Keluarga Yudhoyono kembali ke lingkar kekuasaan. Dimulai dengan ditunjuknya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Menteri Pertambangan dan Energi Indonesia di tahun 1999. Sekarang putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melanjutkan trah keluarga setelah ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah. Akankah karir politik AHY semoncer ayahnya?
Karir politik keluarga Yudhoyono memang cukup bersinar sejak awal reformasi. SBY pertama kali masuk ke dalam pemerintahan setelah ditunjuk menjadi Menteri Pertambangan dan Energi Indonesia oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
SBY kemudian ‘naik pangkat’ menjadi Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polsoskam) setelah Presiden Gus Dur melakukan perombakan kabinet. Selanjutnya, di era Presiden Megawati Soekarnoputri, SBY kembali dipercaya menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam).
Pada Pemilu Presiden tahun 2004, SBY maju menjadi calon Presiden berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK). Keduanya memenangkan Pemilu tersebut, menjadi Presiden dan Wakil Presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat Indonesia.
SBY maju kembali sebagai calon Presiden pada Pemilu Presiden tahun 2009, kali ini berpasangan dengan Boediono. Pasangan SBY-Boediono berhasil memenangkan Pemilu Presiden dalam satu kali putaran dengan perolehan suara mencapai 60,80%.
*
Sama halnya dengan SBY, putra sulungnya, AHY, memulai karirnya sebagai seorang tentara. Karirnya cukup mulus, dan pangkat terakhirnya sebelum pensiun adalah Mayor.
AHY memulai karir politiknya lebih awal, dia diorbitkan menjadi calon Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017, lalu pada Pemilu tahun 2019, AHY ditugaskan menjadi Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, dengan tujuan untuk memenangkan partai tersebut.
Setahun kemudian, yakni pada tahun 2020, AHY ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat menggantikan SBY. Walaupun kemudian terjadi banyak konflik di internal Partai Demokrat, seperti isu dualisme dengan kepengurusan Moeldoko, AHY mampu memertahankan posisi Ketua Umum hingga saat ini.
Menjelang Pemilu tahun 2024, AHY dikabarkan akan menjadi pasangan bakal calon Presiden Anies Baswedan dan membentuk Koalisi Perubahan bersama dengan Partai Nasdem dan PKS. Baliho yang memajang foto Anies dan AHY tampil bersama sebagai bakal calon Presiden dan bakal calon Wakil Presiden muncul di berbagai wilayah Indonesia.
Akan tetapi, Anies kemudian memilih Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon Wakil Presiden. Keputusan ini dianggap sebagai bentuk pengkhianatan bagi AHY dan Partai Demokrat, yang kemudian meninggalkan Koalisi Perubahan dan memilih bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo-Gibran.
Menjelang akhir pemerintahan Presiden Jokowi, tepatnya pada Februari 2024, AHY ditunjuk menjadi Menteri ATR/BPN menggantikan Hadi Tjahjanto yang diangkat menjadi Menko Polhukam.
Setelah dilantik pada 20 Oktober 2024, Prabowo Subianto mengumumkan nama-nama Menteri yang akan membantunya selama lima tahun kedepan, dan salah satu nama tersebut adalah AHY yang ditunjuk menjadi Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.
**
Dilihat dari track record politik keduanya di dalam pemerintahan, baik SBY maupun AHY memiliki satu kesamaan, yakni menjabat sebagai Menteri dalam waktu yang cukup singkat, lalu diangkat menjadi Menteri Koordinator.
AHY memetik banyak keuntungan dari reputasi politik SBY, walaupun gagal menjadi calon Wakil Presiden baik di tahun 2019 maupun 2024, posisi politik AHY dan Demokrat tetap diperhitungkan dan dirangkul oleh Prabowo.
Pada tahun 2019, Prabowo menunjukkan pentingnya AHY dengan penempatan posisi duduk saat pendaftaran pasangan Prabowo-Sandi ke KPU. Di momen tersebut, Prabowo diapit oleh Sandiaga disebelah kiri dan AHY duduk tepat disebelah kanan Prabowo.
Baik Prabowo maupun SBY kerap saling berkunjung untuk menunjukkan kedekatan politik keduanya selama perhelatan Pemilu tahun 2024, kedekatan Prabowo dan SBY inilah yang kemudian sangat menguntungkan posisi politik AHY dan Partai Demokrat.
Penunjukan AHY sebagai Menko dalam kabinet Merah Putih Prabowo, selain menjadi bentuk kepercayaan sang Presiden juga bisa menjadi kesempatan bagi AHY maupun Partai Demokrat untuk comeback di tahun 2029.
Jika beruntung, tidak hanya suara Partai Demokrat yang akan meningkat. AHY mungkin saja bisa sukses menjadi copycat SBY, dimulai dari jabatan Menteri, Menko lalu Presiden Republik Indonesia.
Ditulis oleh Muhammad Syaifulloh, Ketua DPP Pemuda LIRA