Politik Saling Menghabisi

Tahun 90 di Rusia tokoh reformasi itu ada tiga orang, yaitu Boris Abramovich Berezovsky, Roman Abramovich, Anatoly Chubais. Mereka bertiga ini sebenarnya konglomerat Rusia. Bukan politisi. Tapi masuk ke arena politik sebagai team sukses mendukung capres Boris Yeltsin.

Dengan uang ditangan Berezovsky dekati Tatyana Dyachenko, putri Yeltsin. Dia yakinkan bahwa dia sanggup sebagai penyandang dana pemilu Yeltsin. Tapi saratnya jenderal Alexander Korzhakovd disingkirkan sebagai penasehat Yeltsin. Penggantinya adalah Alexander Lebed. Deal.

Selama proses pemilu tahun 91. Mereka bertiga hanya bermain dibelakang layar. Peran mereka dititipkan kepada Tatyana Dyachenko, putri Yeltsin. Setelah memenangkan Pemilu, jenderal Alexander Korzhakov yang dikenal sebagai pendukung status quo digantikan jenderal Alexander Lebed.

Namun karena itu, militer statusquo membisikan Yeltsin bahwa Lebed pro AS dan Eropa. Tak ayal lagi. Lebed pun dipecat sebagai Penasehat Presiden. Digantikan oleh Ivan Rybkin.
Berezovsky meradang. Dia memprovokasi Lebed dan Korzhakov yang sakit hati karena dipecat untuk berada dibarisannya.

Bersama sama mereka menggalang militer reformasi untuk berseberangan dengan Yelstin. Situasi ini dihadapi dengan hati hati oleh Yelstin. Dia tahu dibalik gerakan pembaharuan itu adalah tiga pengusaha yaitu Berezovsky, Abramovich, Chubais. Duit mereka banyak dan mereka tebar uang ke semua elite politik di pusat dan daerah. Mereka juga pemilik media massa.

Yelstin benturkan Berezovsky dan Chubais. Dia tahu, dibalik tender privatisasi BUMN, Svyazinvest, ada Berezovsky dan Chubais. Kedua orang ini mendapatkan dana dari Eropa. Yelstin menangkan Chubais. Karena itu antara Berezovsky dan Chubais pecah kongsi.

Mereka saling serang lewat media massa. Saling buka borok masing masing. Akibat keduanya digusur Yelstin dari ring 1 presiden. Tahun 1998, Yelstin perintahkan Yevgeny Primakov, untuk membunuh Berezovsky. Tapi dihalangi oleh militer reformis. Apalagi saat itu Berezovsky sudah jadi ketua DPD. Praktis semua provinsi ( negara bagian) dibawah kendalinya.

Primakov yang mantan ketua FSB ( Badan intelijent Rusia) memerintahkan FSB merekaya kasus untuk Berezovsky atau dihabisi. Terserah saja. Tapi Direktur FSB, Putin menolak perintah Primakov. Mengapa ? Putin hutang budi kepada Berezovsky.

Ternyata diam diam, Berezovsky pendukung financial Putin dalam karir politiknya sejak jadi walikota St. Petersburg. Saat itu Yelstin sadar. Bahwa siapa yang kuasai FSB maka dialah penguasa sebenarnya di Rusia.

Dari pada perang dengan Berezovsky lebih baik ajak bicara baik baik. Tahun 1999 pertemuan antara Berezovsky dan Yelstin terjadi. Berezovsky mengusulkan agar menunjuk Putin sebagai PM. Usul ini disepakati Yelstin. Sepertinya Yelstin memilih soft landing. Toh jabatannya udah dua periode. Tidak bisa lagi terus.

Sebelum pemilihan sela tahun 1999, Berezovsky mendirikan partai Persatuan untuk kendaraan Putin melaju ke Kremlin.

Dengan dukungan media yang dia komandani dan dana dari proxy nya, Roman Abramovich. Dia berhasil memenangkan Putin dalam pemilihan sela, untuk melaju ke pemilihan berikutnya pada musim semi tahun 2000. Akhirnya Berezovsky sukses mengantarkan Putin jadi orang nomor 1 di Rusia.

Yang pertama dilakukan Putin saat jadi Presiden adalah menyingkirkan Berezovsky dari ring 1 presiden. Putin sadar, Berezovsky memang teman yang baik tetapi bukan aset bangsa, justru krikil didalam sepatu. Musuh terbesar Putin bukanlah oposisi tetapi teman terdekat dia.

Sementara Roman Abramovich bersama semua konglomerat Rusia yang tadinya setia kepada Berezovsky menyatakan setia kepada Putin. Mereka lebih memilih jadi proxy Putin daripada dihabisi.

Sejak saat itu praktis semua bisnis dan konglomerasi dibawa kendali Putin. Berezovsky melarikan diri ke luar negeri. Lebih 10 tahun dia DPO. Maret 2013 Berezovsky ditemukan tewas di kamar mandi di rumah mantan istrinya yang bernilai 20 juta pound sterling.

Berezovsky adalah siluet hidup tentang politik, kerakusan dan kekuasaan yang bisa membunuh jiwa dan raga siapa saja. Ini terjadi dimana saja. Sama saja. Itulah sisi buruk dari demokrasi. Uang dan politik saling menghabisi. Yang korban adalah rakyat yang lugu dan bego.

Penulis belum diketahui, viral di sejumlah grup Whatsapp

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *