Geram dengan Pelatih Portugal! Presiden Turki Erdogan Sebut Ronaldo Dicadangkan karena Dukung Palestina

JAKARTA – Cristiano Ronaldo atau yang akrab dipanggil CR7 sudah dipastikan tidak akan lagi membela tim nasional Portugal selepas berakhirnya perhelatan Piala Dunia 2022 Qatar. Pengakuan itu disampaikan oleh CR7 pada Piers Morgan pada bulan November 2022 lalu.

Kejuaaran yang berhasil dimenangkan oleh Argentina ini masih meninggalkan bekas luka yang dalam buat CR7 sebab dirinya jarang mendapatkan menit bermain. Dan itu menjadi pertanyaan setiap penikmat bola khususnya penggemar Cristiano Ronaldo karena ini adalah edisi Piala Dunia terakhirnya. Banyak yang mempertanyakan keputusan sang pelatih Fernando Santos menyimpan CR7 dan memainkannya di menit akhir pertandingan.

Bacaan Lainnya

Tidak bisa dipungkiri kalau Cristiano Ronaldo adalah inspirasi bagi setiap olahragawan bukan hanya pemain bola, atlit cabang olahraga lain pun sangat terinspirasi dari CR7. Dari hasil kerja keras dan kedisiplinannya yang sudah dia lakukan sejak dulu membuatnya menjadi pemain yang hebat dan berhasil menghasilkan banyak gelar untuk klub yang dibelanya.

Bukan hanya olahragawan yang menjadi penggemar CR7 tokoh-tokoh besar seperti Presiden Turki pun sangat mengidolakan CR7, kebaikan hati dan keramahannya terhadap fans membuat Recep Tayyip Erdogan mengidolakannya.

Presiden Turki itu pun mengkritik keputusan Fernando Santos yang jarang memasang CR7 sebagai starter dan memilih memainkannya di akhir pertandingan. Presiden Erdogan berpendapat kalau CR7 menjadi sasaran “larangan politik” di Piala Dunia 2022 Qatar, Lionel Messi pun tak luput dari pandangan Erdogan.

“Mereka telah menyia-nyiakan Cristiano Ronaldo. Sayangnya mereka memberlakukan larangan Politik terhadapnya” ucap Erdogan di sebuah acara pemuda di Provinsi Erzurum Timur, Turki pada Ahad (25/12/2022). Hanya saja beliau tidak menjelaskan secara detail kekuatan politik yang membuat CR7 harus di simpan di bangku cadangan.

Presiden Erdogan juga mengomentari pelatih Timnas Portugal saat berakhirnya laga melawan Timnas Maroko, “Memainkan pemain seperti Cristiano Ronaldo dengan sisa waktu 30 menit untuk bertanding merupakan hal yang bisa merusak psikologinya dan menghilangkan energinya” kata Erdogan.

Pertandingan yang berhasil dimenangkan oleh Maroko dengan skor akhir 0-1 itu membuat Maroko menjadi satu-satunya wakil dari benua Afrika yang melaju ke babak semifinal Piala Dunia 2022. Di akhir pertandingannya CR7 tidak bisa menahan air matanya saat berjalan menuju ruang ganti, meskipun berakhir mengecewakan tetapi CR7 berhasil mencetak rekor dunia sebagai pemain yang berhasil mencetak gol dalam 5 edisi Piala Dunia yang di ikutinya.

“Cristiano Ronaldo adalah seseorang yang membela perjuangan Negara Palestina” ujar Erdogan.

Sebuah cerita yang beredar luas bahwa CR7 telah menyumbangkan 1,5juta euro ($ 1,59 juta) kepada warga negara Palestina, setelah dia berhasil melelang sebuah penghargaan sepatu emas pada 2019 oleh sebuah perusahaan manajemen olahraga yang mewakili pesepakbola popular tersebut.

Sebenarnya CR7 juga pernah bertemu dengan beberapa Menteri Israel sambal berfoto dengan mempersembahkan salah satu jersey sepak bolanya kepada mantan Menteri luar negeri Israel Katz.

Untuk saat ini Cristiano Ronaldo sedang mencari klub baru setelah kontraknya diputus oleh Manchester United, beredar rumor kalau klub dari timur tengah Al Nasser berminat untuk memakai jasa pemain terbaik itu, klub asal Arab Saudi itu bersiap memberi gaji besar buat CR7.

“Kita lihat dan tunggu ke depannya bagaimana perkembangan yang ada. Ini merupakan negosiasi besar besar, tak hanya buat klub juga bagi negara serta insan sepak bola dunia, dan yang harus dilakukan oleh badan petinggi,” ujar Direktur olahraga Al Nasser Marcelo Salazar pada FlashScore.

“Ronaldo pemain terbaik dalam sejarah, dia selalu menjadi contoh bagi semua atlet olahraga, karena ada keinginan menang di tiap pertandingan. Sebagai warga Portugis, saya selalu bersorak dan mendukungnya. Tetapi Ketika waktunya tepat, masa depan akan menampakan dirinya sendiri,” terang Marcelo Salazar.

Pos terkait