PDI Perjuangan Siap Perkuat Dialog Partai Politik di Kawasan Asia – Afrika

JAKARTA – PDI Perjuangan menyatakan siap menjadi tuan rumah dialog partai politik se-Asia dan Afrika. Itu ungkap Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto.

“Dialog partai politik lintas benua ini merupakan ajakan untuk membangun peradaban dan perdamaian yang bermartabat. Ini sebagai langkah lanjut yang sejalan dengan semangat Dasa Sila Bandung,” kata Hasto, dalam keterangannya, Kamis (4/3/2021).

Bacaan Lainnya

Dasa Sila Bandung adalah hasil Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 yang digagas oleh Bung Karno dan para pendiri bangsa, yang menyatukan negara-negara di Asia dan Afrika untuk bersatu-padu dan lepas dari penjajahan dan kolonialisme.
Hasto kristiyanto menyatakan hal ini dengan Duta Besar Suriah Abdul Mu’nim Annan, yang berlangsung di kantor DPP PDI Perjuangan, di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2021) sore.
Dalam pertemuan itu, Hasto didampingi oleh Ahmad Basarah (Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri), Zuhairi Misrawi (Calon Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi), Helmy Fauzi (mantan Duta Besar Indonesia untuk Mesir), Hanjaya (Direktur Luar Negeri), dan Helmy (Direktorat Luar Negeri).

PDIP adalah partai yang memiliki roh ideologis dan berakar kuat di masyarakat. Dubes Annan yakin bahwa PDIP, sebagai partai yang berkuasa saat ini, akan mampu membawa Indonesia menjadi negara yang kuat dan turut terlibat aktif di kancah diplomasi Internasional demikian ungkap Dubes Suriah.

Dalam kesempatan ini , Duta Besar Suriah juga menyampaikan tawaran kerjasama dan undangan kepada Ketua Umum Megawati Soekanoputri, untuk berkunjung ke Damaskus. Dubes memastikan bahwa Damaskus aman untuk dikunjungi.

Hasto Kristiyanto menyatakan pihaknya menyambut baik tawaran kerjasama yang disampaikan. PDIP terbuka untuk bekerjasama dalam kerangka Party to Party Cooperation sebagai upaya bersama membangun peradaban.

Sekjen PDI Perjuangan ini juga sempat menceritakan kondisi Indonesia kepada Dubes Annan. Menurut Hasto, demokrasi saat ini masih diwarnai praktek demokrasi liberal akibat krisis ekonomi tahun 1997 dan kemudian terjadi reproduksi model demokrasi liberal yang sebenarnya tidak sesuai dengan Pancasila.

“Maka adalah tugas PDI Perjuangan untuk membumikan Pancasila, sehingga Pancasila tidak hanya sekedar jargon, tapi menjadi living ideology yang hidup dan berkembang di tengah rakyat,” tutup Hasto dalam keterangannya. (RH)

 

Pos terkait