Oleh: Munawir Kamaluddin, Dosen di UIN Alauddin
Bulan Agustus 2023 kali ini menjadi bulan yang sangat bersejarah bagi kita warga bangsa Indonesia karena telah memperingati hari jadi kemerdekaan bangsa kita yg ke-78. Terkhusus bagi sivitas akademika UIN Alauddin Makasar bulan Agustus ini menjadi teramat spesial. Mengapa spesial?, karena dibulan yang sama UIN Alauddin Makasar telah sukses mendapatkan Rektor baru dipriode keduanya.
Adalah Prof Hamdan Johannis, MA, PhD. kembali diberi amanah untuk mendermakan talenta yang beliau miliki untuk berkhidmat lebih banyak di universitas Islam Negeri terbesar di kawasan Indonesia Timur sekaligus universitas yang telah menghantarkan Prof Hamdan Johannes, Ph.D berhasil mendapatkan gelar kesarjanaannya yang pertama kalinya sebagai sarjana IAIN Aluddin Ujung Pandang kala itu. Dari sana kemudian Prof Hamdan memperoleh beasiswa untuk lanjut pada pendidikan masternya di Islamic Studies Universitas McGill Montreal, Quebec Canada dan Ph.D atau S3 South East Asian Studies Australian National University ANU Canberra. Sampai akhirnya dia menjadi seorang akademikus dan mendapat gelar Profesor pada usia kurang dari 40 tahun . Saat ini Prof Hamdan berhasil menjadi Rektor dua peiode berturut-turut.( 2019-2023 & 2023-2027)
Kita semua patut bersyukur, bahwa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makasar diusianya yang ke-58 tahun menurut kalender Miladiyah telah berhasil menunjukkan eksistensinya sebagai salahsatu universitas favorit ditanah air .Dalam konteks pendidikan Modern , sebuah universitas Islam Negeri , dalam usianya yang ke-58 tahun merupakan usia yang terbilang muda dibanding universitas- Univeritas lain.
Namun, mampu berakselerasi dengan tuntutan zaman, sehingga tidak mengherankan proses metomorphosis lahirnya universitas unggul dan menjadi icon atau barometer universitas Islam pradaban yang siap berkompetisi dengan universitas-universitas ternama ditanah air dapat diwujudkan sepanjang sinergitas menjadi bahagian yang tak terpisahkan dalam semau segmen pergerakan. Pesan Rasulullah dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari patut menjadi motivasi sekaligus inspirasi agar optimalisasi potensi kolektif menjadi kekuatan menuju keberhasilan:
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا”
“Orang mukmin (terhadap mukmin lainnya) bagaikan satu bangunan, satu sama lainnya saling kuat-menguatkan.”
Jika kita mencoba membandingkan , misalnya, dengan beberapa universitas maju di beberapa belahan dunia. Universitas Yale di Amerika Serikat (AS) telah berusia 312 tahun. Universitas Harvard di AS sudah beroperasi selama 386 tahun. Universitas Oxford di Inggris sudah mendidik mahasiswa sejak 922 tahun lalu. Universitas Bologna di Italia sebagai universitas tertua di Eropa sudah berumur 935 tahun, dan bahkan Universitas Al-Azhar di Mesir memberikan layanan pendidikan sejak 1.053 tahun lamanya
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah , Apakah ini berarti untuk menjadi sebuah universitas maju & bergengsi serta bertaraf internasional harus menunggu waktu? . Sehingga kesempatan berlalu tanpa upaya maksimal & gerakan optimalisasi padahal jalan itu ada ?, Sebelum menjawab lebih jauh , mari kita mencoba menengok fakta beberapa universitas maju lainnya ditempat lain. Sekaligus mengambil hikmah dari pesan moril imam Abu ‘Atahiyah Rahimahillah:
ترجو النجاة ولم تسلك مسالكها، إن السفينة لا تجرى على اليبس
“Engkau berharap keselamatan, namun tidak menempuh jalannya. Ketahuilah bahwa Perahu itu tidak berjalan di atas daratan (tempat yang kering)”
Sebutlah misalanya , Universitas Stanford di AS ‘baru’ berusia 137 tahun. London School of Economics and Political Science di Inggris sedikit lebih ‘muda’ dengan umur 128 tahun. Kini, National University of Singapore berumur 118 tahun. Australian National University belum juga terlalu tua, karena baru berusia 77 tahun. Universitas Monash di Australia didirikan pada 1958, alias baru beroperasi selama 65 tahun, dan bahkan Universitas Maastricht di Belanda baru melayani selama 47 tahun sejak masa didirikannya.
Realitas obyektif ini memberikan jawaban atas pertanyaan di atas, bahwa usia sebuah universitas memang bisa mengakumulasikan kemajuan, tetapi kemajuan bukan soal usia saja. Melainkan ada faktor lain yang dianggap sangat determinan dalam menghantarkan bobot sebuah universitas besar & maju itu. faktor kerja-kerja strategis , kerja-kerja kolektif serta gerakan inovatif dari semua komponen potensial yang ada dan juga saling bersinergi satu sama lain dalam berkontribusi untuk memajukan Universitas.
Allah SWT. Dalam AL-qur’an telah menuntun kita agar memaksimalkan semua potensi yang telah dikaruniakan sebagai sebuah upaya untuk melakukan perubahan secara berkelanjutan.
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS.Ar- Ra’ad: 11).
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam sebuah kesuksesan suatu pekerjaan adakah prinsip musyawarah harus selalu dibudayakan sebagai sebuah uoaya menyamakan persepsi sekaligus upaya koreksi jika ada hal yang dipandang meleset atau keluar jalur sehingga kebulatan keinginan atas dasar kekompakan dan soliditas akan menentukan arah sebuah usaha . Dari sanalah kemudian agama mengarahkan untuk berserah diri kepada Allah SWT. Sebagai sikap terakhir dalam semua aktivitas :
وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
“…dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” ( QS.Ali Imran :159)
Dalam sebuah siklus pendidikan yang maju dan modern Paling tidak terdapat dua aspek penting yang bisa membantu & mengarahkan. Aspek pertama terkait dengan kerja kolektif. Bahwa tidak mungkin sebuah universitas menjadi maju tanpa kontribusi dan andil semua pihak. Maka oleh Karena itu , tak seorangpun berhak mengklaim setiap pencapaian yang baik & spektakuler sebagai kerja individual melainkan sebuah kerja tim yang mengaksentuasikan pada gerakan kebersamaan dan eksekusi kolektif. Sehingga tidak ada kesen superioritas seseorang atas yang lainnya.
Jika aspek pertama terkait dengan pelaku atau aktor, maka aspek yang kedua yang tidak kalah pentingnya bahkan menjadi barometer keberhasilan adalah terkait dengan tindakan aktor ( aktion) , yang selalu berorientasi pada inovasi dan kreasi dalam bentuk kerja dan karya konkrit yang biasa disebut sebagai pembaruan.
Tradisi baik memang perlu terus dilestarikan dan dipertahankan sebagai warisan yang sangat berharga, namun hal itu bukan berarti menutup diri dan menjadi alasan untuk tidak membuka keran terhadap pemikiran ,pandangan dan inovasi baru, termasuk dari luar .Tentu, selama tidak berbenturan dengan prinsip -prinsip & nilai-nilai asasi yg sudah paten dari ajaran agama kita. Seperti dalam sebuah ungkapan bijak :
اَلْمُحَافَظَةُ عَلَى الْقَدِيْمِ الصَّالِحْ وَاْلاَخْذُ بِالْجَدِيْدِ اْلاَصْلَحِ
“ Mempertahankan nilai-nilai lama yang baik dan menginovasikan nilai-nilai baru yang lebih baik.”
Secara sederhana, untuk mengukur kualitas sebuah universitas bisa dilihat dalam beberapa indikator, atau minimal dapat dilihat dengan dua jenis produknya: pertama ,artefak akademik (sesuatu yang dapat memberikan bukti dan pengalaman) dan yang kedua, lulusan yang dihasilkan (output)
Adapun mengenai Artefak akademik bisa mewujud dalam beragam bentuk termasuk hasil penelitian, teknologi, publikasi, gagasan, dan lain-lain. Kualitasnya sangat tergantung banyak hal, termasuk pengakuan dari komunitas akademik global, tingkat relevansi dalam penyelesaian masalah kontemporer di lapangan, dan penghargaan dari pihak eksternal seperti dunia industri, pemerintah dan masyarakat luas.
Sementara Kualitas lulusan biasanya dilihat dari berbagai aspek , diantaranya keterserapannya di tengah-tengah masyarakat, tingkat penghargaan masyarakat atas kompetensinya, peran yang dimainkan, dan juga dampak dari kiprah yang telah ditunjukkan.
Kualitas kedua produk tersebut tentu tidak terlepas dari kualitas beragam proses internal ,termasuk pembelajaran dan penelitian serta iklim akademik yang terbangun. Suasana atau iklim akademik yang sehat untuk lahirnya artefak akademik dan lulusan berkualitas tidak lahir begitu saja. Peran para aktor yang terlibat, terutama dosen dan mahasiswa, menjadi sangat penting, tanpa menafikan peran tenaga kependidikan yang juga signifikan & menentukan sekali.
Semua kemajuan yang ada, tidak berangkat dari angka nol. Disana ada kontribusi dan andil pelaku atau aktor lampau yang harus selalu dihargai dan diingat . Karena itu saat ini, dengan beragam kemajuan sudah dicapai dan ditorehkan oleh UIN Alauddin Makasar . Sekecil apapun kontribusi mereka ia menjadi bahagian yang tidak terpisahkan dalam sebuah keberhasilan besar . Jika masing-masing kontribusi positif mereka disatukan lalu kemudian dikombinasikan dengan potensi sumber daya anggota secara maksimal maka akan menjadi arus besar yang bisa menghantarkan keberhasilan yang maha dahsyat kedepan. Pesan AL-qur’an patut menjadi pedoman akan semua pergerakan yang dikakukan harus selalu memberikan compliment sekaligus apresiasi terhadap jasa peranan para pendahulu QS. AL-Baqarah: 237:
وَلَا تَنسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“ Dan janganlah sekali-kali kalian melupakan jasa dan kebaikan orang lain diantara kalian. Karena sesungguhnya Allah Maha Melihat apa tang kamu kerjakan.”
Hal yg tak boleh di abaikan dan harus jujur diakui ditengah banyaknya prestasi yang telah sicapai selama ini dan tanpa mengurangi rasa syukur dan terimaksih kita kepada semua pihak yang berkontribusi untuk kemajuan dan akselerasi UIN Alauddin Makasar menjadi universitas unggul & bergengsi, kemajuan yang terjadi belum dalam kecepatan yang optimal dan hasil yang maksimal, sehingga perlu menghadirkan sejumlah planing dan langkah strategis dengan menghadirkan
sinergitas dan pemberdayaan semua potensi yang ada berjalan secara simultan. Termasuk apresiasi terhadap semua pihak yang ikut andil dalam memajukan UIN alauddin selama ini, maka akselerasi menghantarkan UIN alauddin makasar sebagai pusat peradaban & icon perubahan akan mudah terealisasi.
MAJU BERSAMA UIN ALAUDDIN MAKASAR ????????
AL- fakir Munawir Kamaluddin