Pernikahan Kaesang dan Derita Cianjur

Pejabat yang Krisis Moral
Katakanlah, bisnis Gibran dan Kaesang, murni tanpa KKN. Jokowi, anak-anak, dan mantunya memiliki kekayaan satu trilyun rupiah. Bahkan, melebihi satu trilyun rupiah. Namun, kekayaan keluarga Jokowi tersebut belum bisa menyaingi apa yang dimiliki Umar Ibnu Khattab. Jika dikonversikan dengan nilai dinar sekarang, maka kekayaan Umar Ibnu Khattab sewaktu meninggal dunia sebesar Rp. 11,2 trilyun.

Sebab, sebagai khalifah, Umar berhak memeroleh ghonimah dari pampasan perang. Bayangkan, sewaktu Umar Ibnu Khattab menjadi khalifah, kerajaan-kerajaan besar (Romawi dan Persia) ditaklukan umat Islam. Wajar jika pampasan perangnya banyak. Itulah sebabnya, harta yang diperoleh Umar Ibnu Khattab, relative banyak. Namun, sekalipun memiliki harta yang banyak, Umar tidak pernah mengosumsi lebih dari satu lauk ketika makan siang. Inilah yang disebut sebagai sense of crisis.

Bacaan Lainnya

Kepedulian Umar terhadap rakyatnya ketika musim kemarau panjang melanda Madinah, luar biasa. Apalagi, rakyat kekurangan bahan makanan. Bahkan, beliau menahan lapar sebagai manifestasi kepeduliannya terhadap rakyatnya. Padahal, beliau sedang menyampaikan khutbah Jum’at dan perutnya keroncongan. Terlontarlah ucapannya: “Hai, perut, walau engkau terus meronta-ronta, keroncongan, saya tetap tidak akan menyumpalmu dengan daging dan mentega sampai umat Muhammad merasa kenyang.”

Di rumah, Umar melihat salah seorang anaknya yang masih kecil mengonsumsi semangka. Umar langsung mengambil semangka itu sambil berucap: “Celaka. ! Seorang anak Amirul Mukminin makan buah semangka, sedangkan umat Muhammad kurus kelaparan.”

Presiden! Ingatlah, ada 334 orang yang meninggal di gempa bumi Cianjur. Anda sendiri menyaksikan ribuan orang yang sedang berlindung di perkemahan bencana. Anak-anak dan bayi mereka sedang kedinginan, lapar, dan haus. Keluarga 127 korban stadion Kanjuruhan, Malang, belum kering air mata mereka.

Presiden juga jangan lupa, lahar gunung Semeru, Lumajang, Jatim masih status awas sampai tanggal 19 Desember. Apalagi, selama hampir tiga tahun ini, akibat Covit 19, banyak kasus PHK. Pengangguran meningkat. Harga barang kebutuhan sehari-hari meroket. Pada waktu yang sama, anda, keluarga dan para Menteri bersuka ria dalam gemerlapan hotel, makanan, minuman, dan para relawan. Ada pula para pejabat datang ke Solo mengenderai jet pribadi. Apakah hal-hal tersebut tidak menganggu nurani bapak, keluarga dan para Menteri ketika bersuka ria di Yogya dan Solo?

Soal keislaman, kutau kalau Jokowi sangat minim pengetahuannya. Namun, bukankah ada Wakil Presden yang seorang ulama.? Bahkan, pernah menjadi Ketua Umum MUI. Kok tidak menasihati Jokowi yang salah kaprah tersebut. Apakah pak kiyai sudah luntur keulamaannya. ? Tragis !!! (Depok, 11 Desember 2022).

Abdullah Hehamahua, mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi masa jabatan 2005-2013

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *