dari bangunnya. Oleh karenanya, pak Mario perlu bangun lagi. Kalau jatuh lagi? Ya bangun lagi saja……. Sampai sukses.

Pak Mario bilang suka berbisnis sejak kuliah. Ini yang penting. Orang yang suka berbisnis itu suka mencoba-coba. Pak Mario sudah mencoba bisnis fotokopi, warnet, kuliner. Coba renungkan, kenapa bisnis tersebut tidak berlangsung lama. Pasti ada yang keliru, dan itu perlu diperbaiki untuk mencoba bisnis yang akan datang.

Saran saya:
1. Cintai bisnis yang bapak lakukan.
Kalau kita mencintai bisnis yang kita lakukan, kita akan mencintai prosesnya. Kita akan merasa senang dan bahagia melakukannya walaupun hasilnya belum memuaskan. Hampir semua pengusaha mencintai proses bisnisnya. Penuh dinamika dan tantangan, memang.

Tetapi dinamika dan tantangan yang dihadapinya membuatnya lebih hidup. Membuatnya lebih bergairah, karena ada sesuatu yang dikejar.

Saat berbisnis kuliner, bapak belum melakukannya sepenuh hati. Bapak bilang, karena itu dorongan dari orang tua dan keluarga. Dorongan dari luar diri kita harusnya menjadi penambah semangat. Pak Mario harus mencintai proses bisnisnya. Anggap saja bisnis ini adalah isteri pak Mario. Cintai sepenuh hati segala kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya dipertahankan. Kekurangannya dipoles supaya lebih menarik.

2. Kalau bisnisnya sudah lancar, ada baiknya memberikan saham kepada orang yang sangat diandalkan.

Jangan hanya digaji. Dalam kasus bisnis kuliner yang lalu, pak Mario tidak suka dan tidak bisa masak. Bapak hanya mengandalkan pada tukang masak. Kalau tukang masaknya sudah cocok, ada baiknya diberikan saham supaya dia berpikir berulang-ulang kalau hendak keluar. Kalau di restoran Padang, tukang masak punya saham cukup besar. Makanya banyak restaurant Padang cukup stabil operasinya.

3. Bisnis kuliner saat ini tidak hanya mengandalkan tempat yang strategis.
Yang penting ada tempat masak dan tukang masaknya. Penjualan makanan bisa dilakukan secara online. Menerima pesanan secara online dan mengirimkannya melaui kurir. Pembayaran dll sudah diatur melalui sistem sehingga kita tidak perlu kasir.

4. Pak Mario ingin jadi pengusaha. Jangan sekedar ingin, tapi harus ingiiiiin sekali. Lakukan sesuatu! Persiapkan diri dengan lebih baik. Pelajari industri di bisnis yang ingin dilakukan. Seberapa besar peluangnya? Berapa banyak konsumennya? Seberapa banyak kebutuhannya? Seberapa besar kompetitornya? Modal apa saja yang sudah pak Mario miliki? Mau berjalan sendiri atau berkongsi dengan pihak lain?

Kalau sudah menetapkan bisnis yang mau dimasuki, buatlah persiapan-persiapan dengan lebih baik. Bikin perencanaan bisnisnya. Hitung dengan teliti, berapa lama balik modalnya. Ada baiknya pak Mario mengadalan survey dan penelitian sederhana tentang bisnis yang mau dilakukan. Teliti competitor yang ada, apa kelebihannya.

Bagaimana usaha pak Mario dapat berjalan seperti competitor yang ada atau bahkan dapat mengunggulinya.

Ingat! Kegagalan adalah bagian dari kesuksesan. Kegagalan adalah pembelajaran supaya kita lebih sukses. Orang yang pernah gagal akan sangat menghargai kesuksesan. Orang sukses selalu belajar dari kegagalannya.

Selamat mencoba lagi, pak Mario. Sukses selalu.

 

[ Kali ini DR Suharsono memberi kesematan buat Anda sekalian yang ingin curhat, ada personalan hidup yg susah diselesaikan terkait keluarga, karir, bisnis, keuangan dll.

Daftar pertanyaan bisa dihubungi Nomor what’s App 081364923457

Catatan: identitas bisa disembunyikan dan jawabannya dimuat di belarakyat.com

Terimakasih

Cc: DR SUHARSONO, MM, MPd]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *