Habibie Mahabbah di Hari Tani Nasional 2025: Pencapaian Menteri Pertanian Kita di Tahun Ini Patut Diapresiasi

JAKARTA – Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Pemuda Lumbung Informasi Rakyat (Sekjen DPP Pemuda LIRA) Habibie Mahabbah menyampaikan selamat Hari Tani Nasional 2025. Di hari tani ini Habibie memuji kinerja Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di sektor pertanian.

Menurut Habibie, apa yang telah dilakukan Andi Amran telah meletakan pondasi kuat agar petani Indonesia di masa akan datang sejahtera. Ia berharap pondasi tersebut terus dibangun agar para petani Indoensia makin sejahtera seperti di Amerika Serikat.

Bacaan Lainnya

“Kita perlu mengapresiasi pencapaian Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di sektor pertanian saat ini, Mimpi kita, kita bisa melahirkan petani-petani sukses di masa akan datang. Dan kita berharap Pak Menteri Andi Amran mampu mewujudkan itu dengan membangun pondasi kokok sistem pertanian di Indonesia,” kata Habibie seperti disampaikan kepada wartawan, Jakarta, Rabu (24/9/2025).

Pada kesempatan itu, Habibie yang juga anak petani ini memuji keberhasilan Kementerian Pertanian yang mampu menjaga stok beras nasional di level 4,2 juta ton yang tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Untuk itu, ia meminta seluruh elemen bangsa bersyukur dengan raihan tersebut.

“Di tahun ini kita mampu meraih sejumlah pencapaian dengan produksi beras nasional yang terus melonjakan. Dan itu sangat positif bahkan itu tertinggi di kawasan ASEAN. USDA menyampaikan bahwa produksi beras kita di tahun ini bisa mencapai 34,6 juta ton. Sementara FAO punya perkiraan kita di tahun ini bisa capai 35,6 juta ton. Ini kan luar biasa,” jelas Habibie.

Adopsi Cara Petani Amerika Serikat Sejahtera

Mantan Bendahara Umum PB HMI dan Wakil Sekjen DPP KNPI ini meminta Menteri Andi Amran memperkuat timnya untuk mengejar ketertinggalan-ketertinggalan di sektor pertanian. Terutama, lanjutnya, membangun pondasi sistem pertanian Indonesia untuk mensejahterakan petani Indonesia.

“Kadang saya iri dengan pencapaian negara maju di sektor pertanian, di satu sisi potensi pertanian kita belum mampu mensejahterakan para petani lokal. Kira-kira kita bisa mengikuti petani dari Amerika Serikat (AS) yang melahirkan orang kaya seperti Stewart Resnick, Harry Stine, Stewart dan Lynda Resnick? Saya pikir bisa. Kembali pada sinerji yang kita bangun,” jelas Habibie.

Saat ditanya kenapa petani AS jauh lebih sejahtera dari petani Indonesia. Habibie menyebutkan, selain mendapatkan dukungan pemerintah, petani AS juga mampu mengadopsi teknologi canggih dengan dukungan sistem pertanian yang sehat. Dibandingkan Indonesia, AS memiliki sistem pertanian yang berioritasi bisnis dengan investasi yang besar.

“Jika dilihat dari sekarang, kita mungkin agak berat mengikuti itu. Karena Amerika menggunakan sistem petanian dengan Business oriented. Pendekatan ini saya rasa berat kita lakukan di Indonesia saat ini. Tapi di masa akan datang kenapa tidak. Di hasil pertanian kita itu kan masih ‘makan oriented’. Asal kita sebagai petani bisa untuk makan. Sehingga kita berat mensejahterakan petani kita. Saya masih ingat bapak  (almarhum) saya, bagaimana hasil pertanian sekedar mencukupi kehidupan sehari-hari keluarga,” ungkap Habibie.

“Selain itu, lahan di AS sangat luas hingga ribuan hektar yang didukung oleh sistem adaptif dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi yang super canggih. Tak hanya itu, petani di AS memakai teknologi pertanian yang disebut presisi seperti drone dan GPS. Keren kan. Ada satu lagi, manajemen pertanian mereka memakai tata kelola yang kuat, termasuk data yang kuat yang bukan spekulasi,” sambung Habibie.

“Dukungan pemerintah juga sangat penting dengan mengeluarkan kebijakan tepat untuk petani. Di mana pemerintah membuatkan program untuk petani seperti asuransi tanaman dan subsidi. Dengan asuransi itu, para petani bisa terlindungi dari berbagai risiko kegagalan yang menghantui petani seperti gagal panen,” ungkap Habibie.

Di akhir keterangannya, ia ingin petani Indoesia memiliki pengetahuan yang mendukung sebagai petani sukses sebagai petani. Seperti perlu dibekali ilmu manajemen bisnis, manajemen keuangan, manajemen pertanian hingga ilmu pemasaran.

“Menteri Pertanian punya tugas berat mengubah mind set atau pola pikir petani kita biar menjadi petani sukses. Petani kita perlu memiliki pemahaman kuat soal pemasaran dan keuangan. Maksud saya para petani kita, dengan kemampuan pemasaran yang didukung pemerintah, para petani memasarkan hasil pertaniannya sendiri ke konsumen dengan memotong rantai pasok. Di kita, para petani bisa menjual hasil pertaniannya ke pasar tradisional, pasar lokal, restoran, mall dan swalayan,” terangnya.

Pos terkait