Balikpapan – Dalam rangka memperkuat karakter kebangsaan serta membangun kesadaran kolektif masyarakat terhadap nilai-nilai fundamental bangsa Indonesia, Anggota Fraksi Partai Golkar MPR RI dari Daerah Pemilihan Kalimantan Timur Hj. Sarifah Suraidah Harum menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI di Rumah Aspirasi, Kampung Baru, Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Sabtu (6/9/25).
Dalam paparannya, Hj. Sarifah Suraidah menegaskan bahwa keempat pilar kebangsaan yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan pandangan hidup dalam berbangsa dan bernegara sebagai warga negara Indonesia yang harus dipahami secara substantif dan komprehensif, bukan sekadar jargon politik.
“Menjadi penting, bagi setiap warga negara Indonesia bisa memahami ke-empat pilar ini sebagai pondasi dasar dalam berbangsa dan bernegara. Jangan sampai pilar-pilar tersebut hanya sebatas jargon, maka pondasinya tidak akan kuat. Namun jika kita bisa menghayati dan menjalankan kaidah-kaidah empat pilar tersebut, maka itu akan menjadikan kita kuat dan utuh sebagai bangsa NKRI,” jelasnya di hadapan peserta Sosialisasi yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat seperti tokoh agama, karang taruna, kader-kader Posyandu serta ibu-ibu majelis taklim Balikpapan Barat.
Bunda Harum, demikian sapaan akrab Hj Sarifah Suraidah, juga mengingatkan kepada peserta sosialiasi pentingnya peran keluarga dalam upaya membentengi akhlak dan iman anak-anak dari pengaruh buruk informasi digital yang beredar secara luas. Ia mencontohkan, adanya pengaruh negatif dari game-game online atau tayangan-tayangan kekerasan yang banyak digemari anak-anak saat ini.
“Bahaya mengancam di depan mata. Anak-anak kita harus dibekali dengan pondasi mental, akhlak dan iman yang kuat dari pengaruh buruk di era digital saat ini. Karena itu peran orang tua sangat penting agar anak-anak kita tidak kebablasan,” beber H. Sarifah Suraidah yang juga Ketua Pembina Bunda PAUD se-Provinsi Kalimantan Timur ini.
Ia mengaku prihatin banyak kasus yang melibatkan anak-anak akhir-akhir ini dengan perilaku yang buruk akibat pengaruh dari maraknya game online yang menjurus ke aksi kekerasan. Bahkan, kata Bunda Harum, banyak kasus pelecehan seksual terjadi kepada anak-anak di bawah umur.
“Ini sangat disayangkan banyak terjadi. Anak-anak menjadi korban bullying, korban kekerasan, bahkan sampai ada kasus pelecehan seksual sebagai akibat buruk tayangan-tayangan kekerasan di media online dan juga game online. Peran orang tua dibutuhkan, segera awasi anak-anak dari pengaruh digital. Batasi anak-anak untuk berinteraksi melalui perangkat online,” pungkas Bunda Harum.