Perlunya Refleksi Akhir Tahun

Setiap orang dan setiap organisasi mempunyai cara-unik untuk mengevaluasi program-program kerja yang telah dilaksanakan pada tahun berjalan. Beberapa perusahaan dan organisasi mengadakan refleksi akhir tahun berupa evaluasi program kerja.

Berapa persen capaian target-target yang telah dicanangkan. Unit-unit kerja yang mencapai target diberikan penghargaan atas kinerja mereka. Orang-orang berprestasi diapresiasi dengan hadiah, kenaikan pangkat dan jabatan, dan bahkan dapat diangkat sebagai pimpinan unit kerjanya.

Bacaan Lainnya

Kalau tidak mencapai target, dievaluasi kendala-kendalanya dan strategi apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kinerja mendatang. Refleksi akhir tahun merupakan gambaran capaian dan evaluasi kinerja organisasi atau perusahaan.

Refleksi akhir tahun dapat juga dilakukan pada organisasi kecil seperti keluarga. Hal ini untuk membiasakan agar semua anggota keluarga selalu memiliki target-target serta tujuan yang mau dicapai dalam satu tahun. Tujuan dan target akan mengarahkan perilaku seseorang sehingga dia dapat memilah dan memilih perilaku yang akan mendukung tercapainya tujuan.

Tujuan membuat seseorang bertumbuh secara positif dan dia akan bergerak pada rel yang benar. Rel-rel yang mengarahkan pada pencapaian tujuan. Kebiasaan membuat tujuan dan menuliskannya akan membuat seseorang bertanggung jawab atas ketercapaiannya.

David J. Schwartz, penulis buku terkenal ‘Berpikir dan Berjiwa Besar’ menyatakan bahwa tidak ada yang terjadi – tidak ada langkah maju yang diambil hingga suatu tujuan ditetapkan. Tanpa tujuan, orang hanya berkeliaran dalam menjalani hidup ini.

Mereka berjalan terhuyung-huyung tanpa mengetahui kemana mereka pergi. Akibatnya mereka tidak pernah sampai kemana-mana.

Sebagai seorang ayah yang sekaligus seorang pengusaha dan pendidik kami selalu mengadakan refleksi akhir tahun dengan mengumpulkan semua anggota keluarga terutama istri dan anak-anak.

Kadang-kadang kami mengajak adik dan keponakan untuk ikut bersama. Kami mengadakan refleksi pada malam tahun baru. Kami berkumpul di rumah, makan-makan istimewa, dan melakukan ritual berupa sholat dan doa bersama.

Doa kami panjang karena kami menyampaikan rasa syukur kami kepada Allah, Tuhan semesta alam, atas karunia yang terlimpah pada keluarga. Kami juga mengungkapkan rasa syukur atas capaian cita-cita baik secara individu maupun keluarga.

Tanpa bantuan dan ridho Allah, kami bukan siapa-siapa dan kami tidak akan menjadi apa-apa. Pada akhir doa, kami duduk melingkar. Semua yang hadir mengungkapkan capaian apa yang sudah dibuat selama satu tahun berjalan.

Selain itu, semua juga harus mengungkapkan target apa yang mau dicapai untuk tahun depan. Alasan-alasan apa menginginkan target tersebut. Untuk mencapai target itu apa saja yang perlu dilakukan. Kami, orang tua, dapat mendengar secara langsung apa saja yang diinginkan oleh anak-anak untuk satu tahun ke depan.

Dan merekapun dapat mendengarkan apa-apa yang menjadi keinginan kami supaya mereka dapat berkolaborasi mewujudkan keinginan tersebut. Karena semua yang hadir mendengar harapan masing-masing dan alasannya kami semuanya tahu siapa menginginkan apa dengan alasan apa.

Pada akhir acara, kami orang tua biasanya bertanya alasan mereka menginginkan sesuatu. Hal ini untuk mempertajam dan memperkuat motivasi internal mereka. Kalau alasannya masuk akal, kami menyarankan mereka untuk menuliskan keinginan-keingan tersebut dan bila perlu memfisualisasikannya dalam bentuk gambar-gambar.

Tulisan dan gambar akan memperjelas keinginan dan tujuan yang mau dicapai. Kegiatan seperti ini ternyata membekas pada pikiran mereka karena semua yang dibicarakan adalah keinginan-keinginan secara individu dan keluarga. Semua keinginan pasti melibatkan emosi, dan memang harus begitu supaya mereka selalu mengingatnya. Karena melibatkan emosi, kadang-kadang merekapun mengungkapkannya sambil menangis.

Dalam beberapa kasus kami mengajak dua anak kami untuk bepergian selama beberapa hari. Kami menginap dihotel berbintang, sambil berwisata meninggalkan rutinitas kami. Pada saat-saat tertentu kami mendiskusikan rencana-rencana mereka dalam kehidupan.

Apa rencana jangka panjang mereka, rencana keluarga mereka, rencana profesi dan usaha mereka, dan rencana pendidikan mereka. Target apa yang mau dicapai dalam satu tahun kedepan. Dampaknya luar biasa! Anak-anak kami terbiasa dengan tujuan.

Semua tindakannya karena adanya tujuan. Mereka memiliki perilaku yang bertujuan. Apa yang mereka lakukan, kami sudah melakukannya. Kami menuliskan tujuan-tujuan kami pada buku agenda kami. Kami membukanya dan membacanya setiap hari sehingga kami tahu persis apa yang akan kami capai. Ini yang membuat usaha kami berkembang pesat. Kami tahu apa yang akan kami perbuat.

Semua yang kami lakukan merupakan refleksi terhadap kinerja individu dan keluarga. Kebiasaan ini kami lakukan selama bertahun-tahun sehingga menanamkan pentingnya memiliki tujuan dalam kehidupan. Menuliskan dan menggambarkan tujuan akan memperjelas tujuan yang hendak dicapai.

Kejelasan tujuan akan mempermudah penentuan strategi pencapaiannya dan memfokuskan tindakan yang mau diambil. Seperti pepatah: If you don’t know where you’re going, you’ll never get there – Bila Anda tidak tahu kemana mau pergi , Anda tidak akan pernah sampai di sana.

“Tujuan mutlak perlu bagi keberhasilan sebagaimana udara bagi kehidupan. Tak seorangpun pernah kebetulan mencapai sukses tanpa tujuan. Tak seorangpun dapat hidup tanpa udara.”
(David J. Schwartz)

Pos terkait