Kiat Bertahan dalam Bisnis Kondisi Sulit

Assalamualaikum ww.
Salam kenal, pak Doktor Suharsono. Saya Irma Irianti, 28 tahun. Berkeluarga, suami kerja di perusahaan swasta. Anak 3, masih kecil-kecil. Kami tinggal di Bandung.

Saya mau cerita sedikit tentang permasalahan saya. Saya punya beberapa usaha yang dulunya lancar. Saya buka pendidikan PAUD, sudah punya 3 cabang.

Bacaan Lainnya

Saya buka beberapa kios minuman dan makanan ringan. Semuanya berjalan lancar dan menguntungkan.

Dari hasil usaha ini saya dapat membeli rumah untuk dipakai salah satu PAUD saya. Walaupun beli dengan angsuran, tapi lumayan sudah punya tempat sendiri. Tempat-tempat lainnya saya kontrak.

Musibah datang. Pandemi Covid merambah kemana-mana selama 2 tahun ini. Semua sekolah PAUD saya terpaksa ditutup sementara. Usaha kiosk makanan dan minuman juga berhenti karena tidak ada yang mau beli, walaupun dengan diskon-diskon.

Tempat-tempat sudah disewa selama 3 tahun. Tidak ada kegiatan selama dua tahun ini. Tidak ada dana masuk untuk bayar pegawai. Usaha tekor semua. Saya jadi pusing dan stress. Usaha yang dulu lancar kini bermasalah. Saya frustasi, pak Doktor.

Pertanyaan saya, bagaimana mengurangi frustasi saya? Apa bisa usaha-usaha saya normal kembali? Kita-kiat apa saja untuk dapat bertahan dalam bisnis?

Terima kasih, pak Doktor. Semoga nasehat-nasehat pak Doktor bisa mengurangi keruwetan hidup saya.
Wassalam ww.
Salam hormat,

Irma Iriati – Bandung.

Jawaban:

Waalaikum salam ww.

Permasalahan dalam kehidupan adalah hal yang biasa. Jangan terlalu dipusingkan. Siapa saja, dimana saja, dan kapan saja, orang selalu menghadapi masalah. Hidup kita adalah menghadapi masalah dan mencari solusinya. Tidak ada masalah tanpa solusi.

Semuanya selalu berpasangan. Masalah dan solusi adalah pasangan. Masalah yang bu Irma hadapai juga dihadapi oleh orang lain. Orang lain bahkan lebih parah. Oleh karena itu, kita syukuri saja apa yang ada. Ibu bersyukur, suami dan anak-anak sehat-sehat semuanya. Ibu bersyukur, suami tetap dapat bekerja seperti biasa.

Ibu bersyukur, tidak ada tuntutan dari orang tua siswa PAUD. Bersyukur, bu Irma dalam kondisi sehat sehingga dapat memikirkan kelanjutan usaha. Insya Allah, dengan bersyukur kita akan diberilan jalan keluar dari permasalahan yang kita hadapi.

Menjawab pertanyaan ibu, berikut ini saya berikan beberapa nasihat dan saran:

1. Bersyukurlah terhadap apa yang Anda miliki.
Jangan mengeluhkan apa yang tidak Anda miliki. Selalu bersyukur setiap hari.

Bersyukur tentang suami, anak-anak, kesehatan, rumah yang ditinggali, peluang bisnis yang masih terbuka, pandemic yang sudah mulai mereda.

Mengeluhkan sesuatu tidak memberikan solusi. Mengeluhkan sesuatu hanya akan mengundang lebih banyak hal-hal yang kita keluhkan.

2. Usaha mengurangi beban kewajiban.
Negosiasikan kontrak-kontrak rumah tempat usaha. Karena adanya pandemic, minta pembebasan pembayaran kontrak. Atau minimal pengurangan harga kontrak, atau penundaan pembayaran.

Lakukan semua yang dapat dilakukan untuk mengurangi beban. Termasuk penundaan pembayaran angsuran rumah. Dalam kondisi seperti sekarang, banyak orang akan memahami masalah-masalah kita.

3. Semuanya akan normal kembali – dengan bentuk kenormalan yang baru.
Tidak ada badai yang berlangsung terus-menerus. Badai pasti akan berhenti dan berlalu. Kehidupan akan berjalan kembali dengan normal yang baru.

Persiapkan diri untuk menyongsong kehidupan baru. Tata kembali hal-hal yang berantakan karena pandemic. Hubungi kembali pelanggan-pelanggan lama. Bangun komunikasi. Bangun bisnis kembali.

4. Pengusaha harus tangguh.
Tantangan menjadi pengusaha lebih berat dari tantangan sebagai pegawai. Kita harus tangguh. Kalau kita jatuh, kita harus bangkit kembali. Jatuh lagi, …… bangkit lagi. Perbedaan orang sukses dan orang gagal, orang sukses bangun lebih banyak dari jatuhnya. Orang gagal jatuh…… dan tidak bangun-bangun. Dalam bisnis, untung dan rugi adalah biasa. Pengusaha sukses, untungnya lebih banyak dari pada ruginya.

5. Cintai apa yang Anda lakukan.
Salah satu kunci bertahan dalam bisnis adalah mencintai apa yang Anda lakukan. Pahami bahwa apa yang Anda lakukan adalah bermakna. Bisnis Anda bermanfaat bagi banyak orang. Bisnis Anda membuat orang lain berkembang. Banyak orang bergantung pada bisnis Anda. Nilai-nilai dan kebermaknaan tersebut mendorong kita untuk mencintai apa yang kita lakukan. Bila kita mencintai apa yang kita lakukan, kita akan merasakan kebahagiaan.

6. Berbisnis tidak sekedar mencari uang.
Berbisnis harus menghasilkan nilai tambah. Nilai tambah dalam hal materi dan non materi. Gali lebih dalam lagi nilai tambah apa lagi yang dapat diperoleh dari bisnis kita. Semakin banyak nilai tambah yang dihasilkan, semakin cinta kita terhadap bisnis. Dan semakin giat kita memperjuangkannya.

Saran dan jawaban saya bersifat umum. Yang harus kita ingat, banyak orang seperti kita menghadapi permasalahan. Permasalahan yang mungkin lebih berat selama pandemic ini. Mereka juga berusaha bangkit. Dan mereka bisa. Bu Irma juga pasti bisa.

Selamat berjuang, bu Irma. God bless you.

[ Kali ini DR Suharsono memberi kesematan buat Anda sekalian yang ingin curhat, ada personalan hidup yg susah diselesaikan terkait keluarga, karir, bisnis, keuangan dll.

Daftar pertanyaan bisa dihubungi Nomor what’s App 081364923457

Catatan: identitas bisa disembunyikan dan jawabannya dimuat di belarakyat.com

Terimakasih

Cc: DR SUHARSONO, MM, MPd]

Pos terkait