JAKARTA – Pengamat Politik dari Pendidikan Klinis Demokrasi (PKD) Suparman angkat suara terkait resminya politisi Partai Demokrat Jhoni Allen Marbun. Suparman menilai, langkah Jhoni ingin mengkudeta Demokrat adalah contoh yang tak baik di tengah proses demokratisasi yang sedang berlangsung di Indonesia karena kedua tak memiliki etika politik yang baik.
“Apa yang dilakukan PD itu sudah benar dan tepat dalam memecat dan PAW Jhoni Allen. Jhoni Allen itu menyalahi aturan Partai Demokrat dalam melakukan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat,” kata Suparman seperti keterangan tertulisnya diterima wartawan Bela Rakyat, Rabu, (2/11/2022).
Sebagai informasi, Jhoni berhasil diganti oleh DPP Partai Demokrat melalui pegantian antarwaktu (PAW) yang sebelumnya membuat gaduh di internal Demokrat dengan mengembuskan melengserkan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melalui kongres luar biasa (KLB) digelar di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021) lalu. Kegaduhan usai Presiden Jokowi menekan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 93/P Tahun 2022 soal Peresmian PAW DPR RI masa jabatan 2019-2024.
Di mana pada KLB itu menetapkan Moeldoko selaku ketua umum Demokrat hingga Demokrat memecat sejumlah kadernya seperti Marzuki Alie termasuk Jhoni Allen dengan tak Hormat. Jhoni pernah menolak hasil keputusan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), termasuk gugatan ke pengadilan seperti Mahkamah Agung (MA), Pengadilan Tinggi DKI Jakarta dan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Apa yang diperjuangkan Jhoni cs nihil lantaran seluruh gugatannya ditolak di pengadilan. Jhoni sempat masuk kepengurusan DPP Partai Demokrat versi AHY tapi ‘mahar damai’ itu ditolaknya. Jhoni empat periode menjadi anggota DPR RI mulai dari pemilu tahun 2004, 2009, 2014 hingga 2019 dari daerah pemilihan Sumatra Utara (Dapil Sumut) II.
Menurut Suparman, Jhoni tidak menjadi teladan yang baik dunia perpolitikan di tanah air. Ia meminta anak muda Indonesia, yang sedang atau ingin bergabung di partai politik untuk tidak mengikuti jejak Jhoni mengkude partai yang telah membesarkan namanya.
“Jhoni Alle tidak punya etika berpartai dan Moeldoko tidak punya etika berpolitik dalam negara demokrasi,” terang Suparman.
Suparman juga menjelaskan, Partai Demokrat partai yang sudah matang dan semakin dewasa sehingga ujian sebesar apapun bisa dilewati dengan baik. Ia mencontohkan, dengan adanya kasus ‘kudeta Demokrat’ membuat partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini makin dicintai rakyat, buktinya di sejumlah survei Demokrat berada di urutan ketiga teratas partai politik di Indonesia.
“KLB Partai Demokrat itu tidak memenuhi aturan main dalam partai politik, yaitu AD/ART Partai Politik,” pungkas Suparman.