Selamat Pagi! Saya Tere umur 32 tahun tinggal di Surabaya. Mau tanya soal mengelola sumber daya manusia atau SDM yang ada di kantor saya.
Kebenaran saya usaha bergerak di bidang kesehatan. Semua orang tahu usaha di bidang kesehatan beromset besar di era Pandemi Covid-19 ini. Karena omsetnya bisa dioptimalkan sebaik mungkin per bulan.
Meski selama ini omset perusahaan saya bagus-bagus saja tapi setelah saya lihat penghasilan usaha kawan dekat saya, bergerak sama dengan saya. Omset per bulan perusahaan saya kalah bahkan sangat jauh.
Itu tadi. Anak buah saya tidak memiliki etos kerja yang baik. Padahal, semua sudah saya berikan, termasuk bonus dan fasilitas memadai.
Sampai-sampai saya sering marah-marah di kantor karena tidak sesuai keinginan saya. Meski kadang menyesal juga.
Kadang saya berpikir sebagai wanita, sepertinya saya lebih tangguh dari laki-laki yang saya pimpin ini. Harusnya laki-laki termotivasi kerja buat keluarga di rumah sebagai tulang punggung keluarga. Kok ini tidak. Biasanya kalau bapak-bapak motivasi mereka tinggi karena untuk penghasilan, biayai anak istri. Belum lagi untuk cari kerja susah sekali di era pandemi ini, malah banyak jadi menganggur. Kadang saya mau PHK-kan di antara mereka tapi saya kasian juga. Terus kapan kekeselan saya ini berakhir?
Ko sepertinya, seolah-olah saya kerja sendiri. Mereka kerja baik kalau ada saya, seolah baik, seolah doang tapi hasilnya tidak ada.
Pertanyaan saya adalah bagaimana agar mereka dapat bekerja seperti yang saya mau? Sesuai harapan saya.
Pertanyaan kedua, apa saya salah jika marah-marah dan membandingkan perusahaan saya kelola dengan perusahaan teman saya? Apa itu baik bagi kami di perusahaan atau bagaimana pak DR Suharsono?
Mohon solusinya Pak Doktor
Terimakasih banyak sudah dengar curhat, ibu-ibu ini…
Tere 081314*** (Surabaya)
Jawaban:
Bu Tere ini luar biasa! Wanita pengusaha tangguh. Semoga usaha bu Tere senaniasa berkembang maju sesuai keinginan Ibu Tere.
Pertama, saya ingin mengajak bu Tere untuk bersyukur. Sudah punya usaha, punya karyawan, punya omset bagus, cukup untuk menggaji karyawan bahkan berlebih. Kalau belum memenuhi harapan, itu hal biasa. Ibu tinggal memperbaiki beberapa hal yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Ada dua pertanyaan bu Tere.
Pertama, bagaimana agar karyawan bekerja seperti yang diharapkan ibu. Kedua, apakah salah membandingkan perusahaan ibu dengan perusahaan teman yang jauh lebih baik kinerjanya.
Untuk pertanyaan pertama, saya ingin memberi saran sebagai berikut:
1. Kinerja karyawan diukur dari seberapa baik karyawan melakukan pekerjaannya sesuai uraian tugas yang diberikan. Pekerjaan yang bukan tugasnya bukan menjadi tanggung jawabnya. Jadi pimpinan tidak dapat menilai pelaksanaan pekerjaan diluar tugas dan tanggung jawabnya.
Apakah bu Tere sudah memberikan uraian tugas yang jelas pada karyawan tersebut? Kalau sudah, ibu tinggal memanggilnya dan menyampaikan bahwa karyawan yang bersangkutan belum melakukan pekerjaannya sesuai tugas yang diberikan. Perlu peningkatan kinerja.
Kalau belum ada uraian tugas, sebaiknya segera dibuat uraian tugas yang jelas dan memberitahukan karyawan yang bersangkutan untuk melaksanakannya. Bu Tere dapat memantau perkembangan dari pelaksanaan tugasnya.
2. Karyawan yang berkinerja rendah perlu diberikan pelatihan untuk meningkatkan kecakapannya. Adakan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pekerjaannya. Semakin cakap karyawan akan semakin terampil bekerja. Dan akhirnya akan meningkatkan kinerja.
Pelatihan harus diadakan secara rutin. Pelatihan-pelatihan motivasi, team building, problem solving, bagus diberikan untuk membangun semangat kerja dan kerjasama. Pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan kapabilitas dalam melaksanakan tugas kerjanya.
Selalu berikan target dalam pekerjaan. Target akan membuat karyawan bekerja lebih fokus. Target individu karyawan mengacu pada target yang mau dicapai perusahaan. Semua karyawan, termasuk pimpinan, harus punya target kerja. Biasakan melakukan sesuatu untuk mencapai atau melampaui target. Penilaian kinerja berdasarkan pencapaian target.
Untuk pertanyaan kedua, saran saya:
1. Semua perusahaan punya target yang berbeda-beda. Kenapa perusahaan kenalan ibu mencapai omset jauh lebih banyak? Mungkin mereka memiliki target jauh lebih tinggi dari target perusahaan ibu. Kalau ibu ingin omset yang lebih tinggi, pasang saja target omset yang tinggi. Semua sumberdaya harus difokuskan untuk mencapai target tersebut.
2. Tidak ada yang salah membandingkan perusahaan ibu dengan perusahaan kenalan ibu. Tapi yang dibandingkan harus juga sebanding. Jangan membandingkan semut dengan gajah, pasti berbeda. Kalau ibu ingin membandingkan, cari sisi-sisi positif dari perusahaan kenalan ibu dan tiru serta implementasikan hal-hal positif tersebut di perusahaan ibu. Saya yakin perusahaan bu Tere akan cepat berkembang.
Semoga saran-saran diatas dapat menjawab pertanyaan bu Tere dan dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ibu hadapi.
Sukses selalu, bu Tere.
[ Kali ini DR Suharsono memberi kesematan buat Anda sekalian yang ingin curhat, ada personalan hidup yg susah diselesaikan terkait keluarga, karir, bisnis, keuangan dll.
Daftar pertanyaan bisa dihubungi Nomor what’s App 081364923457
Catatan: identitas bisa disembunyikan dan jawabannya dimuat di belarakyat.com
Terimakasih
Cc: DR SUHARSONO, MM, MPd]