Bernhard yang bangsawan Jerman dan eks kader Nazi menganggap Juliana lemah, karena membiarkan Indonesia lepas setelah 350 tahun menjajah.
Ia ingin memperpanjang penjajahan Belanda dengan memecah Indonesia menjadi Uni Indonesia-Belanda, seperti Persemakmuran Britania Raya.
Tentang spirit feodalisme yang kembali nampak belakangan ini tokoh nasional Dr Rizal Ramli juga menyoroti, dengan adanya KUHP baru yang telah disahkan kini Indonesia seakan kembali memasuki era kolonialisme dan feodalisme.
Rizal Ramli, seperti halnya publik pada umumnya, juga menyoroti pesta megah pernikahan putra Jokowi, Kaesang, yang bagaikan pesta pernikahan kerajaan Inggris atau Belanda.
“Dengan KUHAP baru serasa negeri ini seperti memasuki era kolonial. Jokowi bersiap membangun kerajaan tiga periode,” tulis Rizal Ramli di akun twitter-nya belum lama ini.
Rizal Ramli dan publik mencatat, pesta pernikahan Kaesang terkesan lebih megah dan monarch dari mantuan Sultan Jogja atau Solo.
“Barisan kereta kuda bagaikan pernikahan kerajaan Inggris atau Belanda. Dikawal 10.300 pasukan. Padahal di Papua TNI hanya 3000-an. Seperti metamorfosa, dari Jokowi presiden asal rakyat biasa, menjadi Jokowi Sang Raja yang lebih hebat dari Sultan Jogja atau Solo. Sweet revenge,” tulis Rizal Ramli lagi.
Tentang adanya upaya sekelompok orang yang mendorong agar masa jabatan Jokowi diperpanjang, Rizal Ramli mengatakan hal tersebut terjadi karena banyak elite politik Indonesia saat ini memiliki comorfid.
Comorfid yang dimaksud ialah “banyak penyakit” berupa kasus-kasus hukum bawaan, sehingga mereka tersandera, gampang diperintahkan untuk mendukung kudeta konstitusi. Apalagi bandar sudah siap untuk mengongkosinya.
“Ibaratnya partiturnya sudah disiapkan, pemainnya sudah dilatih, dan bandarnya juga sudah siap bayar,” tegas Rizal Ramli mengibaratkan bahaya laten teroris konstitusi yang kemungkinan akan melakukan kudeta konstitusi, sehingga pemilu 2024 tidak ada dan Pilpres bubar.
Oleh: Arief Gunawan, Pemerhati Sejarah