Andi Amran Sulaiman dan ‘KKSS Rumah yang Penghuninya Tidur di Luar’. Dua suku kata yang sangat familiar dibahas bersama di grup Whatsapp alumni IKAMI Sulsel. Riuhnya terasa menyemangati.
Anggota grup alumni IKAMI lebih tertarik membahas Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS). Pasalnya, Waktu dekat ini, KKSS menggelar Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) dan Musyawarah Besar (Mubes) berlangsung 9–11 April 2025 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Tema diskusi merujuk tulisan Firman Syah selaku Anggota Departemen Seni Budaya BPP KKSS yang dimuat di sejumlah media. Firman atau Kak Immank kita menyapanya di IKAMI Sulsel Cabang Jakarta menuangkan idenya bahwa KKSS ini laiknya rumah besar nan cantik; megah. Namun, penghuninya banyak yang tertidur diluar. Kenapa bisa tidur diluar? Itu kemudian menjadi pertanyaan besar. Kenapa mereka tidur di luar?
Kak Immank mengulasnya seperti dikutip dari www.lintasparlemen.com kenapa mereka tidur di luar? “Di satu layar televisi, seorang artis dan pengacara saling serang. Keduanya berdarah Bugis-Makassar, sama-sama mengatasnamakan siriq—sebuah nilai yang sakral, yang seharusnya dijaga, bukan dipakai saling menjatuhkan. Mereka warga KKSS. Tapi ketika kisah mereka bergulir di ruang publik, di mana suara KKSS?
Di sudut kota yang lain, Baco—seorang buruh bangunan—akhirnya mampu membeli sebidang tanah setelah puluhan tahun memeras keringat di rantau. Namun tanah itu dijual oleh oknum warga lokal ke sebuah perusahaan, tanpa sepengetahuan Baco. Ia kebingungan, kehilangan. Di mana KKSS saat itu?”
“Dan ketika seorang pejabat publik, warga KKSS, tersandung kasus korupsi nasional—publik bertanya-tanya: Apakah KKSS akan membelanya sebagai keluarga, atau menampiknya demi menjaga nama baik?”
“Tiga cerita. Tiga kenyataan. Namun terbersit satu pertanyaan besar: Apakah KKSS masih menjadi rumah yang melindungi semua penghuninya? Atau hanya simbol nan megah namun kosong?”
Menarik dan sangat menggelitik tulisan ini. Biasanya, jika berbicara soal IKAMI apalagi KKSS urung niat saya membahasnya apalagi menulisnya dalam sebuah tulisan. Saat saya melihat diskusi mengalir, mengingat saat masih di HMI dulu yang suka berdiskusi sehingga saya ikut nimbrung menuangkan ide.
Sejurus kemudian, saya mencari informasi ke sejumlah senior, seangkatan di IKAMI bahkan yunior terkait kondisi KKSS saat ini. Naluri jurnalistik muncul, kemudian melakukan investigas kecil-kecilan. Eh, ternyata banyak dinamika jelang PSBM dan Mubes KKSS yang digelar bersamaan.
Kembali ke tulisan Kak Immank, senior saya ini menulisnya dengan diksi seolah ada masalah besar di lingkaran KKSS. Banyak tokoh besar di KKSS. Kenapa persoalan kecil ini belum juga terjawab secara kekeluargaan? Ataukah persolan itu tak bisa diselesaikan dengan kekeluargaan seperti selama ini? Sehingga harus menyelesaikan permasalahan itu dengan mekanisme organisasi? Atau jangan-jangan menyelesaikan masalah KKSS ini harus melalui jalur hukum? Entahah.
Itu pertanyaan besar saya awalnya. Sehingga saya menelpon lebih intens ke sejumlah senior dan mantan Ketum IKAMI Sulsel yang paham KKSS. Saya terbangun, dan berbertanya kenapa masalah itu tidak diselesaikan di forum resmi organisasi? Jangan sampai berkepanjangan, kemudian Ketum KKSS terpilih kerepotan menyelesaikan warisan masalah kepengurusan sebelumnya.
Sejatinya duduk bersama membahas persoalan tersebut. Jangan membawa internal KKSS ke ruang publik. Ataukah KKSS sekarang sudah menjadi simbolik rumah megah bagi warga Sulawesi Selatan di perantauan tanpa cinta? Peserta PSBM dan Mubes KKSS yang perlu menjawab ini di arena resmi di Kota Daeng.
Makin kukuh niatku menuntasknan tulisan pagi ini yang awalnya sebatas coretan usai melihat grup Whatsapp alumni IKAM itu. Kak Immank mengomentari postingan link berita yang sudah viral dengan sebuah pertanyaan besar pula. “Kalau Menteri jadi ketum KKSS, makin banyak penghuni yg tidur di luar Makin sulit ditemui. Jadinya cuma simbol.”
Saya suka narasi yang disampaikan Kak Immank sebuah pertanyaan sarat makna. Ia sangat cerdas. Itu bisa dimaklumi karena Kak Immank adalah seniman plus (ditambah) sutradara film. Mantan aktivis pula. Pekerja seni menuntut berpikir.
Jika Andi Amran Terpilih Ketum KKSS 2025-2030 Mampukah KKSS sebagai Rumah Megah Mengayomi?
Masih dalam diskusi panjang lebar di grup Alumni IKAMI itu, saya bertanya kepada anggota grup dengan menimpali komentar Kak Immank terkait sosok Andi Amran jika memimpin KKSS. Saya mengawali dengan tanya, “Saya belum pernah ber-KKSS (sehingga belum tahu budaya organisasi KKSS) tapi sebagai warga KKSS ide kak Immank soal Pak Menteri jadi Ketum bisa jadi lebih banyak penghuni tertidur di luar ???”
Saya bertanya kemudian, mungkin sebaliknya. Warga yang tertidur di luar tapi mereka bahagia karena mereka diayomi oleh kepemimpina Andi Amran? Saya meminta Kak Immank memilih pertanyaanku, ‘Mau tertidur di dalam tapi tetap lapar atau tidur di luar tapi kenyang?’ Menurut saya, tak ada jaminan kita tertidur di dalam dengan kondisi perut kenyang. Saya menceritakan, sejak saya tidak berIKAMI, selepas jabatan sebagai Ketum Cabang Jakarta, saya merasa tidur diluar.
Alhamdulillah, saya merasa ‘KENYANG’ DI LUAR MESKI TERTIDUR DILUAR. Tak masalah tertidur diluar asal semua kebutuhan termasuk kenyang tadi tercukupi. Kalau harus memilih TERTIDUR DILUAR vs KENYANG diluar. Buat apa dalam rumah megah itu saat bersamaan di rumah itu tak bahagia. Tidak ada lagi CINTA?
Dari sini kemudian timbul pertanyaan besar. Mampukah Andi Amran membuat KKSS rumah yang ramah bagi penghuninya sehingga tak tertidur di luar lagi? Tentu Andi Amran bisa. Kenapa? Andi Amran memiliki kemampuan leadership (kepemimpinan), manajerial, bahkan kemampuan financial (keuangan) di atas rata-rata.
Kenapa saya katakan demikian? Istri Andi Amran, Ir. Hj Martati bertetangga di desa Kabba. Sebuah desa di Kabupaten Pangkep. Meski demikian, saya tidak pernah ketemu secara personal dengan mereka. Saya hanya tahu dari orang tua dan keluarga yang bergaul dengan keluarga Andi Amran dan istri.
JIka melihat dari rekan jejak Andi Amran mampu untuk itu. Mampu membuat KKSS rumah megah yang ramah bagi penghuninya dengan penuh cinta. Yang jadi pertanyaan sekarang, apa ia ada niatan atau mau agar penghuni KKSS sebagai rumah mewah ini tidak tidur di luar lagi?
Andi Amran perlu buat formulasi untuk menyiapkan saudagar muda dengan memberikan pelatihan atau program untuk menopang sebagai pengusaha tangguh seperti Andi Amran, Jusuf Kalla, Idris Laena dan seterusnya. Ini harus dilakukan.
Yang jadi masalah, tidur tommi diluar, tidak kenyang tommi, tidak tercukupi tommi semua kebutuhannya??? Terus apa yang dibanggakan oleh KKSS yang tujuannya didirikan sebagai rumah bersama.
Di rumah kita KKSS ini, tak semua penghuni harus tidur bersamaan di dalam. Kita bisa bergantian memasukinya. Namun, saat ‘keluarga besar KKSS’ termasuk yang tidur diluar memiliki masalah maka keluarga besar menjadi problem solver (pemecah masalah) sesuai jabatan dan kemampuan masing-masing.
KKSS dan Pilpres 2029
Jika ditilik secara seksama, Andi Amran wajib merebut kursi Ketum KKSS jika ingin mengambil peran lebih besar di negeri ini (baca; Pilpres). Semua kemungkinan-kemungkina harus disiapkan oleh Andi Amran mulai dari sekarang.
Dan, ‘kendaraan KKSS’ lah salah satu ‘kendaraan politik’yang efektif dari perspektif sejarah Pilres untuk memuluskan agenda politik di 2029. Mengingat kekuatan itu pernah digunakan Jusuf Kalla (JK) selama dua kali menjabat Wakil Presiden RI di masing-masing era SBY dan Jokowi.
Saya duga, Andi Amran, ingin mengulangi periode manis JK Wapred SBY dan Jokowi itu. Apalagi, majunya Andi Amran sebagai bakal calon Ketum KKSS terdengar dari luar, didukung oleh JK juga.
Rencana-renana politik perlu dilakukan oleh Andi Amran sebagai tanggungjawab kepemimpinan nasional. Andi Amran sudah ada di posisi kekuasaan itu, tinggal selangkah lagi keterlibatannya di puncak kekuasaan segera terwujud kelak. Amin (Tinggal menunggu takdir). Sangat disayangkan jika ia tak mengambil peluang ini.
Belajar dari pemilu 2024 lalu, sangat berat mendorong Andi Amran untuk mendapatkan posisi Cawapres. Banyak alasan, di antaranya belum miliki basis massa yang kuat di akar rumput.
Dengan memimpin KKSS, waktu melakukan konsolidasi ke bawah sangat panjang. Mengingat, Pimpinan KKSS di tiap provinsi adalah tokoh berpengaruh di wilayah masing-masing. Bahkan mereka pemilik gerbong kuat; ada tokoh politik, pengusaha, akademisi dan seterusnya.
Sayang jika Andi Amran tidak memainkan dan mengambil kesempatan ini. Kesempatan itu tak terulang atau momentum itu jarang terulang meski diciptakan dengan susah payah.
Kali ini, momentum itu mendatangi Andi Amran. Ibarat sebuah pertadingan Piala Dunia, peluang ada depan mata tinggal bola disepak dan menang. Sayang jika momentum ini tak dimanfaatkna, dikonversi menjadi sebuah goal (tujuan). Tinggal bagaimana Andi Amran menggunakan KKSS sebagai tools (alat).
Lebih lanjut, Andi Amran harus lebih banyak melakukan persiapan-persiapan seperti JK lakukan sebelumnya. Sebab, Andi Amran tidak memiliki apa yang dipunyai JK seperti jaringan HMI, Golkar, KKSS hingga kader di sejumlah partai politik. Andi Amran perlu merintis dari sekarang jika ada keinginan jauh ke sana.
Berkaca dari pemilu 2024 lalu, nama Andi Amran ‘tenggelam’ sangat berat didorong menjadi wakil presiden di Pilpres. Berat sekali. Hilal tak tampak. Itu karena sejumlah variable belum dilakukan dan belum dimiliki Andi Amran.
Nah, sekarang kita berandai-andai Andi Amran terpilih sebagai Ketum KKSS. Survei kecil-kecilan saya kepada pemilik suara (meski tidak ilmiah) lebih 60 persen bakal memilih Andi Amran.
Coba tanya google, dukungan terus mengalir untuk Andi Amran. Sekali lagi, jika Andi Amran ingin mendapatkan jalan tol menuju 2029, perlu menjadikan KKSS ini rumah megah nan asri yang ramah bagi penghuninya.
Tulisan ini bukan untuk mendahului takdir terkait siapa yang terpilih sebagai Ketua Umum KKSS lima tahun ke depan. Bukan. Penulis hanya ingin menyampaikan, tinggal menunggu takdir pulalah yang membuat Menteri Pertanian RI di Era Presiden Prabowo Subianto Andi Arman Sulaiman batal atau urung memimpin Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS). Sebab, terpilih atau tak terpilih Andi Amran adalah jalan Tuhan. Semua harus menerimanya.
Yang jelas, beberapa jam lalu seorang panita Mubes membocorkan sejumlah informasi pada intinya ‘Pak Menteri Andi Amran ingin aklamasi sebagai Ketum KKSS’. Itu didukung berita di media online bersilewerang mewartakan hingga kini dukungan terus mengalir untuk Andi Amran. Mulai dari tokoh nasional hingga pemilik suara kukuh mendukung pengusaha berdara Bone itu.
Sekarang era-nya Andi Amran. Ia sangat kuat. Gurita ‘kekuasaannya terlalu kuat’. Siapapun lawannya jika dirinya masuk ke gelanggang akan ‘dilibasnya’. Apalagi didukung oleh infrastruktur kekuasaan yang dimiliki baik di pusat hingga di daerah. Tingal menunggu takdir Allah dari tanggal 9-11 April 2025 ini. Apa yang akan terjadi dari takdir itu.
Penulis: Habibie Mahabbah, SIP, MM, Jurnalis dan Mantan Ketua Umum IKAMI Sulsel Cabang Jakarta