Kolaborasi Anak Muda, Generasi Penerus Bangsa yang Potensial

Irfan Maftuh: Pegiat Literasi

Kalau kau ingin belah dada kami, maka disitu ada darah merah, dan tulang putih, dan itu semua menandakan bahwa kami adalah merah putih. Jika kamu, mau survei tentang siapa kakek moyang kami. Maka kami, mengatakan dan akan menceritakan bahwa kakek moyang kami bagian dari melawan dari penjajah kolonialisme Belanda saat itu.

Bacaan Lainnya

Disini saya ingin sedikit bercerita tentang perjuangan-perjuangan kakek moyang kami di Desa Pagerungan Kecil, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur… Kakek moyang saya bernama Muhammad Keno adalah pejuang yang melawan Belanda, dalam sejarah yang diceritakan oleh orang-orang kampung saya, bahwa Muhammad Keno melawan Kolonialisme Belanda, sampai-sampai Muhammad Keno digempur oleh Belanda dan dijadikan peluru meriam Belanda saat itu. Namun dengan izin Allah beliau tidak mati, dan itu menjadi bumerang bagi penjajah Belanda saat itu, karena Muhammad Keno selalu melawan penjajahan di desa Pagerungan kecil, sehingga Belanda berunding dan mengultimatum kepada masyarakat Pagerungan Kecil. Jikalau Muhammad Keno tidak mau menyerah, dan mau menyerahkan diri untuk ditahan oleh Belanda, maka Belanda akan mengempur habis satu Desa Pagerungan Kecil. Sehingga para tokoh Desa Pagerungan Kecil saat itu berunding untuk membicarakan kemaslahatan masyarakat Desa tercinta kami Pagerungan Kecil untuk membujuk sang pahlawan tanpa tanda jasa (Muhammad Keno) untuk menyerahkan diri dan ditahan oleh Belanda, karena tokoh-tokoh Pagerungan Kecil lebih mementingkan keselamatan dan kemaslahatan masyarakat Pagerungan Kecil… Singkat cerita Muhammad Keno menyerahkan diri untuk ditahan dan ditangkap oleh penjajah Belanda dan dibawa, entah kemana, kami saja sebagai cucunya tidak pernah lagi mengetahui keberadaan kakek kami sang pejuang Muhammad Keno, dan tak pernah ada jejak beliau di Desa Pagerungan Kecil sampai saat ini.

Dengan sejarah dan cerita singkat ini, kami hanya ingin memberitahukan kepada Negera Kesatuan Republik Indonesia bahwa kami punya titisan darah pejuang dalam melawan pihak penjajah Belanda.

Walaupun banyak sekali pahlawan tanpa jasa di setiap pelosok-pelosok negeri yang tidak pernah dituliskan dalam sejarah Indonesia, tapi kami tatap optimis dalam melanjutkan perjuangan kakek moyang kami terdahulu.

Indonesia adalah kita, dan kita bagian tetesan darah sang pejuang. Saatnya Indonesia harus lebih maju ditangan-tangan anak muda yang potensial…

Terimakasih

Bogor, 04 Juni 2023

Pos terkait