PKS: Publik Menanti Ekspansi Ekonomi

JAKARTA – RABU, 6 November 2019 Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bergerak pada level 5%-an, di tengah-tengah kebutuhan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Level yang lebih tinggi diharapkan dapat mempercepat perbaikan indikator-indikator sosial seperti angka kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan pendapatan. Selain itu, pertumbuhan ekonomi tinggi juga diarahkan untuk menggiring Indonesia keluar dari jebakan ekonomi berpendapatan menengah (middle income trap).

Legislator asal Lampung Junaidi Auly menjelaskan bahwa “Upaya mencapai pertumbuhan tinggi memang menghadapi berbagai tantangan, baik dari perkembangan global maupun kondisi ekonomi domestik. Lihat saja perang dagang antara AS-China menyebabkan permintaan ekspor Indonesia cenderung melambat. Kondisi tersebut dapat menyebabkan defisit neraca perdagangan Indonesia melebar. Selain itu, investasi ke Indonesia melambat karena likuiditas global yang semakin seret karena imbas dari perang dagang tersebut,” ungkap Junaidi.

“Kalau dari domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia terkendala oleh perlambatan kinerja sektor industri pengolahan. Dengan kontribusi sekitar 19% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), pertumbuhan industri pengolahan cenderung menurun. Triwulan II Tahun 2019, pertumbuhan industri pengolahan hanya sekitar 3,5%,” jelas Anggota Komisi XI DPR RI.

Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berharap kinerja sektor industri pada Triwulan III semakin membaik, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat lebih tinggi, terutama pada industri-industri berbasis tenaga kerja besar seperti industri makanan-minuman.

“Kita sangat bergantung pada industri-industi penyerap tenaga kerja besar, sehingga pemerintah harus meningkatkan dukungan (insentif) kepada sektor tersebut dan tentunya dengan memperhatikan rasionalitas”, tutup Junaidi. (hadi)

Pos terkait