Foto ini menyampaikan berita sedih tentang kekayaan alam luarbiasa sebuah negeri yang tak sampai pada rakyat jelata, kegagalan elit politik mengangkat harkat dan martabat hidup rakyat. Inilah bukti penguasa dari yang satu ke penguasa lainnya enggan hadir menyelamatkan rakyat dari kemiskinan.
Mereka sibuk dengan kerakusannya…
Realitas Hukum di Indonesia
Sebagai guru besar filsafat dipadepokan wong selon terkejut juga menyaksikan tanggapan gerombolan serbet warteg dalam menilai berbagai anekdot yang menyangkut kekuasaan. Logika formal yang dibangun mereka, menurut saya hanya sekadar menunjukan khas manusia yang hidup dalam peradaban miring.
Mereka tak lagi mampu membedakan antara esensi dengan eksistensi yang membuat orang tak lagi kritis pada situasi sosial. Cara berlogika seperti itu membatasi proses berpikir manusia pada hukum – hukum kelurusan berpikir tertentu. Mereka terjebak pada suatu bentuk lalu mengabaikan isi pernyataan yang dianggapnya merusak realitas.
Hehehehe, padahal anekdot hanya ingin mengisyaratkan, sekalipun hanya bentuk realitas yang berada diluar hukum logis, dapat membuka ruang dialektika pemikiran pada suatu masyarakat yang mengalami penyumbatan informasi.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya ( ‘existential par excellence’)