Apakah Ganjar Masih Punya Peluang Diusung PDIP?

Ganjar Pranowo (ist)

Nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hingga detik ini terus menjadi perbincangan, dalam berbagai survei, Ganjar selalu masuk tiga besar bersaing ketat dengan Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.

Terlepas dari tinggi atau rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap hasil survei, namun paling tidak hasil survei mampu memberikan gambaran tentang dinamika persaingan figur menjelang pilpres 2024.

Bacaan Lainnya

Pada dasarnya semua Warga Negara Indonesia punya hak untuk memilih dan dipilih sebagai capres, baik yang terpotret di survei maupun yang tidak. Kembali ke Ganjar Pranowo, tantangan terbesar yang dihadapi Gubernur Jateng ini adalah belum adanya kepastian restu dari PDIP selaku partai yang menaungi Ganjar, berbeda dengan figur lain yang minimal sudah punya satu atau lebih partai pengusung. Suasana ini menyebabkan pencalonan Ganjar sebagai capres senantiasa dalam kondisi tarik ulur.

Di tengah masyarakat, banyak yang mempertanyakan, apakah Ganjar memiliki peluang maju lewat PDIP? Menjawab pertanyaan itu tidak bisa serta merta dengan kata iya atau tidak, perlu analisis rasional dari perspektif politik. Dalam dunia politik ada hukum umum yang berlaku, hukum itu adalah hukum kemungkinan, dalam politik semua kemungkinan bisa terjadi, terlepas dari besar kecilnya kemungkinan tersebut. Hukum kemungkinan ini juga berlaku dalam kasus Ganjar.

Secara kasat mata, PDIP merupakan partai yang dikuasai oleh trah Soekarno, Megawati merupakan anak kandung Soekarno. Sampai saat ini kekuasaan Megawati di PDIP masih kuat, belum ada tanda-tanda goyah. Sebagai orang paling berkuasa di PDIP Megawati nampak masih bersikukuh mendorong Puan Maharani yang tak lain adalah putrinya sendiri untuk maju sebagai capres.

Usaha mendorong Puan sebagai capres dilakukan secara sistematis dengan melibatkan struktur partai. Hanya saja kendala yang dihadapi karena elektabilitas Puan Maharani susah terdongkrak walaupun sudah menggunakan berbagai macam cara.

Sementara pada saat yang sama PDIP sebagai partai penguasa tentu masih ingin mengulang kesuksesan yang sama di pemilu sebelumnya, tampil sebagai partai pemenang pemilu dan kandidat capresnya juga menang. Hal itu akan susah diwujudkan bila kandidat yang diusung PDIP memiliki tingkat keterpilihan yang rendah.

Menarik melihat sikap PDIP yang hingga saat ini belum mengumumkan capres usungannya saat partai lain ramai-ramai menyatakan capres usungannya. Belakangan ini dalam kesempatan tertentu, Megawati hanya menyebut bahwa capres yang akan diusung partai berlambang banteng ini adalah kader dari internal partai sendiri.

Apakah Megawati mulai realistis untuk mengusung capres yang tingkat keterpilihannya lebih tinggi? Bisa iya bisa juga tidak, namun paling tidak bagi pendukung Ganjar pernyataan itu akan dinilai sebagai angin segar bahwa Ganjar masih punya kans maju lewat PDIP, sudah menjadi rahasia umum pula bahwa di internal PDIP sendiri ada orang-orang tertentu yang berharap Ganjar diusung oleh PDIP.

Kini semuanya berpulang ke Ganjar dan timnya, sejauh mana mampu memanfaatkan peluang tersebut, walaupun peluangnya tidak besar, tapi minimal tidak tertutup.

Suasana politik menjelang pilpres sangat cair, semuanya masih bisa berubah sepanjang pasangan capres cawapres belum mendaftarkan diri ke KPU. Potensi lahirnya kejutan masih terbuka.

Oleh: Zaenal Abidin Riam, 
Pengamat Kebijakan Publik/Koordinator Presidium Demokrasiana Institute

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.