Impor Beras, Indikator Program Food Estate Gagal

JAKARTA – Anggota Komisi IV DPR RI Hermanto menegaskan rencana pemerintah yang akan mengimpor beras satu juta ton sangat tidak masuk akal dan merugikan sektor pertanian dalam negeri. Apalagi saat ini Indonesia sedang mengembangkan Program Food Estate besar-besaran.

“Bila rencana impor beras tersebut direalisasikan maka hal ini menjadi indikasi bahwa program food estate mengalami kegagalan,” tandas Hermanto

Bacaan Lainnya

Hermanto menolak tegas rencana impor beras tersebut. “Anggaran untuk impor beras tersebut lebih baik digunakan untuk membeli beras dari petani dan lahan food estate agar hasil panen raya terserap semua guna mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani,” papar legislator dari FPKS DPR ini.

Ditengah menurunnya ekonomi nasional akibat pandemi covid-19, lanjutnya, seharusnya pemerintah memprioritaskan anggaran untuk menyerap produk pangan dalam negeri. “Hal ini penting untuk memberi stimulus ekonomi pembangunan sektor pertanian,” ucap Hermanto.

Beberapa hari lalu Pemerintah memutuskan pada tahun 2021 ini akan melakukan impor beras sebanyak 1 juta ton. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan impor tersebut untuk menjaga ketersediaan beras di dalam negeri agar harganya bisa tetap terkendali.

Sementara itu Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebutkan impor beras akan digunakan untuk menambah cadangan beras atau iron stock guna memastikan beras selalu ada. Iron stock ini tidak dipengaruhi oleh panen atau apapun.

“Untuk memenuhi iron stock tidak mesti dengan impor beras dan harus diupayakan pemerintah membeli beras petani dalam negeri,” pungkas legislator dari Dapil Sumbar I ini. (joko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *