JAKARTA – Ketua Umum Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Sahat Sinurat, mengutip pernyataan pendiri GAMKI, Johannes Leimena, sebagai warga negara yang baik satu sisi harus menjadi mitra dalam mendukung pemerintah, tetapi sisi lain juga harus kritis tetapi dalam ruang-ruang yang legal dan bertanggung jawab.
Hal itu disampaikannya saat acara dialog “Jelang Sidang MK” yang diselenggarakan oleh ‘Total Politik‘ di Madame Delima Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (22/4/2024).
Menurut Sahat, dinamika yang terjadi sekarang masih dalam ruang-ruang demokrasi yang mana orang menyampaikan pendapat baik kontra maupun mendukung. Namun, katanya jangan sampai menyampaikan fitnah dan mencemarkan nama baik.
“Jika dinamika sudah selesai, mari kembali bersatu dan kembali membangun Indonesia,” ujarnya.
Keputusan para hakim MK yang memutuskan hasil sengketa Pilpres 2024 menurutnya adalah keputusan yang menjadi putusan final dan mengikat sehingga perlu dihormati.
“Saya yakin, kakanda-kakanda yang sudah biasa berorganisasi ini memiliki sikap negarawan sehingga sudah selesai. Mari kita kembali guyub (bersatu) dan melihat Indonesia kedepan,” ucap Sahat.
Dia menambahkan, saat ini juga terjadi permasalahan-permasalahan global seperti konflik antara Iran dan Israel. Dia, khawatir Indonesia sibuk berdinamika didalam, lupa dengan dinamika yang sekarang terjadi diluar.
“Jangan sampai kita yang sibuk dengan dinamika internal tidak siap menghadapi dinamika eksternal,” tegasnya.
Terakhir, dia berpesan dalam menghadapi Indonesia Emas kedepannya banyak anak-anak muda yang ingin bekerja, mau meningkatkan pendidikan dan membangun daerahnya, jangan sampai larut karena dinamika yang terjadi.
“Juga penting, kedepan kita semua harus memikirkan kesejahteraan dan meningkatkan perekonomian Indonesia,” pungkas Sahat. ***