Menyikapi terhadapap pernyataan sekelompok orang yang mengklim mengatasnamakan Dewan Pakar dan ormas kino-kino Partai Golkar yang telah mendesak diadakan Munaslub Golkar untuk melengserkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto adalah sikap individual dan tidak rasional.
Saya Firman Soebagyo selalu Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar dengan tegas menyampaikan bahwa munaslub yang digagas oleh sekelompok orang itu adalah gagasan “Keblinger” atau menyesatkan.
Kami berpegang kepada pernyataan yang telah disampaian Ketua Dewan Pakar Agung Laksono bahwa dalam rekomendasi yang dihasilkan oleh pleno dewan pakar dinyatakan tidak ada rekomendasi desakan Munaslub itu yang kami jadikan pegangan.
Saya menyampaikan telah mencium gagasan munaslub sejak lama dan itu bukan barang baru yang setiap saat digulirkan oleh sekelompok mereka-mereka itu karena ada kepentingan tertentu, ini yang kami sayangkan.
Kok masih ada kader yang mengklim senior kader Partai Golkar tetapi tudak paham aturan dan mekanisme organisasi.
Justru sebaliknya, pernyataan mereka malah menimbulkan kegaduhan politik di internal partai dan mendapat tantangan seluruh pimpinan daerah PG se-Indonesia. Karena pernyataan yang dianggap sangat provokatif ini akan merusak soliditas partai dalam menghadapi pemilu yang tinggal berapa bulan lagi.
Saya menyayangkan masih ada kader partai yang masih “menari di atas genderang orang lain”. Padahal mereka-mereka itulah yang ingin menghancurkan Golkar dari dalam.
Kita juga mengakui memang ada penumpang gelap dari kelompok luar yang ingin memanfaatkan kader-kader PG itu untuk menghancurkan Golkar dari dalam dan itu adalah kelompok kader yang sangat prakmatis.
Oleh karena itu kami mendesak agar Ketua Dewan Etik PG harus segera mengambil langkah tegas memberikan peringatan kepada kader-kader tersebut.
Bagi Ketua Umum PG AH yang telah mendapatkan madat penuh oleh keputusan Munas dan diperkuat Keputusan rapimnas yang menentukan sikap politik dan membuat keputusan terbaik dalam pencalonan presiden dan wakil presiden harus kita kawal dan kita amankan bahkan sampai detik ini kita masih bepepegang teguh kepada keputusan Munas bahwa Ketum AH adalah tetap calon Presiden dari Partai Golkar.
Oleh karena itu kami sebagai kader partai di semua lini harus mangamankan Keputusan tertinggi Partai yang ditetapkan Munas tersebut.
Bahkan pelanggaran kader yang tidak menjalankan dan mengamankan keputusan Partai itu ada konsekwensinya sambil mencontohan bahwa pemilu 2004 saya dan kawan-kawan Fahmi aidris, Burhanudin Napitulu, Anton Lesiang yang semua sudah almarhum dan ada beberapa kader lain dipecat dari keanggotaan partai karena menetang dan melawan keputusan DPP PG saat itu dan ini bukan main-main PG tetap menunjung tinggi azas PDLT (pretasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela).
Jadi kami ingin mengingat kepada semua jajaran kader partai harus menyadari konsekwensi akibat perbuatan dan tindakannya itu.
Tentang gagasan Munaslub sudah tidak ada lagi zamannya. Kita semua perlu mengedepankan kepentingan yang lebih besar adalah kepentingan memenangakan PG pada pemilu 024 baik untuk Pileg dan Pilres.
Bagi yang kebelet ingin jadi Ketum PG bersabar untuk mengikuti mekanisme partai yang sudah ada dan ini harus kita tegakan dan kita hormati.
Oleh: Firman Soebagyo, SE, MH, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Anggota DPR RI Dapil Jawa Tengah III