Puisi Ahmad Dayan Lubis: Dalam Hening Aku Membaca

Sahabatku,

Kemarin aku lewat di atas bebatuan nasib
Menginjak lumpur debu peradaban
Aku bertemu seorang perempuan,
Ditemani dua anaknya yang dekil
Satu anak lelaki enam tahunan,
Dengan adik perempuannya tiga tahunan

Bacaan Lainnya

Aku tatap perempuan itu
Lelah,
Dengan seribu duka menjuntai di matanya
Perempuan itu melangkah, ia bergegas dari tempatnya, berjalan dengan hati penuh luka
Anaknya yang lelaki,
duduk berjarak lima meter dari tempat ibunya, berucap lirih kepada adiknya
Sabarlah Dek, sebentar lagi Ibu kembali dan membawa nasi
Minumlah air ini, tadi abang jemput di sisi mobil Bapak berdasi

Adiknya menoleh kepada abangnya,
Ya Bang,
tapi aku lapar
Sabar adikku, sebentar lagi Ibu akan datang membawa nasi

Perempuan terluka,
ibu dari dua anak itu, mengendap-endap diliput takut bercampur nekat

Ia mendekati tumpukan sampah
Acara tabligh akbar barulah usai
Ramai yang hadir, ada yang berdasi, bertopi haji, ibu-ibu wangi bergelang emas turut partisipasi

Tema acara pun
Sarat maknawi:
“Menyantuni Orang Tak Mampu Sepenuh Hati”

Ditata rapi megahnya panggung
Dai kondang turut diundang
Jeep Rubicon
Pak Bupati datang
Menjemput dari lapangan terbang
Bak lumrah dan layaknya orang terpandang

Para tetamu disalami satu-persatu,
Diberi amplop dan sekotak nasi
Oleh Bupati

Perempuan itu semakin mendekat
Tumpukan sampah tujuan akurat
Satu kotak sisa dibuka,
berisi nasi tak utuh lagi

Tak disangka tanpa diduga
Terdengar tiba-tiba,
“Hei, hei, cabut
Pergi dari sini” Seorang lelaki berseragam coklat,
datang menghardik juga memaki

Perempuan itu amat terkejut
Ia lari tunggang- langgang
lapar, takut, malu, terhina
Bergelut menggelayut menguasai jiwa

Angan pun menerawang,
Terbayang dua anaknya,
Menanti penuh asa,
Sekotak nasi harapan jiwa

Sabarlah Dek, sebentar lagi
Ibu bawa nasi
Minumlah air yang abang jemput tadi
Dari sisi mobil Bapak berdasi

Perempuan itu tiba
Tiga bekas nasi kotak digenggam
Gembira tak terkira
Anaknya yang perempuan tersenyum lepas
Tanda bahagia

Aku terkesiap Terbangun di atas batu peradaban
Membacakan Pancasila dengan lantang
Tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Medan, 27 februari 2023,

Ahmad Dayan Lubis

Pos terkait