Arah Baru Bisnis Pasca Wabah Corona

Kebutuhan dasar manusia, adalah berhubungan, berkomunikasi, berinteraksi, bergaul dan bermasyarakat dengan sesama manusia. Hal itu merupakan kodrat manusia sebagai makhluk sosial.

Dahulu kebutuhan sosial tersebut dipenuhi dengan berinteraksi langsung sesama manusia. Setelah wabah corona, pola interaksi, komunikasi dan sosialisasi sedikit terkoreksi. Koreksi terjadi pada dua hal:

Bacaan Lainnya

1. Tidak boleh ramai, kecuali dalam jarak minumum 1 meter dan menggunakan alat pengaman saluran pernapasan (masker atau yang lainnya)

2. Tidak boleh berdekatan dengan rapat, kecuali dengan alat pengaman dari penularan virus (APD, masker, atau lainnya)

Nah, bagaimana dari perspektif bisnis kita melihat fenomena baru tersebut? Di bawah ini, dapat kita uraikan sebagai berikut.

Dari dua yang tidak boleh di atas, kesimpulannya adalah:
1. Alat pengaman seperti masker akan melekat menjadi kebutuhan sandang, seperti halnya baju dan celana dalam.
2. Interaksi fisik antar manusia akan berkurang frekuensinya, kecuali sangat penting.
3. Interaksi fisik antar manusia diatur oleh protokol:
a. Jaga jarak fisik aman dari penularan.
b. Senantiasa mencuci tangan selepas berinteraksi.
c. Menghindari kerumunan dan keramaian.
d. Senantiasa menggunakan alat pelindung saluran pernapasan seperti masker, agar aman dari penularan.
4. Pekerjaan manusia akan banyak dilakukan dari rumah.

Secara bisnis, manusia akan membutuhkan:
1. Masker dan alat pengaman saluran pernapasan lainnya.
2. Alat komunikasi jarak jauh (telekomunikasi), seperti pulsa, smartphone, saluran internet, penyedia contents, aplikasi, dll.
3. Kelengkapan perangkat kerja di rumah.
4. Pasar Online dan Ekspedisi
5. Transaksi Online
6. Makanan penunjang kesehatan dan obat-obatan alami.

Gaya hidup manusia, sedikit akan mengalami koreksi. Gaya hidup bersih, sehat & simpel akan berkembang.

Gaya hidup bersih, sehat & simpel menuntut karakteristik bisnis yang serupa pula: bersih, sehat & simpel. Bisnis produk consumer good akan menyesuaikan irama dan kebutuhan dengan gaya hidup manusia secara global yang mengutamakan KEBERSIHAN, KESEHATAN & KESIMPELAN daripada tuntutan gaya hidup lama, yaitu boros, mewah, disfungsional, mengejar gengsi, dan nilai sia-sia lainnya

Sistem ekonomi kapitalisme yang bermaksud penumpukan kapital dan konsentrasi kepemilikan bisnis, juga akan terkoreksi dan berubah secara tak terelakkan menjadi penyebaran kapital, alat-alat produksi dan basis pasar.

Basis pasar akan lebih terdekonsentrasi, didorong oleh makin mudah dan terpangkasnya mata rantai yang panjang, koneksi antar produsen dan konsumen. Nanti polanya hanya produsen – reseller – user. Tidak seperti yang lama: produsen – grosir – agen – pengecer – user (konsumen akhir).

Demikian juga, produsen kecil makin mudah menemukan dan menghimpun konsumennya dengan adanya perangkat internet, telekomunikasi dan sistem komunikasi online lainnya.

Nah, sekarang dengan melihat cakrawala kecenderungan bisnis seperti di atas, apa yang Anda dan kita lakukan, untuk meraih keuntungan dari situasi baru tersebut? Sudahkah Anda dan kita menentukan dan memasarkan produk yang akan dijual sekarang dan nanti?

~ Syahrul Efendi Dasopang, The Indonesian Reform Institute

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *