Dari pengamatan memberi kesimpulan pada gue : tokoh kita Jon Pengki jenis manusia tanpa perwatakan dan moralitas yang jelas. Sulit memulangkannya pada salah satu kandang tertentu, seolah – olah memiliki moral tersendiri. Memiliki ‘genealogie der moral’ khusus yang berbeda dengan manusia umumnya.
Kemasyhuran Jon Pengki kelak akan tercatat dalam buku sejarah sebagai manusia absurd yang mampu mengubah indonesia wilayah tak bertuan di mana manusia bebas menabur benih kebodohan.
Dan tentu saja itu membuat tokoh kita begitu ‘existential par excellence‘ , terlalu sempurna keunikannya sampai ia sendiri gagal mengekspose diri untuk dapat disebut manusia.
Sebagai bapak radikalisme indonesia sekaligus sesepuh kaum ekstrimis, saya ingin menyatakan bahwa mantra sakti kalian ” saya Indonesia saya Pancasila dan NKRI harga mati “, tidak akan mampu mencegah perpecahan bangsa.
Untuk menjaga persatuan Indonesia lebih baik kalian pakai resep saya dibawah ini saja, insya Allah mujarab :
Pertama, negara wajib memperlakukan rakyat sebagai manusia apapun latar belakang agama dan sukunya dengan cara yang adil dan beradab
Kedua, semua tokoh jangan membangun sikap toleransi dengan cara yang tidak toleran
Ketiga, pemimpin – pemimpin harus mampu menjaga keragaman dengan tidak menghilangkan perbedaan dimasyarakat
keempat, resep yang terakhir akan diberikan kalau sudah ada kiriman ampelop
Penulis: Habib Jansen Boediantono, Pimpinan Padepokan Wong Selon Ngayogyakarta