Ingatkan Nadiem, Prof Zainuddin: Jangan Reduksi Sekolah Jadi BLK

JAKARTA – Anggota Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan Prof Dr Zainuddin Maliki, MSi angkat suara perihal penunjukan mantan bos Gojek Nadiem Makarim menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) oleh Presiden Jokowi. Zainuddin meminta Nadiem jangan mereduksi sekolah menjadi Balai Pelatihan Kerja (BLK).

“Untuk memenuhi lulusan pendidikan dengan dunia industri, Presiden (Jokowi) juga sudah memerintahkan mantan bos Go-Jek itu melakukan perubahan kurikulum secara besar-besaran,” kata Zainuddin kepada wartawan di depan peserta diskusi Kabinet dan Masa Depan Bangsa yang diselenggarakan Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Airlangga (Ika UMaju nair), di Kampus C Unair Jalan Mulyorejo Surabaya, Jumat (1/11/19) kemarin seperti dikutip pwmu.co. 

Meski demikian, Zainuddin mengapresiasi keberanian Presiden Jokowi melakukan terobosan dalam memecahkan persoalan di dunia pendidikan nasional dengan menunjuk Nadiem. Ia berharap, ditunjuknya Nadiem, persoalan pengangguran di Indonesia segara diatasi dengan pemenuhan lapangan kerja.

“(Kebijakan Jokowi menunjuk Nadiem sebagai Mendikbud) Itu merupakan langkah out of the box (diluar kebiasaan) dengan penuh keberanian yang telah diambil oleh Presiden,” tegas Zainuddin. 

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengingatkan Nadiem, agar pendidikan tidak direduksi menjadi penyedia tenaga kerja dengan sejumlah ketrampilan vokasional tertentu.

“Penyediaan SDM yang memiliki keterampilan vokasional itu merupakan domain balai latihan kerja (BLK) atau pendidikan vokasional,” terangnya.

Zainuddin mengakui, dunia industri sangat membutuhkan sejumlah kecakapan vokasional. khususnya di tengah percepatan perubahan sektor industri yang memasuki era 4.0. Di mana sejumlah negara seperti Jepang dan China telah mengembangkan industri 5.0 dari berbagai bentuk pengolahan big data, super-Apps, cloud computing, robotic, dan berbagai ragam artificial intelligence.

“Indonesia tidak boleh ketinggalan dari negara-negara (Jepang dan China) itu. Tapi kita perlu ingat, tugas pendidikan bukan hanya menyiapkan kecakapan vokasional semata. Di mana tugas utama pendidikan adalah memanusiakan manusia, bukan sebaliknya,” terangnya.

Alumnus Sekolah Pascasarjana Unair menyampaikan, kurikulum yang diubah besar-besaran nantinya, jangan sampai mereduksi pendidikan atau sekolah lalu berubah menjadi BLK. (PNJ)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *