JAKARTA – Parhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 telah selesai diselenggarakan dan ditetapkan hasilnya oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yakni pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka setelah hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam Perkara Perselisihan Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 sudah diterima oleh kedua paslon penggugat yakni dari kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.
Kubu pemenang Pilpres semakin gencar melakukan proses rekonsiliasi nasional termasuk dimulainya proses transisi pemerintahan. Termasuk mencoba merangkul partai-partai pesaing yang tadinya menjadi lawan atau kompetitor di Pemilu 2024 seperti PDIP, PKB, PKS, Nasdem dan lain-lain.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai partai pencetak “sejarah” memenangkan Pileg 3 kali berturut-turut tentu tidak bisa dianggap remeh sebelah mata.
Sekjen Poros Proklamasi, Erwin N Sitompul menjelaskan setiap partai politik punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing termasuk PDIP itu sendiri.
Tapi, menurutnya jika ditinjau dari sejarah dan pengalaman berpolitik, partai berlambang banteng ini punya kelebihan sendiri karena pernah berada diluar dan dalam struktur kekuasaan-pemerintahan.
“Partai yang mengusung ideologi ‘Wong Cilik, Soekarnoisme dan Marhaenisme‘ ini tentunya punya keuntungan dibandingkan partai lainnya karena punya sejarah panjang sebagai oposisi di masa rezim represif Orde Barunya Soeharto termasuk di era Reformasi,” ujar Erwin, di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2024).
Dia melanjutkan, PDIP yang saat ini dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri yang notabene adalah anak Biologis dan Idiologis-nya Presiden Pertama RI Bung Karno tentunya punya DNA Petarung, Pemenang dan Pembela kepentingan rakyat, bangsa dan negara.
“DNA itu jelas diwariskan oleh Bung Karno yang juga punya sejarah, pengalaman dan perjuangan yang panjang saat menghadapi penjajah Hindia Belanda. Sebagai peterung partai ini sudah terbentuk untuk menghadapi berbagai isu, masalah dan persoalan baik yang datang dari dalam (internal) maupun luar (eksternal) partai. Sebagai pemenang partai ini sudah terbukti dengan memenangkan pagelaran Pemilu 1999, 2014, 2019 dan 2024,” papar mantan Ketua DPP Bara JP itu.
Masih kata Erwin, sebagai pembela kepentingan rakyat PDIP tidak akan absen selalu mendengar, menampung, dan menyelesaikan berbagai aspirasi, soalan dan masalah yang dihadapi rakyat terutama melawan kekuatan oligarki.
Ketiga faktor ini tentunya, kata Erwin menjadi “Strong Point” dari PDIP dengan catatan terus melakukan konsolidasi kekuatan internal Partai (Kaderisasi dan Sekolah Politik) dan eksternal yakni dengan membangun komunikasi yang intensif dengan berbagai kalangan dan komunitas seperti Dunia Kampus, Civitas Akademika, Aktivis, Petani, Buruh, Nelayan, Guru, Seniman, Anak Muda Milenial dan GenZ, Media dan lain-lain.
“PDIP diharapkan selalu mengingatkan Agenda Reformasi 98 kepada masyarakat Indonesia yakni pertama, penegakan supremasi hukum; kedua, pemberantasan KKN; ketiga, pengadilan mantan presiden Soeharto dan kroninya; keempat, amandemen konstitusi; kelima, pencabutan dwifungsi ABRI (TNI/Polri), dan; keenam, pemberian otonomi daerah seluas-luasnya juga menjadi tugas dan kewajiban PDIP selain masyarakat Indonesia lainnya,” tutur Erwin.
Termasuk, katanya menyuarakan isu dan bahaya bangkitnya kembali orde baru bisa dijadikan bahan yang harus terus disampaika kepada seluruh masyarakat Indonesia sebagai catatan sejarah yang harus tetap diingat oleh anak bangsa terutama generasi muda Milenial dan GenZ dan seterusnya.
Jikapun harus memilih sebagai kekuatan politik penyeimbang bagi penguasa dan pemegang kekuasaan, dia menambahkan PDIP tentunya punya modal dan kepercayaan diri karena tetap mempertahankan prinsip dan pendirian yakni berjuang bersama rakyat.
“PDIP tidak perlu khawatir dan takut. Meminjam adagium Bung Karno: ‘Bebek berjalan berbondong-bondong, akan tetapi burung Elang terbang sendirian‘. Itulah DNA PDIP yang sebenarnya, berani melawan arus ditengah ramainya fenomena para Politisi dan Parpol mengekor Penguasa. PDIP menjadi Oposisi Murni? Kita tunggu,” pungkasnya. ***