Selamat malam
Salam kenal pak DR Suharsono. Saya Jhonny. Umur 41 tahun. Saya pegawai swasta di Jakarta.
Pertanyaan saya singkat. Ada yang bilang, sukses itu nasib. Betulkah itu?
Jika nasib, wajar jika saya berbeda nasibnya seperti ini. Saya hanya pegawai swasta biasa. Berbeda dengan kawan SMA saya yang rata-rata memiliki jabatan dan usaha lancar.
Alasan itu juga saya malas ikut reunian, baik SMP, SMA apalagi sesama kampus.
Kalau reunian SD hampir tidak ada karena saya SD masih di kampung di Sumatera Utara sana.
Jika sukses bukan nasib, apa saya bisa ubah nasibku. Dan apa Bapak DR Suharsono bisa bantu saya mengubah nasibku?
Apa saya tidak terlambat untuk sukses?
Mohon pencerahannya Pak DR Suharsono
Jhonny, Jakarta (08131****)
Jawaban:
Ada perbedaan antara nasib dan takdir. Menurut saya, nasib dapat berubah-ubah tergantung ikhtiar orang yang memiliki nasib. Orang yang bekerja keras, rajin, ulet, jujur, dan gampang bergaul biasanya bernasib baik dalam hidupnya. Nasib kita bergantung pada usaha kita dalam membangun kehidupan kita. Kita yang menentukan nasib kita, bukan orang lain.
Sedangkan takdir adalah urusan Tuhan Yang Maha Kuasa, pemberi kehidupan kita. Kita tidak dapat mengubah takdir. Takdir adalah rahasia Allah, Yang Maha Kuasa.
Dalam kasus pak Jhonny, yang dapat mengubah nasib adalah bapak sendiri. Orang lain hanya membantu, memfasilitasi, mendorong dan memotivasi. Kehidupan seperti apa yang bapak inginkan?
Persiapan-persiapan apa yang bapak lakukan untuk meraih kehidupan tersebut? Tindakan dan usaha apa yang bapak lakukan? Semuanya bergantung pada diri bapak sendiri. Itulan sebabnya, kita yang menentukan nasib kita sendiri, bukan orang lain.
Sukses punya arti yang berbeda-beda, tergantung orang memaknainya. Bagi pekerja bangunan, dia akan merasa sukses dan bahagia bila mendapatkan order pekerjaan yang berupah 200.000 rupiah per hari.
Bagi mahasiswa tahun terakhir, mereka akan merasa sukses adan bahagia bila telah dinyatakan lulus dalam ujian skripsi yang diikutinya. Bagi orang tua, mereka akan merasa sukses dan bahagia bila telah berhasil menyekolahkan anaknya ke sekolah favorit pilihannya.
Pak Jhonny memaknai sukses seperti apa? Apa yang bapak inginkan dalam hidup ini? Apa yang mau bapak capai dalam tahun ini, dalam bulan ini, dan hari ini? Kalau bapak punya suatu keinginan. Bapak berjuang untuk mewujudkan keinginan tersebut. Dan bapak berhasil mewujudkannya, maka Pak Jhonny adalah termasuk orang sukses. Dan saya jamin bapak akan merasa puas dan bahagia.
Saya akan memberikan panduan berupa filosofi sukses agar pak Jhonny dapat mengubah nasibnya dan tergolong orang sukses.
1. Selalu bersyukur
Kita harus selalu bersyukur atas kehidupan yang kita miliki. Apapun kondisinya. Agama mengajarkan untuk selalu bersyukur. Kalau kita bersyukur, Tuhan akan menambah nikmatnya pada kita. Dalam Al Quran QS Ibrahim 7 disebutkan, artinya: “Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmatKu) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya azabKu sangat pedih.”
Juga disebutkan dalam Injil Matius: “Siapa yang memiliki akan diberi lebih banyak, dan dia akan memiliki kelimpahan. Siapa yang tidak memiliki, maka bahkan apa yang dimilikinya akan diambil darinya.”
Kalau kita memiliki rasa syukur kita akan diberi lebih banyak, dan akan memiliki kelimpahan. Kalau kita tidak memiliki rasa syukur, maka apa-apa yang kita miliki akan diambil dari kita. Syukuri apa yang kita miliki, dan jangan keluhkan apa yang kita miliki dan tidak kita miliki.
2. Hukum sebab akibat
Kondisi kita saat ini adalah akibat dari perilaku kita di masa lalu. Kalau kita menginginkan suatu kondisi kehidupan di masa datang, kita harus mulai membuatnya terjadi saat ini. Kita harus merencanakan sukses yang kita mau. Kita harus mempersiapkan langkah-langkah menuju sukses.
Kita harus melakukan langkah-langkah tersebut supaya sukses itu terjadi. Sukses dibangun setiap hari, bukan dalam sehari. Lakukan langkah-langkah kecil sukses yang dapat mengakibatkan terjadinya sukses tersebut.
Ingat, kalau kita menginginkan suatu akibat (sukses), kita harus menciptakan sebab-sebabnya.
3. Rencanakan sukses yang kita mau.
Sukses itu berarti meraih apa yang kita inginkan. Kita perlu menetapkan apa saja yang mau kita raih dalam kehidupan kita. Finansial, social, keluarga, dan spiritual seperti apa yang kita inginkan.
Langkah-langkah apa yang perlu kita siapkan untuk mencapai keinginan tersebut. Kecakapan apa yang harus kita pelajari. Tindakan apa yang harus kita lakukan. Siapa-siapa yang harus kita hubungi untuk dapat memberikan bantuan.
Semuanya kita lakukan dalam rangka meraih keinginan kita. Tentu saja untuk menjadi suskes.
4. Sukses itu hak setiap orang
Setiap orang punya hak untuk kesuksesan. Tetapi tidak semua orang mau menggunakan haknya. Sukses itu ibaratnya anak kecil yang baru belajar berjalan. Anak kecil pasti melalui tahapan jatuh bangun untuk dapat berdiri dan melangkah. Kalau jatuh, dia merasa sakit dan menangis, tetapi tidak mengendorkannya untuk mencoba lagi. Dia akan mencoba berdiri, terjatuh, menangis, bangun lagi, berdiri lagi, melangkah, jatuh, bangun lagi.
Proses mencapai kesuksesan penuh dinamika jatuh, bangun, merasa sakit, sedih, berhasil, merasa senang, bahagia. Setiap orang punya hak untuk merasakannya. Tetapi tidak semua orang mau melalui prosesnya.
Masih banyak filosofi tentang sukses, tetapi saya berharap pak Jhonny dapat memahami empat filosofi tersebut dan menerapkan dalam kehidupan.
Yang penting bukan seberapa banyak ilmu yang kita kuasai, tetapi seberapa banyak yang kita praktikkan dari ilmu yang kita kuasai.
Semoga bermanfaat!
[ Kali ini DR Suharsono memberi kesematan buat Anda sekalian yang ingin curhat, ada personalan hidup yg susah diselesaikan terkait keluarga, karir, bisnis, keuangan dll.
Daftar pertanyaan bisa dihubungi Nomor what’s App 081364923457
Catatan: identitas bisa disembunyikan dan jawabannya dimuat di belarakyat.com
Terimakasih
Cc: DR SUHARSONO, MM, MPd]