Masyarakat Tanpa Perwakilan di DPRD Muna Barat, Aspirasi Seperti Suara Angin

Oleh : Alkindi, Mahasiswa Magister Ilmu Politik Universitas Nasional 

Memontum politik kian hari kian dekat, bara api untuk memanggang daging yang segar mulai di persiapkan. Suara rakyat akan menjadi santapan empuk untuk dihidangkan di meja kontestasi. Mungkin mejanya sederhana menggunakan senyuman-senyuman tipis, janji-janji manis, dan perilaku yang ramah dari pengejar kepentingan 2024.

Bacaan Lainnya

Seperti inilah para kandidat akan mempersiapkan dirinya dalam kontestan politik nanti. Suara rakyat dikejar untuk dihidangkan dan akan dijadikan santapan segar bagi mereka.

Pada umumnya kita mengetahui fungsi DPRD adalah sebagai Legislasi berkaitan dengan pembentukan peraturan daerah
Anggaran, kewenangan dalam hal anggaran daerah (APBD), pengawasan kewenangan yang mengontrol pelaksanaan Perda dan peraturan lainnya serta kebijakan pemerintah daerah.

Jika merefleksi kembali untuk mempertanyakan eksistensi DPRD sebagai salah satu lembaga Trias Politica, sungguh kita tidak menemukan fungsi yang di atas itu berjalan sesuai harapan masyarakat.

Faktanya ketika bicara tentang masalah-masalah di daerah, oknum-oknum wakil rakyat selalu bungkam, bungkam, dan terus bungkam.

Beberapa hal yang perlu kita telaah dalam segi pemanfaatan fungsi DPRD dalam pembangunan daerah Muna Barat, dari 2017 mereka terpilih sebagai wakil rakyat sampai sekarang masalah-masalah pembangunan luput dari pengamatan mereka.

Seperti hal nya pembangunan Tugu di Kabupaten Muna Barat yang tidak memiliki sama sekali asas manfaat untuk daerah yang dibuktikan dengan pembiaran tugu yang telah dibangun seakan menjadi monumen tua peninggalan kolonial.

Pembangunan Halte Bus di setiap titik Kecamatan tidak berguna lagi, seakan anggaran hanya dikelola begitu saja tanpa melihat asas manfaat yang ada.

Pembangunan jalan yang yang memiliki kualitas buruk yang menjadi momok masyarakat Muna Barat hari ini juga luput dari pandangan mereka sebagai wakil rakyat. Seharusnya hal-hal yang krusial harus lahir dari suara mereka.

Pengadaan lampu jalan pun dilingkar Kabupaten Muna Barat yang dibiarkan begitu saja tanpa perhatian oleh DPRD sebagai fungsi pengawasan atas pembangunan yang dilakukan oleh eksekutif ibarat tanaman yang tak dipagari, membiarkan binatang buas menghabiskan tanaman itu.

Hal tersebut perlu diwaspadai berharap kedepannya tidak ada lagi pembangunan Tugu-Tugu tambahan di Muna Barat seperti Tugu Ayam, Tugu Sapi yang dibangun hanya menghabiskan anggaran tanpa asas manfaat dan jangan sampai ada pembangunan “Tugu Tikus” nantinya.

Wakil rakyat kedepannya harus pandai melihat program yang diajukan oleh eksekutif, agar pembangunan-pembangunan yang tidak bermanfaat tidak terulang kembali dikepemimpinan selanjutnya di Muna Barat.

Kita berharap bahwa di momentum 2024 di bulan Februari nanti, menjadi ajang untuk mengevaluasi mereka yang sudah memimpin dan menyeleksi pendatang baru siapa yang layak untuk menggantikan yang tidak layak.

Pertanyaan yang sederhana muncul, dimanakah suara perwakilan rakyat berada? Apakah kita akan membiarkan hal yang buruk terulang kembali di perputaran 5 tahun kedepannya?

Pertanyaan itu kita perlu refleksi kembali dalam pikiran kita tentang realitas yang terjadi terhadap fungsi perwakilan kita di parlemen yang kita berikan kedaulatan untuk menjadi representasi rakyat Muna Barat khususnya.

Tentu momentum Demokrasi dalam arti pesta demokrasi sebentar lagi akan digelar. Kini masyarakat harus cerdas memberikan dukungannya kepada mereka yang akan menjadi Wakil rakyat di 5 tahun yang akan datang.

Hadirnya sistem demokrasi tentu untuk menghalangi kepemimpinan yang absolut dan mengevaluasi mereka yang sudah memimpin. Demokrasi juga kita artikan dengan pemindahan kewenangan kekuasaan dari yang satu menuju ke yang lain, yang absolut dalam demokrasi itu sendiri adalah kedaulatan berada di tangan rakyat.

Maka dengan penilai antara predikat keberhasilan dan kegagalan perlu kita berikan kepada mereka yang sudah memimpin, sebagai bagian dari pertimbangan untuk melengserkan mereka yang hanya memanfaatkan suara rakyat untuk menjadi pijakan mereka duduk di kursi yang empuk. Dan melengserkan mereka yang ketika duduk seakan-akan amnesia melupakan tanggung jawab mereka, sekaligus mempertahankan mereka yang selalu berpihak kepada kepentingan rakyat Muna Barat.

Menjadi pemilih cerdas yang rasional adalah jalan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Muna Barat. Maka mari cerdas memilih wakil-wakil kita di parlemen nanti nya, dengan satu arah gerakan cerdas memilih.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *