Nilai Sumpah Pemuda harus Terus Dipegang oleh Generasi Muda

Oleh: Habib Aboe Bakar Alhabsyi (A-454), Ketua DPP PKS/ Bendahara Fraksi PKS DPR RI

Selamat Hari Sumpah Pemuda ke 91, ini adalah peringatan yang merefleksi kesadaran kaum muda Indonesia akan nilai persatuan dan kebangsaan.

Nilai-nilai dalam sumpah pemuda harus terus dipegang teguh oleh para generasi muda, karena dengan bersatu kita akan bisa maju.

Harapan kita para generasi muda bisa menjawab tantangan sesuai dengan perkembangan zaman. karena tantangan pemuda Indonesia menghadapi era revolusi industri 4.0 tidaklah mudah.

Oleh karenanya, hal ini harus benar-benar dipersiapkan sejak dini, sehingga para pemuda kita akan mampu bertahan di persaingan global.

Tantangan pertama, para pemuda harus siap dengan era disrupsi, dimana segela sesuatu sudah diatur dengan bantuan sistem otomasi, kecerdasan buatan, maupun konsep internet of things.

Diperkirakan akan ada lima juta pekerjaan yang hilang akibat munculnya inovasi di bidang teknologi. Oleh karena itu, jangan heran jika dalam waktu dekat, saingan terdekat dari para pemuda itu bukan lagi tenaga kerja lulusan universitas ternama, melainkan keberadaan teknologi terapan termutakhir.

Tantangan kedua, adalah bonus demografi yang akan dialami oleh Indonesia mulai tahun 2020. Dimana ditandai dengan jumlah penduduk usia produktif di rentang 15-64 tahun yang lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia non produktif.

Artinya, para pemuda ini akan mengalami persaingan yang cukup ketat di dalam negeri. Karena banyak usia produktif yang akan menjadi pesaing mereka sejak tahun depan.

Tantangan keempat, banyaknya generasi muda yang senantiasa penuh dengan ide-ide segar. Ini artinya, sesama para pemuda akan adu gagasan dalam pengembangan bisnis. Oleh karenanya, kita harus selalu mendorong munculnya berbagai ide kreatif dan berinovasi, agar gagasan segar dapat senantiasa lahir dan bertumbuh.

Hadirnya berbagai tantangan tersebut, para pemuda harus ingat dan berpegang teguh pada falsafah kita yaitu pancasila. Utamanya sila pertama, tentang Ketuhanan Yang Maha Esa.

Apapun yang terjadi, seberat apapun tantangan yang ada, kita harus menyandarkan seluruh usaha yang dilakukan dalam kerangka keimanan.

Hal ini diperlukan untuk mereduksi tingkat stress ataupun munculnya sikap prustasi. Sehingga daya tahan mereka akan tetap baik meskipun dalam persaingan yang sangat keras.

Jakarta, 28 Oktober 2019

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *