JAKARTA – Sekjen DPP Pemuda LIRA Habibie Mahabbah mendesak Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito bersikap adil pada Pemuda Indonesia. Habibie tak ingin Menpora hanya mengurus olahraga namun tak mengurus Pemuda.
“Di bidang olahraga, Pak Menteri Dito sudah banyak hal-hal yang dilakukan tapi di bidang kepemudaan Pak Menteri tak pernah terdengar mengeluarkan kebijakan soal kemajuan Pemuda Indonesia khususnya yang berhimpun di KNPI,” kata Habibie pada wartawan, Jakarta, Ahad (28/7/2024).
Habibie menceritakan, di momentum lahirnya Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) 23 Juli 2024 yang ke-51 Tahun. Sejumlah oknum bersama seorang mengaku sebagai Ketua Umum KNPI, dengan mudah dan seenaknya mengumpulkan massa lalu menggunakan atribut berlambang KNPI.
“Yang jadi soal, sampai terjadi kekisruhan kecil di depan Gedung DPP KNPI Jl Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan, yang berujung diantara mereka saling melapor diri ke polisi mengaku sebagai korban,” terang Habibie.
“Ini kan jadi masalah kemudian jika pemerintah khususnya pak Menteri tak pernah turun tangan menyelesaikan persoalan Pemuda. Padahal, maju berkembangnya suatu negara tergantung bagaimana tata kelola pemerintahan mengembangkan potensi Pemuda. Di Indonesia hal ini kurang yang kami rasakan,” kata Habibie.
Mantan Wakil Sekjen DPP KNPI ini menilai, peristiwa saling melapor di atas bisa jadi akan semakin melebar jika tak segera diselesaikan. Bagi Habibie, pemerintah perlu turun tangan selesaikan persoalan Pemuda Indonesia.
“Dan bukan tak mungkin bisa menelan korban, untuk itu saya mendesak kepada Menpora Bung Dito Ario Tedjo setidaknya memberikan perhatiannya kepada Pemuda. Sebab, persoalan Pemuda mayoritas ada di KNPI. Sementara kepengurusan ganda KNPI sudah berlangsung lama. Saya masih pengurus KNPI DKI Jakarta, sekarang saya sudah tak berKNPI lagi. Itu artinya, persoalan kepengurusan ganda terus berlarut-larut tanpa ada upaya menyelesaikannya. Kasian anak muda kita,” jelasnya.
Mantan Bendahara Umum PB HMI ini menjelaskan, pemerintah perlu program atau strategi khusus menyelesaikan persoalan tersebut. Terutama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tak hanya mengurus Olahraga saja.
“Posisi Kemenpora di sini perlu diingatkan bahwa tak hanya mengurus olahraga toh. Kemenpora sebagai lembaga resmi negara yang nomenklaturnya Pemuda dan Olahraga memiliki segudang otoritas dan “sumber daya” sangat luas, jangan hanya menghabiskan waktu, konsentrasi dan biaya untuk olahraga saja,” papar Habibie.
Habibie mengingatkan Menpora Dito tak abai dan pura-pura tidak tahu atas kondisi KNPI hari ini yang jauh dari kata ideal. Apalagi, tambah, Dito masih tergolong anak muda yang pernah memimpin AMPI.
“Pak Menteri ini perlu sadar. Dan pemerintah harus hadir bersama Pemuda untuk mendiskusikan dan merancang jalan keluar serta mencarikan solusi terbaik dari persoalan yang dihadapi akhir-akhir ini,” terangnya.
Habibie menceritakan kembali kepengurusan KNPI pecah. Semua berawal dariĀ perselisihan di organisasi KNPI yang digelar di Papua 2015.
Ia mengisahkan, kala itu Muhammad Rifai Darus (MRD) terpilih sebagai ketua umum DPP KNPI. Namun, dan rentang waktu 1 bulan dibuat lagi kongres tandingan yang disebut luar biasa di Jakarta yang menghasilkan lagi ketua umum Fahd A Rafiq.
Dari dualisme itu, lanjutnya, tak permah kelar hingga kini termasuk Kongres Bogor 2018 dan kongres Jakarta 2022.
“Saya sangat paham bahwa setiap kita memiliki kebebasan berserikat dan berorganisasi yang dilindungi konstitusi, tetapi meng-claim Ketua Umum KNPI ada undang-undang dan aturan mainnya berdasarkan AD ART organisasi. Ini yang tak dipahami kawan-kawan yang mengaku Ketua Umum DPP KNPI,” ungkap Habibie.
Untuk itu, TA DPR RI ini berharap besar pada Menpora Dito mampu menyelesaikan persoalan Pemuda. Habibie sangat yakin, Menpora Dito mampu melakukan itu.
“Saya yakin Pak Menpora bisa menyelesaikan semuanya. Apalagi dinda Dito yang punya pengalaman besar dan sedang menjabat sebagai Menpora adalah Politisi muda Partai Golkar dan mantan Ketua Umum Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI). Beliau memiliki sebuah kecerdasan dan keberanian untuk mengambil sikap, memanggil pihak-pihak terkait atau para pimpinan OKP nasional guna merumuskan solusi terjitu bagi pemuda dan tentunya tempat berhimpun yang bernama KNPI,” sebut Habibie yakin.