JAKARTA – Sebagai organisasi profesi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (SARBUMUSI) didirikan pada tanggal 19 Shafar 1375 H yang bertepatan tanggal 27 September 1955, di pabrik Gula Tulangan Sidoarjo Jawa Timur tak aneh jika kiprahnya sudah diakui dunia.
Mengingat tahun 1973 masa orde baru SARBUMUSI sebagai organisasi serikat buruh jumlah anggotanya mencapai 2,5 juta (Jurnal Sarbumusi). Dan periode orde baru itu, SARBUMUSI dilebur kedalam Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI) sehingga secara de jure dan defacto SARBUMUSI tidak di perbolehkan melakukan kegiatan yang meyangkut persoalan perburuhan ataupun kaderisasi di Indonesia.
Masa tidur panjang SARBUMUSI itu berakhir di era Reformasi tahun 1998. Di era Reformasi pemerintah Indonesia melakukan ratifikasi atas Konvensi ILO Nomor 87 terkait kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi, SARBUMUSI kembali terbangun menproklamirkan diri deklarasi kebangkitan kembali SARBUMUSI NU ini.
“Pasca Reformasi itu SARBUMUSI terus melakukan konsolidasi di internal organisasi dan hasilnya sudah terbentuk kepengurusan di Indonesia. Tinggal di luar negeri terus dilakukan konsolidasi organisasi negara sahabat,” kata Presiden SARBUMUSI Syaiful Bahri Anshori pada Lintas Parlemen, Senin (28/12/2020).
Terkait SARBUMUSI diluar negeri, Syaiful mengungkapkan, sudah banyak negara telah terbentuk kepengurusan. Hingga kini terus dilakukan upaya penguatan di tingkat organisasi di masing-masing negara.
“Jepang sedang konsolidasi dengan PCINU-nya Bapak Anwar,” ungkap Syaiful mantan Ketum PMII ini.
“DPLN yang masih Aktif SARBUMUSI dan GARDA BMI seperti Jeddah, Riyadh, Kuwait, Mesir, Taiwan, Brunei Darussalam dan sejumlah negara dalam proses konsolidasi,” terang Syaiful yang juga Anggota DPR dari Fraksi PKB ini.
Sebagai informasi, seperti dikuti dalam visi misinya, SARBUMUSI punya tujuan mulia mulia. SARBUMUSI ingin meningkatkan taraf hidup, perlindungan dan kesejahteraan kaum buruh serta keluarga para anggotanya. Itu untuk mewujudkan martabat kehidupan kemanusiaan yang layak, damai, adil, sejahtera lahir batin yang diridhoi oleh Allah Subhanahu Wata’ala.
“Peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Waa’tala di lingkungan kaum buruh untuk membentuk watak akhlakul karimah,” kutip dari visi misi SARBUMUSI.
“Terwujudnya suasana kehidupan hubungan industrial yang sejuk, serasi, harmonis dan demokratis.” (HMS)