Ini Pesan Wakil Menteri Agama Menyambut Bulan Suci Ramadhan

JAKARTA – Menyambut bulan suci Ramadhan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi menyampaikan pesan buat umat Islam Indonesia yang akan menyelenggarakan ibadah puasa selama sebulan penuh. Zainut ingin umat Islam menjalani ibadah dengan khusyu di bulan penuh ampunan itu.

Apa saja pesan menteri agama tersebut? “Menata niat yang baik dan menyambutnya dengan ihlas dan penuh sukacita,゛kata Zainut pada Lintas Parlemen, Sabtu (18/4/2020).

Berikut pesan Zainut Tauhid Saadi jelang Ramadhan:

Menyambut bulan suci Ramadhan.

Sebagaimana kita ketahui bulan suci Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia. Allah SWT melipat gandakan pahala semua amal ibadah di bulan Ramadhan. Karena itu kehadirannya selalu ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam dimana pun berada.

Untuk menyambut bulan yang mulia tersebut, umat Islam dianjurkan untuk :

  1. Menata niat yang baik dan menyambutnya dengan ihlas dan penuh sukacita. Rasulullah SAW bersabda :

“Barang siapa yang bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk ke dalam neraka”

Begitu mulianya bulan Ramadhan sehingga menyambut dengan perasaan senang dan gembira saja Allah SWT akan memberikan jaminan surga kepadanya. Dengan catatan jika semua itu dilakukan dengan penuh keimanan dan keihlasan.

  1. Hendaknya sebelum masuk bulan Ramadhan yaitu bulan Rajab dan Sya’ban, sudah mulai melatih diri dengan melaksanakan amalan-amalan sunat, misalnya berpuasa, membaca Al Qur’an, memperbanyak sedekah dan zakat mal (harta). Hal ini sesuai dengan hadits Nabi diriwayatkan dari Anas :
  2. “bahwa umat Islam ketika masuk bulan Sya’ban, maka senantiasa membaca al-Quran dan mengeluatkan zakat hartanya, sebagai bantuan untuk orang miskin dalam menghadapi puasa”.

Khusus untuk mengeluarkan zakat harta ( mal ) pada saat pandemi wabah Covid-19 sangat dianjurkan untuk disegerakan sepanjang sudah memenuhi nisabnya. Hal ini sangat membantu saudara-saudara kita yang terdampak wabah Korona. Begitu juga dengan zakat fitrah sebaiknya dibayarkan pada awal bulan Ramadhan dan tidak harus menunggu sampai akhir Ramadhan.

  1. Melaksanakan ziyarah ke makam orang tua, kerabat dan saudara yang telah berpulang ke rahmatullah untuk mendoakan agar diampuni salah dan dosanya, dilapangkan alam kuburnya serta diberikan tempat yang mulia disisi Allah SWT.

Ziyarah kubur merupakan amalan yang sangat baik, karena akan mengingatkan kita pada kematian. Bahwa kematian itu adalah sebuah kepastian sehingga kita harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum ajal menjemput kita. Sangat indah pesan Nabi SAW kepada kita : “Cukuplah kematian sebagai pemberi nasehat”

Ziyarah kubur waktunya boleh setiap saat, namun pada saat menjelang bulan puasa memiliki makna yang sangat istimewa, karena bulan Sya’ban memiliki nilai keutamaan dibandingkan bulan lainnya.

  1. Melakukan silaturahmi kepada orang tua yang masih hidup, saudara, kerabat dan teman-teman untuk saling memaafkan. Hal ini penting dilakukan agar kita memasuki bulan puasa dengan hati yang bersih, tenang, dan penuh keihlasan dan kekhusu’an, semata ingin mengharapkan ridlo dari Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 178 yang artinya ;

“Maka barang siapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar diat kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu nikmat. Barang siapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.” (QS Al-Baqarah ayat 178)

Mengingat pandemi wabah Covid 19 sampai dengan bulan Ramadhan kemungkinan besar belum mereda, sebaiknya agenda ziyarah kubur ditiadakan dan diganti dengan berdoa dari rumahnya masing-masing. Insyaallah nilai pahalanya tidak berkurang sedikit pun.

Begitu juga dengan kegiatan silaturahmi dan saling meminta maaf bisa dilakukan melalui media sosial atau media daring mengingat masih ada kebijakan untuk physical distancing dan PSBB.

Demikian dan terimakasih.
Wassalam,
Zainut Tauhid Sa’adi.

Pos terkait