JAKARTA – Anggota Timwas Haji DPR RI 2025 dari Fraksi NasDem Muslim Ayub ingin penyelenggaraan Ibadah Haji dievaluasi secara menyeluruh. Bahkan, Muslim ingin agar pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau aparat penegak hukum mendalami jika ada sejumlah indikasi diduga ada ‘permainan’ pada pelaksanaan haji di tahun 2025 ini.
“KPK atau pihak berwajib harus turun tangan apabila ada indikasi permainan dalam pelaksanaan dan pengelolaan ibadah haji tahun 2025,” kata Muslim seperti keterangan tertulisnya diterima wartawan, Jakarta, Senin (30/6/2025).
Keputusan dirinya mengusulkan KPK dan penegak hukum lainnya turun tangan menyelesaikan persoalan haji yang terus terjadi tiap tahunnya agar evaluasi haji dilakukan secara menyeluruh dan dari akar-akarnya. Muslim mengaku, evaluasi yang dilakukan itu sudah sangat objektif seperti dirasakan sendiri selama di Arab Saudi dengan Timwas DPR RI.
Muslim malah tak habis pikir, kenapa penyelenggaraan haji begitu sembrawut tanpa ada tata kelola yang profesional. Ia mencontohkan, banyaknya jemaah yang terpisah dari kloternya, jemaah kerap makan nasi basi, transportasi amburadul dan banyak lagi.
“Berdasarkan evaluasi saya secara objektif terkait penyelenggaraan ibadah haji tahun sejak mulai keberangkatan, pengaturan hotel yang banyak membuat jamaah terpisah dari kloternya, makanan jamaah yang kerap basi , pengadaan banyak kartu nusuk yang terlambat sampai detik terakhir, sampai transportasi keberangkatan jamaah yang amburadul, hingga update terakhir banyak jamaah yang terpaksa jalan kaki ke Mina,” jelas Muslim.
Politisi asal Dapil Acxeh ini berani menyebut penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia 2025 gagal total. Dengan tulisan kapital, Muslim menuliskan kata GAGAL TOTAL agarĀ pemerintah melakukan evaluasi secara serius.
“Saya anggap pengelolaan Jamaah Haji tahun ini GAGAL TOTAL, saya sdh menyiapkan Bukti2 Rekaman pemberangkatan, pemulangan Jamaah, jamaah terlantar,” terang Muslim.
Pria lima anak ini merasa sangat miris melihat jemaah haji sempat berjalan kaki sejauh 7 km dari Musdalifah ke Mina. Bagi Muslim, kejadiaan itu tak bisa dimaafkan dan membuat dirinya bersedih selaku anggota Komisi VIII DPR RI.
“Yang lebih ironisnya jemaah Haji berjalan kaki 7 km dari Mundalifah ke Mina, di Mina jemaah kita juga digabungkan antara pria dan wanita, apa guna juga saya jadi pengawas kalau kita tdk mau kritisi dan evaluasi,” pungkas Muslim.