Merefleksi Hari Lahir Pancasila: Fondasi Berkarakter untuk Indonesia Emas 2045

Oleh: Munawir K, Dosen UIN Alauddin Makassar

Pada tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila, dasar negara yang menjadi penuntun dan pedoman hidup kita semua. Di tahun 2024 ini, semoga Pancasila tidak hanya menjadi simbol, filsafat, dan ideologi semata, tetapi bisa menjadi rem dan dasar pribadi dari diri kita masing-masing. Pancasila harus menjadi nafas dan jiwa dalam setiap langkah kita, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat dan bangsa.

Bacaan Lainnya

Pancasila Sebagai Simbol, Filsafat, dan Ideologi

Pancasila adalah fondasi dari segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Sebagai simbol, Pancasila mengikat seluruh warga negara dalam satu identitas yang sama. Sebagai filsafat, Pancasila memberikan pandangan hidup yang holistik, mencakup aspek-aspek spiritual, sosial, dan kemanusiaan. Sebagai ideologi, Pancasila menjadi landasan bagi seluruh kebijakan dan aturan yang diterapkan di negara ini.

Namun, penting bagi kita untuk tidak hanya melihat Pancasila sebagai konsep abstrak. Kita harus menginternalisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai Pancasila harus tercermin dalam tindakan dan keputusan kita, baik di ranah pribadi maupun publik.

Menggali Nilai dan Karakter Pancasila

Nilai-nilai Pancasila sangat relevan dalam membentuk karakter dan integritas pribadi. Setiap sila dalam Pancasila memiliki pesan moral yang kuat dan dapat diterapkan dalam kehidupan kita:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa:
Mengingatkan kita untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual dan toleransi antar-umat beragama. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

“وَلَا تَجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ” (Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab melainkan dengan cara yang paling baik) (QS. Al-Ankabut: 46).

2.Kemanusiaan yang Adil dan Beradab:
Menegaskan pentingnya perlakuan yang adil dan beradab terhadap sesama manusia. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ” (Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak menzalimi dan tidak menyerahkannya kepada musuh) (HR. Bukhari dan Muslim).

3. Persatuan Indonesia:
Menggarisbawahi pentingnya persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا” (Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai) (QS. Ali Imran: 103).

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan:
Menekankan pentingnya demokrasi dan musyawarah dalam mengambil keputusan. Allah berfirman:

“وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ” (Dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka) (QS. Asy-Syura: 38).

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia:
Menyuarakan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ” (Setiap dari kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan ditanya tentang kepemimpinannya) (HR. Bukhari dan Muslim).

Dengan menjadikan nilai-nilai ini sebagai pedoman, kita dapat membentuk karakter yang kuat dan berintegritas, serta memupuk semangat untuk terus maju dan menjunjung tinggi semangat Pancasila yang penuh perjuangan.

Pancasila Sebagai Penuntun Menuju Indonesia Emas 2045

Dalam konteks pembangunan bangsa, Pancasila harus tetap menjadi bintang penuntun perjalanan bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Impian untuk menjadi bangsa yang maju, sejahtera, dan berkeadilan dapat tercapai jika kita konsisten mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek pembangunan.

1. Ekonomi yang Berkeadilan:
Membangun ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, di mana kesejahteraan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

“كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاءِ مِنْكُمْ” (Agar harta itu tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu) (QS. Al-Hasyr: 7).

2. Pendidikan yang Berkualitas:
Meningkatkan kualitas pendidikan untuk mencetak generasi penerus yang cerdas, berkarakter, dan berdaya saing global. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ” (Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim) (HR. Ibnu Majah).

3. Keberagaman dan Persatuan:
Memperkuat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman budaya, agama, dan suku bangsa, sebagai modal sosial yang kuat. Sahabat Ali bin Abi Thalib RA berkata:

“النَّاسُ صِنْفَانِ: إِمَّا أَخٌ لَكَ فِي الدِّينِ، أَوْ نَظِيرٌ لَكَ فِي الْخَلْقِ” (Manusia itu ada dua jenis: saudara seiman atau setara dalam kemanusiaan).

4.Kesejahteraan Sosial:
Menjamin kesejahteraan sosial yang merata, di mana setiap warga negara mendapatkan hak-haknya secara adil. Allah berfirman:

“إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ” (Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan) (QS. An-Nahl: 90).

5. Demokrasi yang Matang:
Memantapkan demokrasi yang sehat, di mana suara rakyat dihargai dan proses pengambilan keputusan dilakukan secara transparan dan akuntabel. Umar bin Khattab RA pernah berkata:

“لَا خَيْرَ فِي قَوْمٍ لَيْسُوا بِنَاصِحِينَ، وَلَا خَيْرَ فِي نَاصِحٍ لَا يُسْمَعُ” (Tidak ada kebaikan dalam suatu kaum yang tidak memberi nasihat, dan tidak ada kebaikan dalam pemberi nasihat yang tidak didengar).

Pancasila: Fondasi yang Kokoh untuk Masa Depan

Dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, kita harus selalu ingat bahwa Pancasila adalah fondasi yang kokoh. Dengan semangat kebangsaan yang patriotis dan nasionalis, mari kita bersama-sama menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

Pesan dari uraian tersebut diatas, sangat bermakna. Sehingga sangat sejalan dengan dalil -dalil Al-qur’an dan sunnah Nabi SAW. (selain yang telah dipaparkan diatas ) juga di perkuat dengan ayat-ayat Al-Qur’an lainnya . Diantaranya :

Ketuhanan Yang Maha Esa:
Menurut Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 256:

“لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ”

“Tidak ada paksaan dalam agama. Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat, yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab:
Dalam Surah Al-Ma’idah ayat 8:

“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِن يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَن تَعْدِلُوا ۚ وَإِن تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا”

“ Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Persatuan Indonesia:
Dalam Surah Al-Hujurat ayat 13:

“يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ”

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan:
Dalam Surah Ali Imran ayat 159:

“فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ”

“Karena kasih sayang dari Allah-lah kamu menjadi lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah memutuskan sesuatu, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal.”

Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia:

Dalam Al-Qur’an Surah An-Nisa ayat 135, Allah berfirman:

“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِن يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَن تَعْدِلُوا ۚ وَإِن تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا”

“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Pada ayat ini, Allah memerintahkan umat Islam untuk menegakkan keadilan dalam segala aspek kehidupan, tanpa memandang status sosial, ekonomi, atau kedudukan seseorang. Keadilan sosial harus ditegakkan untuk seluruh rakyat Indonesia, tanpa pandang bulu.

Dengan mengutamakan keadilan sosial, negara akan menjadi lebih sejahtera dan harmonis, di mana setiap individu memiliki hak yang sama dalam mendapatkan perlakuan yang adil dan layanan yang merata dari pemerintah. Dalam mewujudkan keadilan sosial, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dalam memperjuangkan hak-hak setiap warga negara, termasuk hak atas pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan keadilan dalam sistem hukum.

Melalui keadilan sosial, Pancasila dapat menjadi landasan yang kuat dalam membangun Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya.

Dalam perspektif filosofis, nilai-nilai Pancasila tidak hanya menjadi fondasi pembangunan material, tetapi juga membentuk inti dari identitas dan karakter bangsa Indonesia. Pancasila bukan sekadar seperangkat prinsip atau aturan, melainkan sebuah filosofi kehidupan yang mencerminkan nilai-nilai yang mendalam dan universal.

Ketuhanan Yang Maha Esa, misalnya, tidak hanya menegaskan keberadaan Tuhan sebagai pencipta alam semesta, tetapi juga mengajarkan tentang rasa hormat dan toleransi terhadap keberagaman agama. Ini mengingatkan kita bahwa meskipun kita memiliki keyakinan yang berbeda, kita tetap satu dalam keberagaman.

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mencerminkan penghargaan kita terhadap martabat manusia dan keadilan sosial. Ini tidak hanya tentang memberikan hak yang sama kepada setiap individu, tetapi juga tentang memberikan perlakuan yang adil dan hormat terhadap sesama, tanpa memandang latar belakang atau status sosial.

Persatuan Indonesia menegaskan pentingnya solidaritas dan gotong royong dalam menghadapi tantangan bersama. Ini adalah panggilan untuk membangun jembatan, bukan tembok, antara beragam budaya, agama, dan suku bangsa dalam semangat persatuan yang kuat.

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan merupakan pengakuan akan pentingnya partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan. Ini bukan sekadar tentang memberikan suara dalam pemilihan umum, tetapi juga tentang keterlibatan aktif dalam membangun kebijakan dan menyelesaikan masalah bersama.

Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah cermin dari komitmen untuk memastikan bahwa setiap warga negara memiliki akses yang sama terhadap kesempatan dan sumber daya. Ini bukan hanya tentang distribusi materi, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan bagi semua.

Dalam menghadapi tantangan menuju Indonesia Emas 2045, penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari menjadi semakin penting. Ini bukan hanya tentang pencapaian target ekonomi atau pembangunan infrastruktur, tetapi juga tentang memperkuat pondasi moral dan sosial bangsa. Melalui penerapan filosofi Pancasila, Indonesia dapat membangun masyarakat yang berkeadilan, sejahtera, dan berbudaya, yang tidak hanya kaya dalam hal materi, tetapi juga dalam hal nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan.

SEMOGA BERMANFAAT

Pos terkait