Apa Orang Sukses Itu Identik dengan Sibuk?

Selamat malam, pak Doktor Suharsono.
Saya pernah mengikuti pelatihan bapak di Pekanbaru, Riau. Kira-kira tahun 2011, ya sudah lama.

Tapi saya ingat betul ada kata-kata yang terekam di pikiran saya: DREAM BIG. Bagaimana mempunyai impian besar dan berjuang mewujudkannya.

Bacaan Lainnya

Baru-baru ini saya baca Inspirasi Pagi bapak di belarakyat.com, dan saya tertarik untuk tanya bapak hal-hal yang mengganggu pikiran saya.

Oh… ya, nama saya Wulan Safitri, umur 30 tahun. Menikah dan suami pejabat PNS di Pemda. Sudah punya 3 anak dan kami tinggal di Surabaya.

Saya aktif di beberapa oraganisasi. Juga aktif di beberapa kegiatan kemasyarakatan dan sosial.

Saya punya salon, kursus kecantikan, dan sanggar pengantin. Kegiatan saya sangat padat, dari pagi sampai malam. Bahkan kadang-kadang suami ingatkan untuk tidak terlalu aktif di berbagai organisasi yang menyita waktu. Lebih baik urus bisnis sendiri yang menghasilkan uang.

Saya pingin tanya pak Doktor Suharsono. Kenapa saya belum juga sukses sepeti teman-teman saya? Mereka salonnya maju, kursusnya berkembang. Bahkan mereka dapat membuka cabang di beberapa kota. Apakah kesibukan saya kurang sehingga belum sukses? Apa kesibukan penentu sukses seorang?

Mohon pencerahannya, pak Doktor.
Terima kasih, semoga Bapak sehat selalu dan semakin sukses usahanya.
Salam,

Wulan Safitri.

Jawaban:
Bu Wulan memang luar biasa. Seorang ibu rumah tangga. Mengurus suami, anak-anak, usaha salon, kursus, dan sanggar pengantin. Aktif di banyak organisasi. Aktif di banyak kegiatan sosial dan kemasyarakatan.

Saya susah untuk membayangkan, betapa sibuknya bu Wulan. Dan pasti menyita waktu yang banyak untuk melakukan banyak hal.
Bu Wulan juga harus bersyukur punya suami yang sayang sama ibu. Beliau mengingatkan ibu apa yang seharusnya dikerjakan. Semua itu bentuk kecintaannya sama bu Wulan.

Untuk menjadi sukses, seseorang harus punya impian. Sukses artinya mencapai tujuan. Tujuan yang berjangka panjang namanya impian. BIG DREAM. Kalau jangka menengah atau tahunan, namanya tujuan. Kalau jangka pendek dalam bulanan, mingguan, dan target yang tuju dalam harian namanya target.

Supaya kesuksesan kita terukur, sebaiknya target atau tujuan kita tulis. Kenapa harus ditulis? Supaya tujuan kita tidak bergerak kemana-mana. Banyak orang yang sudah punya tujuan, di tengah jalan ganti tujuan. Ini dikarenakan melihat kesuksesan orang lain.

Saran saya untuk bu Wulan:

1. Karena sukses itu adalah mencapai tujuan, ibu perlu menetapkan beberapa tujuan yang mau dicapai. Misalnya, ada lima hal yang mau dicapai dalam tahun ini.

Tujuan ini hendaknya yang benar-benar diinginkan, yang paling esensial, yang dapat membuat ibu menangis dan bahagia bila mencapainya. Tujaun ini bersifat personal. Ibu akan merasakan bahagia bila mencapainya.

2. Menuliskan tujuan dan mengkomunikasikannya dengan orang-orang terdekat. Suami dan anak-anak perlu diberitahu. Minta masukan dari mereka. Siapa tahu tujuan yang ditulis termasuk tujuan mereka juga.

Supaya kalau ibu sibuk untuk mewujudkan tujuan tersebut, mereka memahaminya. Mereka pasti juga akan membantu untuk tujuan-tujuan tersebut. Apalagi bila ada keinginan mereka pada tujuan tersebut.

3. Fokus melakukan kegiatan yang dapat menunjang tercapainya tujuan. Semua kegiatan yang berkontribusi dalam mencapai tujuan yang ditulis adalah penting. Lakukan kegiatan-kegiatan yang penting saja. Kurangi kegiatan yang tidak berkontribusi dalam mencapai tujuan.

Kegiatan yang tidak berkonribusi terhadap pencapaian tujuan dianggap tidak penting. Kalau ibu punya 15 kegiatan hari itu, pilih-pilih kegiatan yang penting saja. Tanya dalam hati: apa manfaatnya kegiatan ini bagi pencapaian tujuan saya?

4. Pastikan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencapai target tertentu. Bukan hanya sekedar mengisi waktu. Kegiatan 1 targetnya apa? Kegiatan 2 targetnya apa? Dan seterusnya.

Kalau kita terbiasa dengan menetapkan target, tanpa kita sadari kita akan mencapai hal-hal besar. Kalau kita terbiasa dengan menetapkan tujuan, tanpa kita sadari kita akan mencapai kehidupan yang luar biasa yang kita idam-idamkan.

5. Mengelola waktu. Orang-orang sukses mengelola waktunya secara produktif. Bu Wulan ingin menjadi orang sukses. Kelola waktu ibu secara produktif. Jangan melakukan semua hal yang ibu sukai. Yang kita sukai belum tentu bermanfaat bagi kita. Isi waktu kita dengan hal-hal yang bermanfaat saja. Waktu adalah sumberdaya yang terbatas. Kalau kita kehilangan waktu, kita tidak akan mendapatkannya lagi.

6. Kegiatan-kegiatan kita dapat dikelompokkan ke dalam 4 katagori:

Katagori 1: penting dan mendesak; kataogori 2: penting dan tidak mendesak; katagori 3: tidak penting dan mendesak; katagori 4: tidak penting dan tidak mendesak.

Ingat kegiatan penting adalah kegiatan yang berkontribusi besar terhadap pencapain tujuan. Lakukan kegiatan yang penting-penting saja. Yang mendesak maupun yang tidak mendesak. Bila masih ada waktu, kita dapat melakukan kegiatan yang lain.

Semoga saran-saran diatas dapat membantu bu Wulan dalam memilih kegiatan. Ingat: tulis tujuan, pilih kegiatan yang penting, selalu punya target, dan kelola waktu secara produktif.

Sukses untuk bu Wulan.

[ Kali ini DR Suharsono memberi kesematan buat Anda sekalian yang ingin curhat, ada personalan hidup yg susah diselesaikan terkait keluarga, karir, bisnis, keuangan dll.

Daftar pertanyaan bisa dihubungi Nomor what’s App 081364923457

Catatan: identitas bisa disembunyikan dan jawabannya dimuat di belarakyat.com

Terimakasih

Cc: DR SUHARSONO, MM, MPd]

Pos terkait