Belajar dari Kakek Tua di Tanah Suci

Dalam perjalanan umroh saya baru-baru ini, saya menjumpai seorang jamaah umroh yang sangat luar biasa. Usianya kira-kira 65 tahun.

Dia berjalan dengan menggunakan sebuah tongkat kaki yang menopang bahu kanannya karena salah satu kakinya tidak berfungsi dengan semestinya.

Bacaan Lainnya

Dia berangkat umroh dengan tidak didampingi oleh keluarganya walaupun kondisi fisiknya tidak berfungsi dengan normal. Dengan bertatih-tatih berjalan dari hotel menuju Masjidil Haram untuk mengikuti mengikuti semua rukun umroh.

Yang membuat saya terkagum adalah semangatnya yang luar biasa dalam menjalankan umroh. Kondisi jalan di Mekah tidak rata, kadang-kadang naik – kadang-kadang turun, khususnya dari jalan menuju lobby hotel.

Cuaca yang sangat panas, jalanan yang sangat padat oleh manusia yang lalu-lalang menuju masjid dan balik ke hotel dan pemukiman. Suasana di masjid juga begitu padat dan berdesak-desakan.

Bagi yang memiliki tubuh normal saja sudah sangat merepotkan, apalagi bagi bapak yang menggunakan tongkat penopang tubuhnya.

Bagi bapak tersebut, semuanya menjadi hal yang biasa. Cuaca panas, jalanan padat dan naik turun, suasana dalam masjid yang berdesakan, semuanya dihadapi dengan senang hati dan ikhlas.

Saat-saat dia beristirahat di depan hotel, saya memberikan semangat dan si bapak dengan tersenyum mengucapkan terima kasih. Support yang saya berikan menambah semangatnya dalam menjalani semua kegiatan fisik dalam rukun umroh.

Apa yang membuat si bapak tersebut mampu melaksanakan semua kegiatan rukun umroh? Karena dia memiliki semangat dan keyakinan! Semangat dan keyakinan memberikannya energi extra dalam melakukan semua hal yang dianggap berat bagi orang lain.

Semangat dan keyakinan memberikannya semua yang dia perlukan untuk melakukan hal-hal yang menunjang keyakinan tersebut. Semangat dan keyakinan mendorongnya berbuat hal-hal di luar kelaziman.

Orang yang semangat memiliki energi berlebih sehingga dapat digunakan untuk melakukan hal-hal sulit. Orang yang yakin memiliki kepercayaan dan keyakinan apa yang dilakukannya sangat penting dan bermakna bagi diri dan kehidupannya.

Orang-orang yang pergi umrah ataupun haji memiliki semangat dan keyakinan tinggi sehingga mereka menikmati kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Kesulitan dalam persiapan, kesulitan dalam keberangkatan, dan kesulitan dalam menjalani proses ritual.

Semua kesulitan dilaluinya dengan ikhlas dan tersenyum. Apa yang dilakukannya adalah semata karena Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang memberinya hidup dan kehidupan di dunia.

“Jika kaki yang kamu miliki saja tidak bisa membawamu mendatangi shalat, lalu bagaimana kamu mengharapkan kakimu itu akan membawamu ke surga?” (Dr Bilal Philips) []

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *