Pada tahun 2005 MUI (Majelis Ulama Indonesia) dalam Musyawarah Nasional MUI VII telah mengeluarkan keputusan fatwa mengenai Pluralisme, Liberalisme dan Sekularisme Agama. Diantara ketentuan hukum dari fatwa tersebut isinya melarang umat Islam untuk mengikuti paham tersebut.
Islam pada dasarnya telah mensyariatkan masalah adanya kemajemukan kehidupan beragama (Pluralistik), namun apabila sudah mengarahkan kepada menyamaratakan ajaran-ajaran agama (Pluralisme) yang berkaitan dengan ketaatan Tauhid dan Akidah, adalah merupakan persoalan yang haram bahkan mengarah kepada kemurtadan.
Ironisnya semenjak era Jokowi berkuasa, kemunafikan umat, terutama golongan umat muslim semakin marak dan masifnya, baik secara individu, ketokohan hingga keorganisasiannya. Rezim saat ini, menerapkan sistem pemerintahan bernuansa Sekulerisme/Materialisme dan demi keberlangsungan Kapitalis Regional ataupun Global.
Dengan kekuatan pemaksaan hukum dan dukungan finansial, sangat nyata berusaha merapuhkan bahkan menghilangkan sendi kehidupan ajaran-ajaran agama khususnya Islam. Pada masa ini, demi ambisi rezim pemerintah bernuansa Sekuleristik/Materialistik, baik dengan pola justifikasi langsung konfrontasi (delegimitasi dengan stigmatisasi negatif) atau dengan cara pendekatan pengaruh ketokohan hingga aksi suap rakyat (bagi-bagi Sembako, BLT, Amplop) dengan tujuan agar rakyat bisa menerima moderasi Islam, sasaran utama masalah Pluralisme.
Dengan Pluralisme tersebut, umat muslim dipaksakan untuk menerimanya masalah penyamarataan ajaran-ajaran agama, termasuk masalah Tauhid dan Akidah.
*🖍Riwayat Kelahiran Nabi Isa As. *
Q. S. Surah Maryam
Nabi Isa hanyalah sosok manusia
قَالَ إِنَّمَآ أَنَا۟ رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَـٰمًا زَڪِيًّا
19.Ia (jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci”.
قَالَتۡ أَنَّىٰ يَكُونُ لِى غُلَـٰمٌ وَلَمۡ يَمۡسَسۡنِى بَشَرٌ وَلَمۡ أَكُ بَغِيًّا
20. Maryam berkata: “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!”
قَالَ كَذَٲلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَىَّ هَيِّنٌ ۖ وَلِنَجۡعَلَهُ ۥۤ ءَايَةً لِّلنَّاسِ وَرَحۡمَةً مِّنَّا ۚ وَكَانَ أَمۡرًا مَّقۡضِيًّا
21. Jibril berkata: “Demikianlah”. Tuhanmu berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan”.
۞ فَحَمَلَتۡهُ فَٱنتَبَذَتۡ بِهِۦ مَكَانًا قَصِيًّا
22. Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.
فَأَجَآءَهَا ٱلۡمَخَاضُ إِلَىٰ جِذۡعِ ٱلنَّخۡلَةِ قَالَتۡ يَـٰلَيۡتَنِى مِتُّ
قَبۡلَ هَـٰذَا وَڪُنتُ نَسۡيًا مَّنسِيًّا
23. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan”.
فَنَادَٮٰهَا مِن تَحۡتِہَآ أَلَّا تَحۡزَنِى قَدۡ جَعَلَ رَبُّكِ تَحۡتَكِ سَرِيًّا
24. Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.
وَهُزِّىٓ إِلَيۡكِ بِجِذۡعِ ٱلنَّخۡلَةِ تُسَـٰقِطۡ عَلَيۡكِ رُطَبًا جَنِيًّا
25. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,
فَكُلِى وَٱشۡرَبِى وَقَرِّى عَيۡنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ ٱلۡبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِىٓ إِنِّى نَذَرۡتُ لِلرَّحۡمَـٰنِ صَوۡمًا فَلَنۡ أُڪَلِّمَ ٱلۡيَوۡمَ إِنسِيًّا
26. maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”.
فَأَتَتۡ بِهِۦ قَوۡمَهَا تَحۡمِلُهُ ۥ ۖ قَالُواْ يَـٰمَرۡيَمُ لَقَدۡ جِئۡتِ شَيْئًا فَرِيًّا
27. Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.
يَـٰٓأُخۡتَ هَـٰرُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ ٱمۡرَأَ سَوۡءٍ وَمَا كَانَتۡ أُمُّكِ بَغِيًّا
28. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina”,
فَأَشَارَتۡ إِلَيۡهِ ۖ قَالُواْ كَيۡفَ نُكَلِّمُ مَن كَانَ فِى ٱلۡمَهۡدِ صَبِيًّا
29. aka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?”
Nabi Isa As.hanya utusan Allah SWT pembawa ajaran-ajaran dari risalah Kitabullah (Injil)
قَالَ إِنِّى عَبۡدُ ٱللَّهِ ءَاتَٮٰنِىَ ٱلۡكِتَـٰبَ وَجَعَلَنِى نَبِيًّا
30. Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi,
وَجَعَلَنِى مُبَارَكًا أَيۡنَ مَا ڪُنتُ وَأَوۡصَـٰنِى بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱلزَّڪَوٰةِ مَا دُمۡتُ حَيًّا
31. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan )Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;
وَبَرَّۢا بِوَٲلِدَتِى وَلَمۡ يَجۡعَلۡنِى جَبَّارًا شَقِيًّا
32. *dan berbakti kepada ibuku,” dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.
وَٱلسَّلَـٰمُ عَلَىَّ يَوۡمَ وُلِدتُّ وَيَوۡمَ أَمُوتُ وَيَوۡمَ أُبۡعَثُ حَيًّا
33. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.
ذَٲلِكَ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ ۚ قَوۡلَ ٱلۡحَقِّ ٱلَّذِى فِيهِ يَمۡتَرُونَ
34. Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.
Allah SWT tidak memiliki anak, Nabi Isa mewajibkan menyembah Nya
مَا كَانَ لِلَّهِ أَن يَتَّخِذَ مِن وَلَدٍ ۖ سُبۡحَـٰنَهُ ۥۤ ۚ إِذَا قَضَىٰٓ أَمۡرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ ۥ كُن فَيَكُونُ
35. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah ia.
وَإِنَّ ٱللَّهَ رَبِّى وَرَبُّكُمۡ فَٱعۡبُدُوهُ ۚ هَـٰذَا صِرَٲطٌ مُّسۡتَقِيمٌ
36. Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahIah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.
🖍 Kemurkaan dan kebencanaan bagi yang mengatakan Allah SWT mempunyai anak
وَقَا لُوْا اتَّخَذَ الرَّحْمٰنُ وَلَدًا ۗ
88. Dan mereka berkata, (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak.”
لَـقَدْ جِئْتُمْ شَيْـئًـا اِدًّا ۙ
89. Sungguh, kamu telah membawa sesuatu yang sangat mungkar.
تَكَا دُ السَّمٰوٰتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَـنْشَقُّ الْاَ رْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَا لُ هَدًّا ۙ
90. Hampir saja langit pecah, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, (karena ucapan itu),”
🖍Hanya golongan kafir bagi yang menyebutkan Nabi Isa Al Masih adalah Tuhan dan diharamkan surga baginya_
Q. S. Al Maidah
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَا لُوْۤا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۗ وَقَا لَ الْمَسِيْحُ يٰبَنِيْۤ اِسْرَآءِيْلَ اعْبُدُوا اللّٰهَ رَبِّيْ وَرَبَّكُمْ ۗ اِنَّهٗ مَنْ يُّشْرِكْ بِا للّٰهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ الْجَـنَّةَ وَمَأْوٰٮهُ النَّا رُ ۗ وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَا رٍ
72. “Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata : Sesungguhnya Allah itu dialah (Isa) Al Masih putra Maryam. Padahal Al-Masih (sendiri) berkata: “Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu.”
Sebagai pencerahan tauhid dan akidah bagi golongan muslim
(SKN)