Teladani Ulama
Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam sambutannya sebelum meresmikan acara mengatakan Lomba Baca Kitab Kuning Fraksi PKS merupakan upaya PKS untuk melestarikan tradisi pesantren sekaligus literasi di kalangan generasi muda bangsa.
“PKS concern mendorong generasi muda meningkatkan literasi melalui baca kitab, bukan hanya kitab kuning tapi juga kitab-kitab lain sehingga berkontribusi bagi kemajuan Indonesia”.
Fraksi PKS, lanjut Syaikhu, ingin mengajak generasi bangsa untuk mendalami ilmu agama melalui rujukan utama karya ulama ahlus sunnah yang muktabar sekaligus meneladani keikhlasan, ke-tawadhu-an, dan pengorbanan para ulama bagi bangsa Indonesia.
“Untuk itu kita selalu diingatkan, selain jangan sekali-kali melupakan sejarah atau “jas merah”, kita juga harus ingat selalu “jas hijau” atau jangan lupakan peran dan kontribusi ulama,” tandasnya.
Jaga Nasionalisme Relijius
Sementara itu, Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri memberikan arahan secara virtual sekaligus menutup acara seraya mengucapkan selamat kepada seluruh finalis khususnya para pemenang. Menteri Sosial RI 2009-2014 juga ini mengapresiasi konsistensi Fraksi PKS dalam menyelenggarakan lomba hingga edisi ke enam.
“Selamat kepada para pemenang. Barakallah fiikum. Semoga pencapaian ananda semua dapat memotivasi diri dan para santri di seluruh Indonesia untuk tampil menjadi cendekiawan muslim dan pemimpin bangsa Indonesia bahkan dunia di masa depan,” kata Dr. Salim.
Lomba ini, kata Dr. Salim, bagian dari upaya Partai Keadilan Sejahtera untuk mengokohkan nasionalisme Indonesia yang relijius. Sekaligus upaya untuk memajukan pesantren sebagai soko guru pendidikan nasional. “Kita berharap dari pesantren lahir pemimpin dan masyarakat yang cerdas berintegritas, beriman, bertakwa dan berakhlak mulia,” tandasnya.
Santri dan Pesantren dengan bimbingan para Ulama dan Masayikh memiliki kontribusi besar dalam sejarah perjuangan bangsa meraih kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan. 22 Oktober sendiri ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional bertepatan dengan momentum Resolusi Jihad Pendiri Nahdlatul Ulama Hadratus Syaikh Kiyai Hasyim Asyari, yang menggelorakan semangat rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Mata rantai sejarah ini harus terus kita ingatkan kepada bangsa Indonesia sehingga kita dapat menghormati dan memuliakan peran-peran kebangsaan ulama, santri dan pesantren dalam dimensi kekinian. Santri harus terus menjadi penjaga NKRI dan penggerak kemajuan bangsa,” ungkapnya.
Selanjutnya… Pemenang Lomba