Jakarta – Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DKI Jakarta, Puji Hartoyo, memberikan pembekalan materi terkait digitalisasi media dalam era disrupsi dalam acara Intermediate Training atau Latihan Kader Tingkat Lanjutan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (HIMAH PERSIS) di Balai Diklat Kementerian Sosial, Jakarta Selatan, Sabtu (8/2/25).
Dalam kesempatan tersebut, Puji Hartoyo menekankan pentingnya kesiapan menghadapi perubahan pasca beralihnya penyiaran analog ke digital sesuai amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
“Analog Switch Off (ASO) adalah langkah besar dunia penyiaran sebagai pondasi desain besar menuju digitalisasi disemua sektor. Sehingga kita harus siap dengan pergeseran penyiaran digital ini sebagai peluang besar bagi kita untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas berinteraksi,” ujar Puji Hartoyo.
Puji juga menyoroti tantangan era disrupsi yang ditandai dengan berkembangnya berbagai platform media digital.
Menurutnya, fenomena ini harus disambut dengan kesiapan dan strategi yang matang agar kehadiran media digital dapat menjadi sarana penyiaran yang bermanfaat.
“Kita tidak bisa menolak perubahan, tetapi kita bisa beradaptasi dan memanfaatkannya untuk menyebarkan ide-ide dan gagasan, apa yang menurut kita baik serta sebagai media dalam mengontrol kebijakan pemerintah agar tetap berpihak kepada masyarakat,” ucapnya.
Acara ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai daerah, termasuk Pulau Jawa, Maluku, Sumatera, dan Kalimantan.
Dengan antusiasme peserta yang tinggi, diskusi seputar digitalisasi penyiaran ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kesiapan mahasiswa dalam menghadapi tantangan media digital di masa depan.
Menurut Puji Hartoyo, dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, digitalisasi penyiaran menjadi kunci utama dalam menghadirkan konten yang lebih luas, berkualitas, dan mampu bersaing di era modern.
“Saya berharap mahasiswa dan masyarakat dapat memanfaatkan peluang ini dengan sebaik-baiknya guna menciptakan ekosistem media yang lebih sehat dan edukatif,” pungkasnya.