Pembudayaan Ekonomi Kerakyatan UMKM Melalui Lirik Lagu

“Abang tukang bakso mari-mari sini,
Aku mau beli
Abang tukang bakso cepat dong kemari
Sudah tak tahan lagi…” (‘Abang Tukang Bakso’, ciptaan Mamo Agil).

Lirik lagu ‘Abang Tukang Bakso’ yang diciptakan oleh Mamo Agil di atas tentu sangat populer di telinga kita, terutama anak-anak pada tahun 80-an bahkan hingga kini. Lirik lagu tersebut, secara semiotik menandakan komunikasi yang akrab antara konsumen bakso, yaitu seorang anak dengan pedagang bakso keliling. Lirik lagu tersebut, dari diksinya menampilkan tanda-tanda keakraban, seperti ‘sini dong kemari’, ‘Abang tukang bakso mari-mari sini’, ‘aku mau beli’.

Keakraban antara anak-anak dengan pedagang kecil memang perlu didorong oleh semua pihak. Dorongan itu termasuk pula melalui lirik lagu. Pedagang kecil, seperti pedagang bakso misalnya, terbukti mampu menjadi peluang usaha yang menjanjikan. Usaha kecil tersebut ternyata mampu menyerap lapangan kerja yang sangat banyak. Pedagang kecil yang tidak lagi berkeliling, melainkan menyewa/ memiliki kios atau ruko (rumah toko) atau menyewa atau memiliki kios di pasar tradisional atau di pasar modern, termasuk di mal itulah yang kemudian disebut sebagai UMKM.

Ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi 1998, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bidang usaha yang mampu bertahan. Bisnis UMKM kemudian menggeliat kembali ketika perekonomian kembali pulih. Demikian pula ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia yang juga berdampak pada krisis ekonomi, sektor UMKM juga terbukti mampu bertahan dan pelan-pelan semakin membaik.

Peran UMKM sangat besar untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia, dengan jumlahnya mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha. Kontribusi UMKM terhadap PDB juga mencapai 60,5%, dan terhadap penyerapan tenaga kerja adalah 96,9% dari total penyerapan tenaga kerja nasional (Kemenko Perekonomian RI, Oktober 2022). Berdasarkan informasi ini, nampak jelas begitu besar peran UMKM dalam mendorong perekonomian Indonesia. Sektor ekonomi UMKM terbukti amat tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan krisis ekonomi.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tumbuh subur di sejumlah daerah. Ini terlihat dari data yang dilaporkan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM). Total UMKM di Indonesia tembus 8,71 juta unit usaha pada 2022. Pulau Jawa mendominasi sektor ini. Tercatat, Jawa Barat menjadi juara UMKM dengan jumlah 1,49 juta unit usaha. Tipis di urutan kedua ada Jawa Tengah yang mencapai 1,45 juta unit. Ketiga, ada Jawa Timur sebanyak 1,15 juta unit. DKI Jakarta berada pada posisi keempat bisa menorehkan hampir 660 ribu unit. Sementara jumlah usaha paling sedikit ada di tiga daerah, yakni Papua Barat 4,6 ribu unit usaha, Maluku Utara 4,1 ribu unit, dan Papua 3,9 ribu unit
Berikut daftar UMKM di seluruh Indonesia sepanjang 2022:
Jawa Barat 1.494.723 unit
Jawa Tengah 1.457.126 unit
Jawa Timur 1.153.576 unit
DKI Jakarta 658.365 unit
Sumatera Utara 595.779 unit
Banten 339.001 unit
Sumatera Selatan 330.693 unit
Sumatera Barat 296.052 unit
Nusa Tenggara Barat 287.882 unit
Lampung 285.909 unit
Sulawesi Selatan 268.299 unit
Riau 252.574 unit
DI Yogyakarta 235.899 unit
Aceh 229.101 unit
Sulawesi Utara 116.666 unit
Gorontalo 85.583 unit
Bengkulu 83.523 unit
Nusa Tenggara Timur 81.742 unit
Kep. Riau 76.217 unit
Kalimantan Selatan 72.113 unit
Jambi 57.597 unit
Kalimantan Timur 46.824 unit
Bali 40.764 unit
Kep. Bangka Belitung 30.770 unit
Kalimantan Barat 29.813 unit
Sulawesi Tengah 29.706 unit
Sulawesi Barat 20.111 unit
Maluku 18.789 unit
Sulawesi Tenggara 8.978 unit
Kalimantan Utara 7.588 unit
Kalimantan Tengah 6.606 unit
Papua Barat 4.604 unit
Maluku Utara 4.141 unit
Papua 3.932 unit
(katadata.co.id, Oktober 2022).

Berdasarkan data di atas, nampak bahwa sektor UMKM tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hanya saja, kesenjangan pembangunan sektor UMKM di Indonesia masih sangat nampak. Kekuatan ekonomi juga bisa tergambar dari banyaknya sektor UMKM setiap provinsi. UMKM di Pulau Jawa masih jauh lebih banyak dibandingkan di luar Jawa. Provinsi-provinsi di Sumatera, NTB, dan Sulawesi, rata-rata jumlah UMKM-nya sedang atau berada di tengah. Urutan selanjutnya paling sedikit berada di NTT, Kepulauan Maluku, dan Papua.

Ulasan di atas menggambarkan begitu besarnya pengaruh UMKM dalam menopang perekonomian Indonesia, termasuk menopang perekonomian setiap provinsi. UMKM terbukti tangguh menghadapi berbagai krisis ekonomi. Akan tetapi, masih banyak “pekerjaan rumah” yang perlu dikerjakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sektor UMKM, terutama penguatan sektor UMKM di luar Jawa. Penguatan sektor UMKM tersebut ternyata dapat dipopulerkan dan dapat pula dibudayakan melalui lirik lagu.

Jakarta, 8 Maret 2023,

Erfi Firmansyah (pengamat Bahasa dan Budaya UNJ)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *